Setelah makan malam dan mandi, aku mengajak Arnold untuk masuk ke dalam kamar. Arnold menyuruhku untuk bermain biola lagi. Dengan senang hati aku memainkannya. Dia nampak menggerak-gerakkan kedua tangan seiring dengan suara biola yang menggema di kamarku. Tanpa ku sangka, Arnold meminta agar aku mengajarkannya. Jujur saja, aku tidak tahu cara untuk mengajarkan seseorang bermain biola, tapi akan aku coba. Aku menyuruhnya untuk memegang biolaku. Sebisa mungkin aku mengajarkannya.
"Sudahlah! Saya tidak mungkin bisa sepertimu, Holland," kata Arnold menyerah. Aku hanya menertawakannya lalu menyimpan benda kesayanganku itu. Padahal ia baru saja bermain sebentar, namun ia mudah sekali menyerah.
"Kau mudah sekali menyerah, Arnold," ucapku.
"Susah sekali untuk memegang benda itu, jari dan leher saya terasa pegal. Belum lagi saya harus menggesekkan benda panjang itu di sana," keluh Arnold sembari menunjuk busur biola dengan senarnya.