Kenzo terbangun, kepalanya terasa sangat pening. Tangannya memijat pelipisnya pelan, mencoba mengurangi rasa pusing pada kepalanya.
"Minumlah, aku membuatkan mu minuman hangat. Itu akan membuat tubuhmu menjadi lebih baik."
Mata Kenzo mengerjab pelan, mata sayu itu terlihat sangat redup. "Untuk apa kau kemari, bukankah kau sudah meninggalkanku!" ucapnya.
Wanita itu mendekat mengusap kepala Kenzo pelan. "Aku tak pernah meninggalkanmu, Ken. Aku sangat mencintaimu, mana mungkin aku meninggalkanmu. Lihatlah aku kembali kepadamu!" Wanita itu tersenyum kecil.
"Pergilah! aku tidak menyukaimu, aku membencimu. Kau wanita terlicik yang pernah aku temui. Aku menyesal pernah mencintaimu begitu tulus!" sentaknya.
Bukannya terlihat marah, wanita itu malah tersenyum manis, tangannya terulur mengusap air mata Kenzo yang turun.
"Kenapa kau menangis? jika kau membenciku bencilah aku semaumu. Aku tidak masalah, namun aku tidak suka melihat orang yang aku cintai menangis."