Baixar aplicativo
89.47% Icewind Dale / Chapter 17: Destined Place

Capítulo 17: Destined Place

Perjalanan menuju Targos menurut Frad hanya sekitar 1 jam saja jika mengendarai kereta luncur yang dibawa oleh anjing.

Berkat kemurahan hati para penduduk kota Termalaine, kita bertiga diantar oleh tiga kereta luncur Yang dikendarai oleh anjing dan kita sudah melakukan perjalanan sekitar setengah jam.

Setengah jam melakukan perjalanan ini berjalan dengan aman, pandangan kami sangat terbatas karena butiran salju yang terbang kesana kemari, tapi meski begitu aku masih bisa merasakan keberadaan makhluk hidup dibalik butiran salju yang menutupi area sekitar itu.

Kami tergolong beruntung karena tidak menemukan kendala apapun sejauh ini.

Perjalanan selanjutnya adalah kota Targos dan jika teman Oaurus adalah orang yang bisa memandu kami ke tempat revel's end, mungkin kota Targos adalah kota persinggahan terakhir kami.

"Frad, seberapa jauh lagi kota Targos?" Kataku dengan nada yang cukup tinggi karena suara angin yang cukup kencang.

"Sekitar 20 menit lagi, tuan"

"Lalu, bagaimana dengan kotanya? Aku sama sekali tidak punya informasi apapun tentang kota itu"

"Targos yaa, Tidak banyak yang aku ketahui tentang kota itu, tapi yang jelas Targos adalah kota yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pelayan dan salah satu kota yang makmur"

Nelayan kah? Mungkin kota ini tidak punya banyak masalah seperti kota lain.

Setelah beberapa puluh menit tidak jauh dari samping kami terlihat sebuah dinding besar yang berdiri kokoh disana.

Sejak kapan dinding itu ada disana?

"Dinding apa ini?"

"Dinding penghalang kota Targos. Megah bukan?"

"Apa benar pekerjaan utama mereka adalah nelayan?"

"Kabarnya begitu"

Setelah beberapa menit kemudian terlihat sebuah pintu gerbang yang cukup besar. Meski masih tertutup oleh hujan salju tapi aku masih bisa melihat dua Ksatria yang sedang berjaga disana.

Kasihan sekali nasib Ksatria disini.

"Apa kita perlu membayar uang untuk masuk ke dalam kota itu?"

"Tidak perlu, selama kau memberikan alasan yang jelas untuk datang ke Targos... Lagipula kalian kan pahlawan yang terkenal"

"Aku bukan pahlawan"

Tidak.

Aku sama sekali bukan pahlawan... Aku tidak cocok dengan peran tersebut.

Bicara tentang pahlawan, kurasa hal yang membedakan antara pahlawan dan penjahat itu adalah tergantung dari sudut pandang mana yang akan diambil. Seperti kejadian di Termalaine sebelumnya. Mungkin dalam sudut pandang penduduk kota, kami adalah pahlawan, tapi bagaimana jika kita mengambil dari sudut pandang para Kobold? aku yakin pada awalnya para Kobold itu hanya ingin mencari tempat untuk tinggal.

bagaimanapun juga ini semua tentang sudut pandang.

"Kita sudah sampai, tuan"

Tepat di hadapanku terdapat gerbang besar yang dijaga oleh dua orang ksatria malang yang sedang berdiri sambil menatap tajam ke arah kami.

Kami bertiga turun dari kereta luncur tersebut dan berjalan menuju gerbang kota Targos.

Kurasa hal seperti ini harus aku yang menjelaskan.

"Biar aku yang menjelaskan" Kataku sambil mempercepat langkahku.

"Apa tujuan kalian?" Seru salah satu Ksatria setibanya aku datang menghampiri kedua Ksatria tersebut.

"Aku Zero Gabrand seorang pet-

"Apa kau pahlawan yang telah menyelamatkan kota Termalaine?" Wajahnya seketika terlihat bersemangat.

"Kurasa orang-orang memanggilnya begitu"

"Apa yang membuat kalian datang kesini?"

"Apa ada yang bisa kami bantu?"

"Aku ingin bertemu seseorang"

X--X

Pemukiman yang dikelilingi oleh tembok besar ini membuatku terasa lebih aman. Meski begitu tembok besar itu membuatku bertanya-tanya apakah ada ancaman yang sebegitu berbahaya-nya sampai memasang tembok kayu yang mengelilingi kota Targos ini.

Kami saat ini berjalan menuju ke pemukiman yang paling dekat dengan pelabuhan. Kurasa teman Oaurus akan tinggal disekitar sana.

para penduduk yang mengantar kami hanya mengantarkan kami di depan pintu gerbang utama karena mereka juga punya pekerjaan yang harus diselesaikan di Termalaine.

meski baru beberapa menit berjalan di kota ini, tapi aku yakin kalau kota ini memang makm-

"Woof! Woof!"

Suara tersebut terdengar tepat di belakangku.

Anjing?

Saat aku menoleh ke belakangku, aku melihat seekor anjing sedang berdiri di belakangku sambil menatap ke arahku.

Anjing ini terlihat begitu bersahabat.

Disaat Fiona dan Delta masih tetap berjalan maju, aku berjongkok dan mengelus anjing itu.

Srak! Srak! Srak!

Terdengar suara langkah kaki seseorang sedang berlari ke arahku.

"Ahh akhirnya aku menemukanmu!"

Eh?

Suara ini... Suara yang tidak mungkin aku lupakan bahkan meskipun aku mati dan dibangkitkan kembali, aku tidak akan mungkin melupakannya.

Jantungku tiba-tiba berdetak dengan kencang.

