Sepulang dari kantor, aku melihat Bu Rima yang membawa segelas air putih dan obat dari dapur. Apa Argat sudah pulang? Kupercepat langkahku untuk menyusul Bu Rima. Kubukakan pintu kamarnya dan mempersilakan Bu Rima untuk masuk. Di dalam Argat sedang duduk dengan memijat pelipisnya. Penampilannya terlihat berantakan dengan dua kancing atas terlepas. Setelah meletakkan gelas dan obatnya di atas meja, Bu Rima keluar. Kuambil gelas dan obatnya lalu menyerahkannya pada Argat. Ada apa dengannya? Aku bahkan tidak tahu kalau Argat sedang sakit.
"Minumlah obatmu," suruhku
Argat mulai meminum obatnya. Aku masih menunggunya untuk mengatakan sesuatu. Namun tidak aa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
TOK TOK TOK