Kathriena terbangun dari ketidaksadarannya, matanya melirik ke sana kemari, mencari orang yang bisa diajaknya bicara. Namun di kamar semewah dan sebesar ini, tak terlihat satu orang pun yang menemaninya. Ia yang sebelumnya terbaring lemah mulai mencoba untuk duduk di kasur. Masih terngiang suara Diederick saat sebelum ia tak sadarkan diri. Bukan suara Diederick yang membuat Kathriena terkejut, melainkan ucapannya. Apa benar lelaki tua yang terus berdiri di belakang Bleecker itu adalah Sebastiaan Veerle? Apa lelaki tua itu tidak menyadari kehadiran cucu yang tak diinginkannya itu? Natuurlijk nee, Kathriena yang ditemui Sebastiaan saat itu masih sangat kecil dan baru saja lahir, Kathriena yang saat ini sedang berada di rumah besarnya sudah menikah dan memiliki anak. Jelas sangat berbeda, wajar saja jika Sebastiaan tak menyadari kehadiran Kathriena. Namun hal itu justru hal yang baik untuk Kathriena, ia bisa mencari tahu lebih dalam tentang sang pembunuh ayah kandungnya.