Ketika adik gadis itu ambruk panas dan tak sadarkan diri, semuanya tampak sangat panik.
Entah apa yang bisa di pikirkan mereka tampak berantakan.
Mereka langsung membawa anak remaja itu ke rumah sakit.
Disepanjang perjalanan Tiana hanya terdiam, sesekali tangannya terus ia letakan di kening Dimas, sedangkan Aditya sesekali menoleh pada Kania yang ada di kursi belakang mobilnya.
Setibanya di Rumah Sakit, beberapa Suster datang setelah Aditya berteriak meminta pertolongan, Suster datang sebari membawa kasur pasien darurat.
Tama dibawa ke ruangan UGD sedangkan Kania tidak boleh masuk sama sekali, tidak ada yang ia pikirkan selain sesuatu yang buruk yang menimpa Dimas.
"Aku gak bisa bayangin ini Dit, aku gak bisa kehilangan Dimas," lirih Kania disela tangisnya.
Aditya meraih tangan Kania, "Ia okay, Dimas akan baik-baik aja Kan."
Namun ucapan itu sama sekali tidak membantu Kania menata hatinya.