Baixar aplicativo
79.48% Re Life In Anime World / Chapter 216: 217.) Problem

Capítulo 216: 217.) Problem

Permainan berlanjut.

Namun saat setengah set aku harus pamit dulu karena sudah jam 7.45 dan aku belum sarapan juga.

"Besok apa masih ada?" tanya ku ke Tanaka

"Masih, tapi sore jam 3, datanglah jika mau, tapi jika sore nanti ada alumni yang datang"

"Oke jika aku sempat akan datang"

.

Lanjut lari menuju apartemen ibuku.

.

Jam 8 baru sampai.

"Kamu lama sekali Joggingnya" ucap Yumi menghampiri ku yang sedang melepas sepatu

"Tadi mampir dulu di Karasuno" balas ku

"Voli?" tanyanya langsung

"Yap, tapi hanya sebentar karena aku belum sarapan juga"

"Oh, ya sudah sarapan dulu"

"Ibu sudah berangkat?" tanya ku

"Di rumah hanya tinggal aku"

"Loh memangnya Oono kemana?"

"Katanya ia mau jalan dengan teman sekelasnya"

"Kapan kembalinya?"

"Tidak tau, dia tidak bilang juga"

"Oh begitu"

.

Ambil sarapan di kulkas lalu panaskan, makan di depan tv.

Yumi nempel nempel padaku.

"Kenapa sih?" tanya ku

"Apa kamu lupa?" tanya Yumi balik

"Tidak"

"Apa coba kalau begitu"

"Jalan jalan kan? Tenang saja sehabis sarapan kita jalan jalan di sekitar sini dulu"

"Tidak naik mobil saja?"

"Ibu kan tidak punya mobil, jika kamu menyuruh ku menyewa lebih baik jangan, karena mahal"

"Ayolah, daripada kepanasan"

"Gak, kamu jika kepanasan pakai topi saja, aku gak mau ribet ribet pinjam mobil"

"Huu"

"Jangan hu hu hu, uang di hemat dulu untuk biaya beli rumah yang bagus dan menikah" ucap ku

"Hmm, mungkin kamu mengarah ke pelit daripada hemat"

"Astaga kamu bilang aku pelit? Mau ku katakan dari awal berangkat dari rumah hingga sampai sini dananya berapa yang ku keluarkan?"

"Tuh kamu perhitungan begitu!"

"Hey jika aku tidak perhitungan mana mungkin kita bisa menabung, management keuangan itu penting, jangan terlena karena banyak uang, uang mudah pergi jika tidak hati hati"

"Pakai uang ku saja jika memang kamunya perhitungan begitu!"

"Duh kamu ini tidak mengerti atau gimana sih, kamu dewasalah sedikit, orang 1 tahun lagi mau menikah masih seperti itu sifat mu, ini cuma masalah pinjam mobil loh"

"Makanya hanya itu dan kamu malah mengajak ribut"

"Baiklah, aku pinjam tapi kamu yang menyetir mau?" tanya ku

"Tidak bisa"

"Makanya jangan menyepelekan begitu, aku yang pinjam aku yang keluar tenaga untuk menyetirnya juga, susah ku jadi dobel, lebih baik naik bus atau kereta jika mau bepergian"

Yumi jadi diam.

.

Jam 8.30

"Ayo ku ajak ke toko roti Okazaki, nanti di sana ku traktir" ucap ku karena dari tadi Ku lihat Yumi diam saja

"Tidak perlu, aku berhemat saja" balasnya

Aku duduk di sampingnya.

"Yakin tidak mau ikut?" tanya ku

Dia menggeleng.

"Di sana itu jadi rekomendasi toko roti nomor 1 dari Daerah sini loh"

"Tidak tertarik"

"Ya sudah ku tinggal nih" ucap ku lalu jalan menuju pintu

Yumi memegang baju ku.

"Kamu kok tega sih meninggalkan ku di sini sendiri!"

"Kan sudah ku ajak, makanya ikuti saja, perbaikan mood juga"

"Humm!!"

Yumi ganti pakaian lalu ikut dengan ku.

Sampai di lantai bawah apartemen.

"Di mana tokonya?" Yumi bertanya

"Di dekat taman"

"Huh, taman dari sini itu lebih dari 1 km kan?"

