Kini sorot mata Steve kembali membara, bukan hanya sorot matanya melainkan perasaan di dadanya entah mengapa ia hanya merasakan sensasi itu saat bersama Sonia.
Gadis di depannya nya dari kemarin terus mencuri perhatian dan rasa penasaran.
"Apakah kita pernah sangat dekat dulu atau bagaimana? aku juga penasaran karena terus bertanya tentang mu," ujar Steve.
Sonia langsung menyadarkan diri ia tahu ini tidak boleh terjadi, karena jika ia mengatakan yang sebenarnya pasti belum tentu akan percaya karena dia masih hilang Ingatan.
Setelah ia sadar memegang tangan lelaki itu, Sonia langsung minta maaf dan memilih keluar lebih dulu dari tempat sempit itu.
Steve semakin penasaran apa yang terjadi, ia frustasi karena tidak bisa mengingat apapun.
Sonia segera naik ke lantai atas rumahnya dan masuk ke kamar putranya dimana sang suami masih tertidur di sana.
Sementara Steve hanya terpaku di tempatnya menatap Sonia yang sudah hilang dari pandangan.
Semua keluarga inti masih berkumpul di sana, mereka kini membahas kelanjutan pernikahan Steve dan Katrine. Namun lelaki yang sedang menderita takjup utama itu hanya diam dan duduk diantara keluarga besar yang sedang membahas pernikahannya ia tak merespon sedikitpun sementara pikiran dan bayangannya hanya terpaut pada Sonia yang memberikan sikap yang membuatnya penasaran sekarang.
"Sayang dari mana?" tanya Katrine.
Steve menaikan alisnya sembari sedikit gelagapan, "Ah, dari toilet!" jawabnya.
Katrine pun mengangguk. "Sayang Ayah dan Mama ingin kita segera melaksanakan pesta pernikahan yang tertunda, apakah kamu baik-baik saja?"
"Pesta? pernikahan?" suara Steve terbata-bata ia masih mengumpulkan kesadarannya.
"Urus saja aku ikut, lagi pula tak banyak yang aku ingat dan aku bingung apa yang harus aku lakukan!"
Ucapan Steve membuat Mr. Leonardo sedikit sedih melihat keadaan putranya, semenjak kecelakaan ia memang lebih pendiam bahkan belum mengenalnya seutuhnya.
Semua orang pulang ke rumah masing-masing di sore hari, sementara Steve mengantar kan Katrine ke rumahnya. Setelah itu ia bergegas ke rumah sakit. Ia segera mencari Dokter psikiater. Ia membaca tentang Amnesia Retrograde.
Penderitanya tidak akan bisa mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu sesaat. Tidak dapat disembuhkan dengan terapi atau di sebut lupa permanen. Retrograde amnesia ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari peristiwa lupa biasa.
Hal itu membuat nya kesal dan memutuskan untuk melakukan hipnotis.
Hipnotis biasanya merupakan pengobatan yang akan dilakukan secara medis oleh seorang psikiater. Pengobatan ini akan membantu seseorang agar merasa aman. Jika ingatannya hilang dengan spontan dan kebutuhan ingatan tersebut sangat mendesak, hipnotis merupakan salah satu cara untuk mengembalikannya. Dengan menggunakan hipnotis dan juga wawancara yang dibantu dengan obat infus amobarbital, dokter akan mencoba mengembalikan kembali ingatan masa lalu si pengidap.
Steve tak perlu mengantri karena dia sebelumnya meminta informasi dari sang Ayah bahwa dia akan datang ke rumah sakit untuk Check up.
Ia langsung mengetuk pintu ruangan sang Dokter. Begitu ia membuka pintu itu, seorang Dokter muda berusia sekitar 28 tahun berdiri mengenakan jas putih bersih kebanggaan nya.
"Selamat siang, pak Steve?" ucapnya, tampaknya ia langsung mengenali siapa tamu yang datang.
"Iya, apakah anda di telepon oleh Ayah saya?"
"Benar, tadi pak Leonardo meminta saya menangani anda!"
Steve mengangguk. Ia kemudian di persilahkan masuk.
"Bisa di ceritakan keluhan nya?" tanya Dokter James.
Setelah menarik nafas panjangnya Steve mulai bersuara. "Saya di diagnosa menderita Amnesia Retrograde,namun yang saya baca itu adalah Amnesia yang tidak bisa di sembuhkan, apakah benar?"
