"Kami akan melakukan yang terbaik, Nyonya. Kami akan membawa Tuan ke ruang ICU untuk perawatan intensif. Kami harap Nyonya menunggu dengan sabar," balasnya lalu pergi meninggalkanku. Aku menghela nafas lalu menghembuskannya cukup keras, aku rasa jawaban yang diberikan itu tidaklah cukup untuk membuatku tenang. Aku kembali ke depan ruang inap anakku. Aku berpikir, jika ia dibawa ke ruang perawatan yang lebih dari ruangan inapnya, itu berarti keadaan Holland sedang tidak baik-baik saja. Perasaan takutku pun semakin bertambah.
Ketika aku tiba di depan ruang inap Holland, aku melihat Mama menatapku. Aku rasa Mama juga ingin tahu apa yang perawat itu katakan, aku hanya menggelengkan kepala lalu duduk di kursi. Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tangan, aku menangis dalam diam. Entah apa yang harus aku lakukan setelah ini, aku hanya bisa menyerahkan nyawa anakku di tangan dokter itu. Aku tahu, ia pasti akan menyelamatkan nyawa Holland.