"Kamu lihat itu ada sepeda, nah kita naik itu" Ucap ku menujuk sepeda

"Itu milik siapa loh"

"Baca noh" tunjuk ku pada tulisan di atasnya

Pinjam sepeda bayar 100 yen, boleh sepuasnya namun tinggalkan ktp sebagai jaminan.

"Oh ya sudah ayo pinjam yang ada boncengannya, kamu depan aku belakang" ucap Yumi

"Oke"

Pinjam sepeda satu, ku tinggalkan id pelajar ku.

Goes menuju toko Okazaki.

Lewat depan universitas Shinomiya.

"Universitasnya besar ya" ucap Yumi

"Iya, ini Universitas swasta terbesar di Jepang dengan teknologi di dalamnya dan fasilitasnya yanh terdepan juga" balas ku

"Sekarang kan penerimaan mahasiswa baru, sampai kapan bukanya?"

"Gelombang terakhir, Juni akhir sepertinya"

"Apa boleh masuk ke dalam?" Yumi bertanya

"Boleh saja mungkin, tapi tidak bisa masuk gedung, nanti saja selepas dari toko roti Okazaki masuknya"

"Baiklah"

.

Di Toko Okazaki.

Karena kami datang bukan di jam sibuk jadi pelanggannya tidak terlalu banyak.

"Mau pesan apa?" tanya Tomoya sebagai penjaga toko sekarang

"Sebentar mau lihat lihat dulu" balas ku

"Baiklah silahkan di lihat dulu"

.

"Beli brownis ini" ucap Yumi menunjuk rotinya

"Yang rasa coklat?"

"Iya"

"Baiklah"

.

Beli brownis satu dus isi 6, 2 box, beli tiramisu lapis legit 2, beli pie apel 3, dan puding Labu 8.

"Totalnya 4500 yen tuan" ucapnya

Ku berikan uang ku.

"Di sini apa menjual minuman juga?" tanya ku

"Menjual juga, itu di belakang menunya"

Ku lihat menu yang di Pajang.

"Kamu mau yang mana?" tanya ku ke Yumi

"Yang capuchino coklat beliga saja" balasnya

"Oke"

Ku pesan dua minuman yang sama.

Lalu pergi menuju universitas untuk pergi ke tamannya.

Masukan semua roti dan minuman di keranjang sepeda lalu goes ke universitas.

.

Sampai gerbang masuk.

"Ada keperluan apa?" tanya securitynya padaku

"Ingin ke taman di dalam" balas ku

"Maaf tuan, tapi di dalam sedang ada acara ujian masuk mahasiswa, jadi taman belum terbuka untuk umum" balasnya

"Umum? Aku bagian dari Shinomiya Group loh" ucap ku

"Bisa tolong tunjukan kartu karyawan anda?" tanyanya lagi

Ku tunjukan kartu karyawan ku.

Security mengecek lalu mengembalikan kartu karyawan ku.

"Baiklah silahkan masuk Katakawa san, tapi tolong jangan ganggu calon mahasiswa yang sedang ujian" ucap securitynya

"Tentu" balas ku

Note : Shinomiya group punya aturan dimana karyawan boleh berkunjung di semua property, namun jika terbatas di area umumnya untuk area privasi seperti ruangan editor, ruangan produksi, dan lain lain itu tidak di perbolehkan kecuali ia sudah punya izin khusus.

5 menit kemudian.

Sampai di taman.

"Keren ada waduknya juga" ucap Yumi

"Sebenarnya ada Akuarium bawah tanahnya loh, tapi sayangnya sekarang belum di buka"

"Benarkah?"

"Iya beneran, lihat itu pintu masuknya" ucap ku sambil menujuk gerbang masuk seperti pintu masu stasiun bahwa tanah

"Akuariumnya di bawah waduk?"

"Yap"

"Boleh jadi tempat tongkrongan jika begitu"

"Ya boleh saja, tapi ada batasan waktu kunjungan, mungkin sehari maksimal 2 jam"

"Kamu kok bisa tau?"

"Aku dapat share informasi dari editor ku soal universitas ini"

.

"Mari duduk di bangku taman itu saja, sambil menikmati rotinya" ucap ku

"Hmm oke"

.

.

.

"Rasanya meleleh" ucap Yumi saat makan brownisnya

Cekrek

Ku foto dirinya dan dia tidak sadar, lalu ku jadikan wallpaper ponsel ku.

