"Tapi tadi Mbak Sandra biasa aja kok," jawab Wega sesuai dengan apa yang terjadi.
Waslam kontan menepuk keningnya. "Haduh! Terakhir kali ada yang deketin Azwan, cewek itu langsung ditampar di depan anak kampus dan di cap sebagai pelakor karena deket-deket sama Azwan," jelas lelaki itu.
"Tapi Kak Azwan kan nggak papa, jadi kayanya---"
"Pokoknya lo harus hati-hati, Ga!" ucap Waslam yang refleks langsung menyentuh pundak Wega. "Lo harus jaga diri lo baik-baik!"
"Em ... Kak, tangannya." Mata perempuan berjilbab itu melirik ke arah tangan si lelaki mata sipit yang main sentuh pundaknya tanpa izin.
"Oh, sorry!" Buru-buru Waslam menarik tangannya dari pundak Wega.
Wega hanya merespon dengan anggukan. Ia berjalan menuju meja kasir untuk mengambil bunga anyelir yang tadi di pesan oleh Sandra. "Yah, pacar Kak Azwan nggak jadi beli bunganya," keluhnya pelan.
"Biar gue yang beli aja, adek gue suka bunga anyelir," ucap Waslam yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya.
"Eh, beneran?"