Pemakaman pun berlangsung, aku dan Theo memutuskan untuk membantu memasukkan jasad Ibu Aryanti ke dalam lubang. Setelah kami keluar dari dalam lubang, beberapa lelaki pribumi mulai menjatuhkan tanah-tanah merah ke dalam sana. Di saat bersamaan, tangisan Kathriena semakin menjadi-jadi. Saartje yang memeluknya sedari tadi pun ikut menangis. Aku dan Theo sama-sama tak dapat memeluk istri kami karena pakaian kami yang kotor.
Setelah semua proses pemakaman selesai, beberapa orang yang hadir di hari ini pun satu persatu mulai bepergian. Aku segera mengajak semua keluargaku untuk pulang. Aku, Saartje dan Theo berusaha menenangkan Kathriena ketika kami sudah tiba di rumah. Bahkan orang tuaku, keluarga Vandenberg dan keluarga Koenraad ikut menenangkan Kathriena yang terus menangis tanpa henti. Aku hanya bisa memeluknya saja untuk saat ini.