Lanjut makan hingga Jam 9.30 calon mahasiswa datang, sepertinya mereka selesai ujian.

Ku kepo akan sesuatu jadi aku coba search di google.

"Buka apa?" Yumi bertanya

"Mau lihat total pendaftar di sini ada berapa"

.

Resmi jadi pendatang baru dengan pendaftar terbanyak ke 3 setelah Universitas Tokyo dan Kyoto.

"Mantul sepertinya yang bikin hype adalah Shinomiya Group" ucap ku

"Kenapa bisa begitu?" Yumi bertanya

"Ingat cabang Shinomiya grup apa saja?" tanya ku

"Amazon, AGC dan Ln, Yell Technology, Wagnaria, HS Chlotes, JOOQ, Game You, Boon Stream dan entah apalagi aku lupa" ucap Yumi

"Nah jika kamu tau nih, Shinomiya group kan juga bekerja sama dengan banyak perusahaan juga seperti honda, MN news, tv 2, dan banyak lagi, itu membuat saham Shinomiya hype mungkin sangat hype Mei lalu saja satu lembar sahamnya tembus 165 rb dolar, lalu total saham di dalamnya ada 265 rb triliun dolar, yang membuat perusahaan ini jadi pemuncak perusahaan terkaya" ucap ku

"Itu gaji pemiliknya berapa ya"

"Ya jika gaji tidak tau, tapi jika soal kekayaan 89% saham di pegang Haruka Shinomiya, 10% oleh istrinya, dan 1% yang di jual di masyarakat"

"Astaga mereka cari aman sekali sepertinya"

"Ya namanya juga perusahaan besar, walaupun perusahaan se jepang menggoyahkan itu malah perusahaan yang menggoyahkan yang hancur, Shinomiya group merupakan kesatuan perusahaan besar dan banyak penyokongnya, keluarga Shinomiya yang di Tokyo pun mungkin ikut andil"

"Wow, hidupnya apa bisa tenang jika begitu?"

"Tadi aku bertemu dengannya saat main voli dan dia tampak biasa saja hidupnya maksud ku nge hype dari tampilannya masih dalam batas wajar dan dia tidak terlalu pusing soal perusahaannya juga sepertinya, tapi entah juga soalnya ada orang yang pintar menyembunyikan sesuatu juga"

.

Tiga orang laki laki mendatangi bangku kami.

"Haru sensei benar kan?" tanya mereka memastikan

"Benar ada apa?" tanya ku

"Ah akhirnya aku bisa berjumpa, kami mau minta tanda tangan dan foto jika bisa" ucapnya

"Oh boleh saja, mana pulpen dan dimana aku tanda tangan"

Mereka mengeluarkan manga dan ln yang ku gambar dan ku tulis.

Cret cret, ckrek.

"Terima kasih sensei!" ucap mereka

"Sama sama" balas ku

Mereka pergi.

"Hwwah seperti jadi artis saja" kata Yumi

"Ya tolong di maklumi lah, manga buatan ku bersaing di posisi satu dengan One Piece, bayangkan saja belum muncul animenya sudah hype begitu, apalagi jika sudah muncul, beh auto cuan nantinya akunya" ucap ku

"Ya ya ya, calon Hubby ku memang pintar jika cari uang" ucapnya

Ring!!

"Sebentar aku angkat telepon dulu"

"Ya silahkan"

.

Haruka ~

Halo pak Maito ada apa?

"Nanti pertemuan di ganti jumpa fans saja bagaimana?"

"Eh memangnya ada yang hadir jika memberikan pengumuman meet and greet Sekarang?" tanya ku

"Ya kita lakukan dua hari, sesekali jumpalah dengan fans mu"

"Ya terserah bapak saja, tapi aku tidak mau ribet soal tempat loh"

"Tenang saja, soal tempat nanti akan ku atur kamu tinggal datang saja"

"Baiklah kalau begitu, aku mau jamnya setelah jam 3 ya"

"Oke itu akan ku atur"

.

"Nanti aku mau jumpa fans kamu mau ikut?" tanya ku

"Tidak mau, aku paling jadi nyamuk di sana"

"Ya sudah jika tidak mau sih"

.

Jam 11 pulang namun sebelum naik ke apartemen mampir dulu ke mini Market untuk beli es krim.

