Baixar aplicativo
83.33% Sebuah Kebohongan / Chapter 40: 14

Capítulo 40: 14

***

"Hikaru.." panggil Hana menepuk bahu Hikaru, hingga Hikaru menoleh dan sontak menjatuhkan pisau yang di pakainya. menatap ke arah mayat didepannya yang kini berlumuran darah, dia melakukannya seorang diri.

Hikaru merasakan nafasnya sesak, dan semuanya seketika memerah darah.

Apa yang dia lakukan-?

Kedua tangannya gemetaran, tangan yang kini berlumuran darah seseorang.

Hikaru menusuknya berkali-kali.

Manusia. Hikaru menyadarinya, bahwa yang dilakukannya salah. lebih tepatnya, Hikaru merasa ketakutan dengan dirinya. merasa ketakutan, apabila Hikaru sudah menjadi sesuatu yang tidak pernah di ketahui nya.

Apa yang harus dilakukannya-?

dalam waktu per-sekian detik, Hikaru terus berpikir. pertanyaan yang selalu sama, dan ketakutan yang selalu sama.

Hana tersenyum miring disana, senyuman yang tidak dimengerti Hikaru, senyuman penuh kepuasan.

Hana memeluk Hikaru, membuat Hikaru seketika melupakan ketakutannya.

"Tidak apa apa Hikaru...ini bukan salah mu, kau sudah menyelamatkan ku.." seru Hana seraya tersenyum misterius.

Benar, ini bukanlah salahnya.

Demi menyelamatkan Hana dari pria itu, maka Hikaru melakukannya.

Hikaru tersenyum, keringat dingin perlahan bercucuran membasahi tubuh nya, Hana menariknya pergi dari sana.

Membuat Hikaru mengikutinya.

Benar, Hana tidaklah berbohong. Hana melakukan semua itu demi dirinya.

Hana, hanya ingin lepas darinya.

Hikaru tersenyum lagi, entah semua yang dirasakannya hanyalah kebohongan untuk menutupi kejahatan yang dilakukannya, atau agar Hikaru tidak meragukan seseorang didepannya yang kini sedang menariknya pergi.

hujan berjatuhan membuat suasana dingin dan darah perlahan mengalir, dan membuat baju Hikaru bersih, bau anyir darah masih menyeruak disana.

Namun, anehnya Hikaru tidak bisa merasakan apapun. kepuasan, ataupun hal lainnya. lebih tepatnya Hikaru merasa hampa, tangannya masih saja mengigil mengingat perbuatan yang di lakukan nya, Apa yang akan terjadi-?

Apa Hikaru akan dihukum-?

Hikaru menelan ketakutannya sesaat.

menatap seseorang didepannya yang menjadi penyebab dari Hikaru melakukannya. Apa alasannya-?

Hana berbalik, berhenti berlari dan tersenyum lagi. membuat Hikaru bisa merasakan kesalahannya lagi. Apakah Hana juga akan memandangnya berbeda, Apakah dia bukanlah Hikaru-?

"Hikaru..aku mencintaimu" seru Hana seraya tersenyum penuh kehangatan.

Hikaru terdiam. kata kata yang diucapkan Hana, Cinta...? apa ini cinta yang sebenarnya-?

"Kau adalah Hikaru, tenang saja kau melakukannya karena kau mencintaiku Hikaru, sama sepertiku..," seru Hana memegang kedua tangan Hikaru yang masih gemetaran, membunuh seseorang bukanlah hal yang mudah.

Menghadapi berbagai tekanan, membuat Hikaru menjadi dirinya yang tidak diketahuinya. sisi lainnya.

"Cinta..?", Hana tersenyum, mendekat dan perlahan mulai menciumnya.

Di tengah hujan, Hikaru hanya terdiam. Hingga Hana perlahan melepaskannya.

Apa karena cinta, Hikaru melakukannya, Hana tidak memandangnya rendah, saat Hikaru melakukan kesalahan.

Hana menghargainya dan tersenyum, Membuat Hikaru sedikit merasakan udara segar di tengah hujan dingin, Hikaru menengadah melihat Hana yang kini tersenyum manis kepadanya.

Kami berdua berjalan di tengah hujan, saling mengenggam erat.

Cinta yang terasa begitu manis.

Kami berdua duduk di atas sebuah gedung, lebih tepatnya Hana yang mengajaknya, Hana tersenyum dan menepuk tempat duduk di sampingnya.

"Bukankah ini berbahaya?" tanya Hikaru.

