"Shengsheng." Chu Sihan tiba-tiba memanggil Lu Sheng. Suaranya terdengar lembut.
"Iya?" Lu Sheng melihat Chu Sihan dengan heran.
Chu Sihan berdiri secara perlahan. Ia melangkah tepat ke hadapan Lu Sheng. Keduanya berdiri tegak berhadapan. Cahaya merah yang terlihat di mata Chu Sihan kini tampak terang dan jelas, "Aku tahu kalau kamu menyukaiku yang tegas dan kaku. Namun di depanmu, aku tidak ingin menjadi seseorang yang kaku."
Belum sempat Lu Sheng mencerna kata-kata Chu Sihan, tiba-tiba pinggangnya dipeluk. Sementara bibirnya menempel erat dengan bibir Chu Sihan.
Lu Sheng melotot. Sumpit yang ada di tangannya pun terjatuh ke lantai.
Lu Sheng merasa jantungnya kacau, tidak bisa dikendalikan, dan berdebar dengan kencang. Seolah-olah jantungnya mau meloncat keluar dari rongga dadanya.