"Lihat ini mau coba?" tanya ku sambil menujuk kotak kondom

"Up, dasar otak ngeres!" kata Yumi laku pergi dari situ

"Ya daripada tembus dan jadi dedek bayi kan"

.

Jam 11.30 sampai di apartemen.

Di sana sudah ada Oono.

"Kamu habis dari mana Oono chan?" tanya ku

"Jalan bersama teman sekelas ku"

"Laki laki pasti ya"

"Bukan, wanita kok teman ku itu"

"Yah tidak seru" ucap ku lalu pergi ke kamar mandi untuk pipis

Yumi duduk di samping Oono.

"Kamu apa sudah punya pacar Oono chan?" Yumi bertanya

"Eh kenapa tanya tiba tiba begitu"

"Ya hanya ingin tau dan jika punya aku punya nasihat untuk mu"

"Nasihat seperti apa?"

"Ya jika menyukai seorang laki laki jangan terlalu berlebih, apalagi sampai memberikan tubuh mu hanya dengan kata kata manis olehnya"

"Lah tapi Yumi san kamu kan, sudah sex juga dengan kakak ku" Kata Yumi pelan di akhir

"Ya aku contoh yang susah terlanjur, tapi kan kakak mu sudah berani bilang ke orang tua ku bahwa dia akan menikahi ku, jadi aku rasa aman aman saja"

Muka Oono memerah.

"Ara ara apa yang kalian ceritakan hingga kuping si Oono ini memerah" ucap ku yang tiba tiba muncul

"Anak laki laki tidak perlu tau"

"Aku bukan anak anak tante, namaku adalah Haruka, Haruka" ucap ku

"Aku bukan tante!"

Ku tepuk pelan kedua kepala wanita itu.

Plak!! kedua menampar tangan ku.

"Kasar sekali, Oono chan makan siang biar aku yang buat, kamu dan Yumi mau makan apa?" tanya ku

"Kamu Bisa masak memangnya?" Yumi bertanya

"Duh kamu ini tinggal dengan ku berapa lama dan sudah berapa kali ku masakan, masa masih tanya aku bisa masak atau tidak"

"Ya kamu memasak paling sandwich atau burger, yang lebih wow paling mie"

"Wah anda meremehkan saya, baiklah tunggu akan ku masakan, oh iya Oono makan tuh roti apel dari toko Okazaki, kamu pasti suka" ucap ku

"Ya nanti akan ku makan"

.

Pergi ke dapur, pakai celemek.

Cuci nasi lalu masukan rice cooker tambah air.

Potong ikan lalu goreng.

Buat saus sekalian menunggu ikan matang.

Nyalakan kompor kedua untuk menggoreng buncis dan wortel cukup sampai layu saja.

Menu sudah siap lalu tata di piring.

"Goreng telur gulung dengan bumbu rahasia ku"

.

Jam 11.30 makanan telah siap.

.

"Itadakimasu" ucap kami sebelum makan

Nyam.

"Ini lezat, bahkan lebih enek dari masakan ku" ucap Oono

Ku lihat Yumi dengan perasaan sombong.

"Aku merasa terhina jika kamu bisa masak seperti ini Haruka" ucap Yumi

"Baguslah jika merasa, aku ini kan berbakat dari lahir jadi tolong di maklum i jika bisa semuanya" ucap ku

"Boleh ku tabok mulutmu tidak sih?" Yumi menawarkan

"Gak"

.

.

Jam 3 sore aku berangkat menuju Book Store Suka Maju dimana di situ nanti akan di adakan meet and greet.

Jam 3.30 di lokasi.

"Ingat, kamu boleh spoiler sedikit soal animenya, tapi sedikit saja dan biarkan publik jadi penasaran oke" ucap pak Maito

"Baik pak"

"Untuk Novelnya besok ya" ucap pak Ume (Editor LN)

"Yoi pak"

.

"Baiklah sekarang ambil panggung mu!" teriak Pak Maito menyemangati

Aku jalan dari belakang ke atas panggung.

"Haruka sensei!" teriak para fans ku

"Untung lebih banyak perempuannya" ucap ku dalam hati

Ku sapa mereka dengan lambaian tangan.

.

Duduk besebelahan dengan pembawa acaranya.

Basa basi di awal lalu ke pembicaran lumayan penting.