Apakah aku sedang berhalusinasi?

Seorang gadis berdiri di depanku. aku bisa mendengar suara gadis itu menghela nafas karena kelelahan.

"Terimakasih telah menjaga Kylos"

Tidak, aku tidak sedang berhalusinasi. Suara ini benar-benar keluar dari seorang gadis yang berada di depanku.

Aku perlahan mengangkat wajahku ke atas dan mencoba untuk melihat sosok gadis itu.

Mata kami saling bertatapan satu sama lain.

Elisa?

Layaknya rekaman yang diulang, entah kenapa aku tiba-tiba teringat akan memori di kehidupanku sebelumnya.

Hari dimana dia dan diriku menghabiskan waktu bersama.

"Ke-kenapa kau ada disini?"

Mataku entah kenapa terasa panas dan seketika pandanganku menjadi buram.

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Tu-tunggu, kenapa kau menangis?"Gadis itu kemudian berjongkok dan menatapku dari dekat " Apa kau baik-baik saja?"

"Kau tidak ingat aku!?"

"Apa kita pernah bertemu?"

Seketika Angin kencang menerpa dan membuat tudung mantel yang ia pakai terlepas dan rambut panjang berwarna silver itu terlihat kesana-kemari mengikuti angin.

Setelah melihatnya lebih jelas lagi gadis ini bukan Elisa, tapi meski begitu, mengesampingkan warns rambutnya yang berwarna silver, wajahnya terlihat begitu mirip dan entah kenapa aku bisa melihat sosok Elisa dalam dirinya dan yang lebih penting suara gadis itu benar-benar sama dengan Elisa.

Aku mengusap mataku dan tersenyum kecut.

"Tidak, wajahmu mirip sekali dengan seseorang yang aku kenal"

"Begitukah? Apa itu alasanmu menangis?"

Suara yang keluar dari mulut gadis ini entah kenapa membuatku merasa nostalgia sekaligus memberikan perasaan sesak yang tidak menyenangkan.

"A-aku tadi... Ahh, ya mataku terkena butiran salju"

"Begitukah?" Tatapannya terlihat sedang mencurigaiku

"Memang begitu" Kataku sambil mengalihkan pandanganku.

"Ngomong-ngomong apakah kalian adalah pahlawan yang terkenal itu?"

Rumor memang cepat sekali sampai, ya.

"Apa kelihatannya begitu?"

"Bukan terlihat sih... Tapi kalian terlihat seperti bukan berasal dari wilayah ini ditambah perlengkapan kalian layaknya seorang petualang veteran. Ngomong-ngomong namaku Rhea Alicia.

" Namaku Zero"

"Zero? nama yang unik"

".... "

Saat gadis itu mengucap namaku, jantungku berdetak begitu kencang lagi.

Bagaimanapun juga Elisa yang memberiku nama panggilan Zero dan saat gadis itu memanggil namaku dengan suara yang begitu persis, itu membuatku merasakan perasaan sesak.

Fakta kalau gadis ini bukan Elisa-lah yang mungkin memberikan perasaan tidak menyenangkan ini.

"-Arku!?"

"Arku?"

"Apa kau tidak mendengarku!? Kubilang apa kalian butuh penginapan!?"

"Oh, penginapan. Te-rrntu"

"Kalau begitu, biar aku antar" Ucap gadis itu sambil tersenyum tipis.

Sekali lagi... saat aku melihat dia tersenyum. Gadis ini mengingatkanku akan Elisa.

Apa ini hanya kebetulan semata?

X--X

Jujur saja aku masih tidak terbiasa dengan suara gadis itu. ucapku dalam hati seraya memakan makanan yang sudah disediakan di penginapan.

Dan entah kenapa waktu itu aku mengatakan "tentu" dengan bodohnya. Sialan.

"Gimana, makanan disini enak bukan? penginapan ini adalah salah satu penginapan yang mempunyai menu andalan.

"Ya ini enak! ini benar-benar enak!"

"Serius ini enak sekali, apa boleh aku meminta resepnya?"

"Ini resep rahasia yang tidak boleh disebarluaskan"

"Oh ayolah~ untuk aku saja boleh, kan?" Fiona terlihat memelas.

"Kalau suatu rahasia diberitahukan kepada orang lain, itu sudah menjadi bukan rahasia lagi"

"Benar juga" Ucap Fiona polos.

Sebenarnya meski dia tau resepnya sekalipun, itu tetap tidak berguna karena Fiona tidak bisa memasak.

Para gadis memang cepat sekali akrab, ya. meski hanya beberapa puluh menit berlalu, tapi mereka sudah terlihat seperti saudara.

Jika mengesampingkan model rambut dan warna rambutnya, suara, sikap, bahkan wajahnya begitu mirip.

"Apa ada yang aneh dari wajahku, tuan pahlawan?" Ucap Rhea sambil tersenyum tipis.

"A-ahh, Ti-tidak ada" ucapku sambil meneguk minumanku

"Ini pertama kalinya aku melihat dia seperti itu" Ucap Delta kaget.

"Ini sungguh kejadian langka!"

Dasar bocah-bocah sialan.

Brakk!

"Aku ingin mencari udara segar!"

Setelah menggebrak meja, aku berjalan pergi meninggalkan ruang makan.

"Sepertinya dia malu"

"Hei, itu kan arah menuju kamar penginapan"

aku membalas Duo idiot itu dengan mengacungkan jari tengahku ke belakang.

"Zeroo! besok berkumpul disini, ya. aku punya sebuah permintaan"

Aku memberi respon dengan berbalik dan menganggukan kepalaku.

Sungguh. Mulai sekarang aku harus terbiasa dengan gadis itu.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C17
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login