"Untuk sejauh ini, amnesia jenis itu memang salah satu amnesia yang membuat pengidapnya tidak dapat mengingat kembali kenangan masa kecil bahkan yang baru ia alami itu juga bisa di sebabkan kecelakaan atau kemunduran otak bertahap!"
Steve hampir kehilangan semangat nya. Bagaimanapun ia merasa seperti orang lain karena tak mampu mengenali siapapun.
"Namun Dok, di antara semua orang dan kenangan yang saya lupakan, saya selalu merasa ingat sesuatu jika bertemu nan seseorang yang membuat saya selalu penasaran!"
"Contohnya seperti apa pak, bisa lebih detail?" lanjut Dokter James.
"Ketika saya tidak sengaja berpapasan atau bahkan menyentuh nya saya merasa tertarik dan bahkan merasa pernah melakukan hal itu dengannya, apakah itu normal atau hanya saya menduga-duga karena rasa penasaran saya?"
Dokter James terdiam sebentar, apa yang dilalui Steve sungguh hal yang baru dan unik. Jika pada dasarnya penderita Amnesia Retrograde tidak bisa mengingat apapun, rupanya tubuh Steve masih bereaksi.
"Apakah anda kesini karena ingin melakukan terapi hipnotis?"
"Saya ingin mencobanya, saya pikir tidak ada salahnya bukan?"
Dokter James mengangguk, kemudian menyuruh Steve terlentang di sebuah kursi setengah tegak dan berbaring di sana. Dokter James mulai memberikan aba-aba pada Steve untuk menarik nafasnya dan mengeluarkan nya.
Steve mulai terlelap mengikuti instruksi dan melakukan wawancara ringan dengan Dokter James.
"Ok Steve sekarang dengan tenang kamu ingat bayangan pendek yang kamu rasakan ketika bertemu dengan seseorang yang kamu rasa mengenalnya itu, kemudian kamu bisa ingat bayangan pendek yang ada di ingatan mu tentang nya, itu akan membuat mu mengingat sedikit demi sedikit kelanjutan bayangan itu, dengan tenang dan tetap atur nafas!"
Dokter James melihat reaksi tubuh Steve, ia masih tenang sekarang dan berusaha mengingat dengan keras. Namun bekum ada reaksi dari mulutnya.
"Ok Steve, jika ini terlalu berat kamu bisa berhenti jangan di paksakan,"
Namun tampaknya lelaki itu ingin tahu, dan sangat bersemangat.
"Dia mengikat rambutnya, dan tersenyum membelakangi matahari, ada bola basket dan juga dia bermain dengan lihai, dia terus tersenyum bersamaku juga kami bermain bersama!" lirih Steve membuka suaranya.
Namun keringat dingin terus keluar dari dahinya, melihat reaksi tubuhnya yang gemetar membuat Dokter James akhirnya membangun kan Steve. Lelaki itu terbangun dengan nafas terengah-engah seperti berlari di kejar sesuatu.
"Apakah anda baik-baik saja, jangan terlalu di paksakan itu hanya akan merugikan anda!" jelas Dokter James.
Steve mengusap wajahnya. "Saya melihatnya, bukankah berarti itu bukan halusinasi saya Dok?"
"Siapa wanita itu?" tanya Dokter James.
Raut wajah Steve berubah, ia berusaha mengingat nya. "Wajahnya tertutup cahaya matahari karena ia membelakangi nya, aku hanya ingat senyumannya,"
"Tidak masalah ini kemajuan yang bagus, kamu sudah bekerja keras!"
"Dok bisakah saya datang lagi, saya rasa saya bisa mengingat nya! saya tidak mau kehilangan kenangan yang membuat saya merasa seperti orang lain sekarang!"
"Walau ini sulit, selama anda mencoba tentu saja anda bisa!"
Steve mengangguk, setelah itu Dokter James memberikan vitamin yang harus di konsumsi oleh Steve untuk mengurangi cedera otaknya.
Di perjalanan pulang Steve tak sengaja hampir menabrak pejalan kaki yang melintas sembarangan. Ia menjual gantungan Dream catcher yang langsung membuat kepala Steve sakit, ia memegangi kepalanya yang nyeri. Bayangan Dream catcher dan senyum gadis itu muncul lagi, sehingga rasa nyerinya membuat ia berteriak di dalam mobil.