Bab 182
Jika memang kau tulang rusukku, maka takkan bisa digantikan oleh tulang kepala.
*****
Melati menatap Devano yang menyimpan banyak rahasia. Pria itu nampak gelisah dan gusar.
Diam-diam dia mengajak Melati untuk pergi ke suatu tempat.
"Ehem, Mel. Ikut aku!" ujarnya menarik tangan Melati.
Mata gadis itu membulat dan mulutnya terangkat sebelah. "Mau ke mana?" tanya Melati.
"Ke suatu tempat di mana tak ada pengganggu. Hanya kita berdua!" Tangan Devano membuat angka dua Romawi.
"Hah, berdua saja?" Entah itu sebuah kekuatan yang tersendiri yang dimiliki oleh Devan hingga Melati ikut mengangkat dua jarinya membentuk huruf Romawi.
"Iya, sayang!" Dari tatapannya Melati sedikit curiga dengan gerak-gerik. Melati takut jika akan mengulang kejadian yang serupa.
Kejadian waktu itu masih membekas dan juga meninggalkan kenangan pahit, lebih pahit dari empedu.
"Gak mau," katanya.