Stella terlihat ragu tapi dia terlanjur meminta melakukannya. Dia khawatir jika Bram akan mengatakan rencananya ini kepada Zayn. Bukankah mereka juga saling mengenal. Bram tidak buruk juga, dia cukup menarik dan gagah karena rajin mengolah tubuhnya.
Lagipula ini baru permulaan. Stella pasti akan membutuhkan Bram untuk rencana dia selanjutnya.
"Bagaimana?" tanya Bram, yang sepertinya sudah tidak sabar menunggu jawaban Stella.
"Tidak bisakah aku membayarmu saja dengan sejumlah uang?" Stella masih berusaha memberikan penawaran.
"Seperti yang tadi aku katakan, ini terlalu beresiko. Aku tidak ingin hanya dibayar dengan lembaran rupiah. Sekarang kau bisa putuskan membawa kembali sertifikat ini dan aku tidak akan membantumu atau kita bersenang-senang dan kau akan mendapatkan keduanya?"
Stella seperti sedang berpikir, walaupun dia sudah memutuskan.
"Jadi kau pilih yang mana?" Bram bertanya dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Baiklah, aku pilih bersenang-senang denganmu!"
Author merasa kurang maksimal dalam nulis bab ini, beberapa hari ini lagi gak mood. Jadi mohon dimaafkan jika ada beberapa kalimat yang rancu.