Waktu telah berlalu begitu lama. Melianor bawa oleh Ruang Rupa ke sebuah kawasan kota yang kekurangan sinar matahari di seberang samudera. Hampir bisa dipastikan, matahari tak pernah mau menginjakkan kakinya di sana.
Di tepian dermaga yang ramai dengan orang-orang, Melianor bisa melihat sosok yang dikenalnya sebagai Kabil di dalam sebuah kerangkeng. Kaki dan tangannya diikat rantai.
Kabil duduk di antara orang-orang berwajah kumal lainnya. Mereka bersandar pada besi kerangkeng. Wajah mereka menyiratkan isi perut dan pikiran mereka, kosong. Kecuali Kabil, sorot matanya masih tajam. Pikirannya dipenuhi sesuatu yang membuat sorot mata itu dipenuhi energi amarah.
Kabil tentu belum melupakan masa lalu, pikir Melianor. Tanpa terlihat, Melianor mengamati sekitar. Melianor dapat melihat situasi dan lingkungan di sekitar orang-orang yang tinggal dalam kerangkeng itu.
Vote! vote! vote!
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!