"Tenang saja, aku kan ada..!" seru Hana seraya tersenyum manis.

Kami berdua saling tersenyum hingga suatu kejadian terjadi, kejadian yang tidak akan bisa Hikaru lupakan untuk seumur hidupnya. Hikaru tersenyum, merasakan hatinya perlahan terbuka.

Yang ternyata hanyalah Kebohongan.

***

Hingga..Srek!

Hikaru bisa merasakan sakitnya mata kirinya yang ditusuk sesuatu dengan cepat, Tubuhnya langsung kehilangan keseimbangan dan terjatuh, dari atas, waktu yang terasa begitu lambat dan Hikaru terjatuh dari gedung berlantai dua. Pisau yang ditancapkan Hana hampir saja merengut nyawanya, jika Hikaru tidak kehilangan keseimbangan.

matanya terasa sakit, berdarah, dan Hikaru bisa melihat pemandangan atas yang terlihat perlahan-lahan merah.

Hana yang kini menatapnya dengan wajah kosong, tanpa senyuman sama di saat Hana memikirkan pembalasan dendam untuk ayahnya, Hana adalah tipe pendendam. Hana membenci segala sesuatunya, termasuk Hikaru yang hidup dengan penuh gemerlap.

Hana ingin Hikaru merasakannya, merasakan rasanya jatuh dari atas dan masuk dalam kegelapan terbesar.

Hana menyukainya. Sekaligus, Hana sangat membenci orang seperti itu.

"Aku membencimu" seru Hana yang dapat di dengarnya, Suara hujan yang mendadak menulikan pendengarannya.

Hana.. membencinya?

Hingga Hikaru bisa merasakan tubuhnya menyentuh lantai, dan Hikaru terdiam. darah merembes keluar.

Hujan masih belum berhenti.

Hana berjalan ke arah Hikaru dengan sangat riang. seperti menikmati, sebenarnya Hikaru mengetahuinya betapa anehnya sosok Hana, namun Hikaru lagi lagi mengabaikannya, dan menganggap semuanya baik baik saja. yang nyatanya tidak baik-baik saja.

"Kenapa.." seru Hikaru pelan.

Hana hanya tertawa, memangku kedua tangannya di kedua sisi wajahnya.

"Karena aku menyukainya, disaat orang orang yang terlihat bahagia itu perlahan menderita...Aku ingin kalian juga dapat merasakannya, berada di bawah kegelapan terdalam...sama sepertiku" seru Hana, rambut pirangnya yang begitu kusut karena dibasahi hujan, Hana memiringkan wajahnya, seperti menikmati kondisi Hikaru, seperti sudah merencanakan semuanya.

Hikaru mengenggam batu yang bisa di gapai nya dan melemparkannya pada Hana hingga melukai Wajahnya, Hana hanya tersenyum memegangi wajah nya lalu memasang wajah kosongnya.

Seraya melemparkan batu itu di wajah Hikaru, hingga membuat Hikaru merasa kan kepalanya berdenyut-denyut.

"Kau marah?" Hikaru hanya menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.

Hana tertawa, dan berdiri dari sana.

"Asal kau tau aku tidak pernah sekali pun mencintaimu.." seru Hana lagi.

"Kau berbohong.." seru Hikaru pelan, nafasnya terasa memberat.

Hana tertawa, tawa yang membuat Hikaru sangat membencinya, Kali ini Hikaru tidak bisa menyembunyikannya dalam kebohongan, karena Hikaru perlahan mulai sangat membencinya.

Rasa cinta yang dirasakannya perlahan mulai menyakitinya dari dalam.

Rasa cinta yang menjijikkan.., Ah, Cinta itu sebenarnya apa-?

Hikaru tidak bisa merasakannya lagi.

"Haha, bukankah kau juga sama kita sama-sama berbohong Bukan--?"

Pergi begitu saja dari sana, dan meninggalkan Hikaru seorang diri, Hikaru tidak dapat bergerak. menatap dirinya sendiri yang menyedihkan.

Semua orang selalu berbohong.

Penuh dengan kebohongan.

Semuanya.

Hikaru merasakan nafasnya semakin memberat, rasanya begitu menyakitkan, Apakah karena Kebohongan yang pada akhirnya malah sangat menyakitinya-?

Atau dirinya yang akhirnya menyadari kebohongan yang disembunyikannya-?

Hikaru tidak mengerti, Tidak mengerti. kehidupannya selalu penuh kebohongan, dan Hikaru tidak bisa lepas darinya.

Dari semua Kebohongan yang Terjadi.

***


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C40
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login