Menuju pergantian hari di suatu pagi yang indah, walau takdir sungguh sangat membuat penasaran.
Malam mulai berganti, angin yang sejuk menyambut mentari menggantikan angin malam yang tajam menembus kulit lebih segar daripada sebelum nya.
Sampai matahari pagi menyapa, sinar hangat menembus kaca besar di kamar serkan, ia ingin sekali menarik selimutnya, namun ia teringat jadwal kuliahnya dan segera bergegas bangun kemudian mandi.
Ia langsung keluar setelah semuanya rapih, "Mbak, Khai belum bangun?" tanya Serkan sembari menarik kursi meja makan dan duduk disana, berniat akan sarapan.
"Non Khai sudah pergi tadi pagi Den, ke rumah temannya yang kecelakaan itu!" jelas Rere.
"What! Sepagi ini? Really?" Serkan tampak kaget, ia sampai menggigit bibir bawahnya sembari menyandarkan diri di kursi meja makan, ia benar-benar tidak percaya adiknya mengabaikan dia seperti itu, dan pergi ke rumah anak laki-laki di saat Kakaknya kalang kabut memikirkan bagaimana meredam amarahnya.