Namun tidak akan ada yang merasakan nya sampai semua orang mengalami itulah kenyataan yang terjadi.
Hari demi hari berlanjut walau ketegangan dan ketegaran setiap hari di bisikan oleh sanak saudara agar semua orang kuat.
Walau begitu semua berpikir bahwa perempuan koma di depannya memang akan sadar suatu hari nanti.
Mereka ingin melihat kebahagiaan agh untuk perempuan itu.
Satu minggu berlalu, hari yang dinantikan tiba, Kania membuka matanya dari tidur panjang. Ia kemudian meraba perutnya, namun sudah tidak apa-apa disana."Mengapa perutku kempes, kenapa ini!" Ia melihat tidak ada siapapun di sampingnya, membuatnya histeris dan memaksakan bangun walau masih lemah.