Kami keluar dari ruang pemeriksaan. Mama sangat bahagia mendengar kabar kehamilanku, sedangkan aku masih tenggelam dengan pikiranku lantaran masih tidak percaya. Bahkan Argat belum mengatakan apa pun padaku. Entah senang atau tidak, aku masih belum tahu. Dengan hati-hati mama menuntunku ke mobil. Mama memperlakukanku layaknya ratu yang harus dijaga dengan baik supaya tidak lecet.
"Hati-hati, Sayang," ucap Mama setelah membukakan pintu mobil untukku.
Argat duduk di depan di samping Pak Hasan, sedangkan aku berada di belakang dengan mama. Kupegang perutku yang kini ada kehidupan di dalamnya. Aku memang masih bingung dengan apa yang terjadi, tetapi mataku berkaca-kaca. Selama perjalanan, aku memilih melihat keluar jendela sambil mencoba menerima peran baru yang akan kujalani nantinya.
"Pak, hati-hati," ucap Mama saat mobilnya direm mendadak.