Capítulo 228: KESAKSIAN

Lelaki bermata sipit yang baru selesai mandi tersebut beranjak dari tempat duduk nya kemudian pindah di kursi yang sama dengan Jelita.

Gadis di samping nya hanya bengong menyaksikan Daffa duduk di sebelah nya dengan ekspresi yang datar.

"Sori ya, Gue gak bisa ngomong keras-keras karena pembicaraan kita ini sensitif." Ucap Daffa kepada Jelita.

Gadis di sampingnya mengangguk pelan.

Sebelum memulai bercerita, terlebih dahulu Daffa menarik nafas panjang supaya ia bisa menceritakan hal yang dilihat nya saat di tempat kemping dengan rileks.

"Jadi, apa yang Lo bilang kemarin itu.. bener."

"Soal apa?." Jelita membulatkan kedu bola mata nya.

"Soal.. suara nganu yang Lo denger di samping toilet yang lagi Lo pake." Balas Daffa kemudian.

Jelita diam sejenak berusaha menghela nafas karena sebentar lagi ia akan mendengar sesuatu yang mungkin saja begitu penting.

"Terus?."

"Gue tau siapa orang nya." Jawab Daffa sembari mengelus punggung tangan nya sendiri.