"Namaku Holland! Apakah aku boleh bermain denganmu, Sadiyah?" tanyaku. Sadiyah mengangguk, aku pun segera menarik tangan Sadiyah dan mengajaknya duduk di sebuah kursi.
"Apakah kau anak dari pemilik perkebunan kopi ini?" tanya Sadiyah memulai pembicaraan.
Aku mengangguk dan menjawab pertanyaannya, "Ya, Papa Diederick van Devries adalah pemilik perkebunan kopi ini."
"Aku tak menyangka akan berada sedekat ini dengan anak dari Tuan van Devries. Ibu selalu bercerita bahwa Tuan sangatlah baik. Ia selalu memperhatikan segala kebutuhan pekerjanya. Ibuku saja sampai kerasan bekerja di tempat ini," balasnya dengan antusias.
"Papaku memang selalu bersikap baik kepada semua orang. Aku ingin mengikuti jejak Papaku, aku akan melakukan apa yang ia lakukan. Aku ingin dikenal sebagai lelaki yang baik seperti Papa," ujarku membalas perkataan Sadiyah. Sadiyah mengangguk dan tersenyum ke arahku, aku membalas senyumannya.
"Dimana rumahmu?" tanyaku mengganti topik pembicaraan.