Diva mengigit bibirnya merasa kesal, marah, juga geram melihat tayangan film dari laptopnya.
Film layangan putus yang tengah ramai dibicarakan orang-orang yang katanya sangat menguras emosi, dan Diva minat untuk melihatnya.
Matanya berkaca-kaca kala melihat dialog pertengkaran mereka berdua, melihat pemain perempuan yang sangat menghayati peran.
"Oke Fine Fine. Kamu kerja keras buat aku sama Raya. Fine, thank you."
"Tapi yakin, cuma buat aku sama Raya?"
"Ya, yakinlah!"
"YAKIN?!"
"TERUS INI APA?! LIDIYA DANIRA ITU SIAPA MAS! namanya ada di mana-mana loh di sini."
"Kamu sampai transfer berkali-kali ke dia pake rekening yang aku sendiri gak tau loh kamu punya mas."
"Oh ga cuma itu. Kamu beliin dia penthose seharga 5M. It's a fucking penthose!"
"Terus, kamu bawa dia ke Cappadocia. KE IT'S MY DREAM! NOT HER!! MY DREAM MAS!!"
Diva menangis tergugu, bahkan sampai bahunya terguncang. Cuplikan dialog yang sungguh membuatnya kesal.
Hai ini karya pertamaku, bantu support ya kasih review buat cerita ini dan jangan lupa kasih power stone biar semangat, haha.
Thank you, Readers.