Setelah Heleen dan keluarganya pergi, aku memutuskan untuk masuk ke dalam rumah bersama Mama. Sementara Papa pergi untuk bekerja di perkebunan kopinya.
Ketika sampai di dalam rumah, tiba-tiba Mama berucap, "Kau beruntung, Holland!"
Aku menatapnya bingung, aku tak mengerti kenapa Mama mengatakan hal itu. Padahal menurutku hari ini bukanlah hari keberuntunganku. Justru sekarang menjadi hari yang paling menyebalkan bagiku.
"Kau memiliki teman yang sangat baik! Sifatnya tak jauh berbeda dengan Saartje dan Theo," lanjut Mama. Aku terdiam, lalu mengangguk. Ku kira Mama sedang membicarakan hari ini, namun nyatanya Mama membicarakan hal yang tak terpikir olehku.
"Bisakah kau bercerita bagaimana pertemananmu dan Heleen di Soebang sana?" pinta Mama.