Haruka ~

"Jika boleh tau, dulu anda mendapatkan ide untuk manga anda ini dari mana?" tanyanya

Ibu saya seorang dokter, ia punya penelitian soal materi yang hampir sama dengan manga ku, jadi ku ambil tema zombi karena aku sudah punya modal materinya.

"Sebelumnya nih mau kepo sedikit, jika ibu anda seorang dokter apa ia setuju dengan anda menempuh jalan ini? Maksud ku mangaka itu tidak selamanya bersinar yang artinya ada titik terendah bahkan manganya tidak bisa di terbitkan"

Jika setuju sih setuju saja, ibuku itu orangnya masa bodoh jika menyangkut masa depan anaknya, masa bodoh di sini jika saya sudah punya tujuan ia tidak akan mencampurinya asal aku yakin dengan tujuan hidup ku.

"Jadi apa ia mendukung?"

Mendukung dalam artian bebas, jadi ia tidak mengekang ku ataupun membantu ku, aku sudah dewasa dan aku harus bisa mandiri.

"Wah ibu anda mungkin tipikial orang yang tidak mau ribet ya sepertinya, tapi biarlah kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya, dalam manga anda Mc terkadang bersifat egois dan itu membuat pembaca sedikit muak dengan sifatnya, nah apa anda memang membuatnya seperti itu dan kedepannya apa mau di ubah mengikuti kehendak pembaca?"

Si Enmi memang ku buat seperti itu, itu seperti diriku juga sebenarnya, disini aku juga punya pesan untuk pembacanya, terkadang bersifat egois itu perlu apalagi jika ada kejadian seperti di manga itu, ingatlah anda bukan super hero yang bisa membantu semuanya, anda bukan robot yang tidak kenal rasa lelah, anda bukan orang beruntung yang bisa hidup sampai besok mungkin, jadi sadar diri itu penting, kamu berkorban untuk sesuatu yang bahkan belum tentu berguna untuk hidup mu apa bagus?

Fans ku mengangkat tangan, mungkin ia ingin menginterupsi.

Silahkan

"Kita ini manusia makhluk sosial, artinya dimana kita perlu membantu sesama, jujur saya kurang suka dengan sifat Egois si Enmi itu"

Kan sudah ku bilang bung, bayangkan dirimu jika jadi Enmi, untuk lanjutanya bayangkan saja dulu.

Semuanya tertawa.

"Lalu ada kabar yang saya dengar, apa benar manga Last Day akan di animasikan?" tanya hostnya

Iya, terbit di Winter, jadi nantikan saja animenya.

"Wah patut di nanti ini"

.

.

Lanjut mengobrol hingga 1 jam.

Berikutnya sesi tanda tangan manga.

Semua fans mengantri.

Ku tanda tangani satu satu, terkadang dari mereka ada juga yang membawa hadiah untuk ku.

.

"Tolong tanda tangani buku ku sensei" ucap seorang gadis SMP mungkin

"Tentu, mana buku mu" ucap ku

Ia menunjukan buku manga ku volume ke 3, ku tanda tangani.

"Boleh minta foto?" tanyanya

"Tentu"

Ckrek

.

Ia kembali dengan wajah gembira.

Senang rasanya bisa berbagi kebahagiaan.

.

Jam 5.30 acara baru selesai .

Aku mendapatkan komisi dari pak Maito sebesar 50 rb yen.

Pulang sambil membawa hadiah dari fans.

.

Sampai apartment jam 6.

"Aku pulang"

"Selamat datang" balas ibuku

Ku lihat dua wanita lain sedang di dapur.

"Ibu tidak ikut memasak?" aku bertanya

"Gak, ibu lelah mau istirahat dulu"

"Baru pulang memangnya?"

"Iya, ibu kan kuliah S3 juga ini"

"Bukan maen, aku mau tanya log 5 pangkat 2 kali tak hingga berapa?" ucap ku

"Kamu pikir saja sendiri, ibu itu dokter bukan ahli matematika"

"Yeh, dasar"

"Loh sekarang ibu tanya, kanker serviks di sebab kan oleh apa?" ucapnya

"Ya mana ku tau"

"Nah kamu juga tidak tau"

"Ya jika aku taupun itu tidak terlalu berguna untuk ku"

Plak.

.

Rundingan dengan ibuku.

"Kamu beneran mau masuk jurusan seni?" ibuku bertanya

"Tidak terlalu, mungkin masuk kedokteran boleh juga ya" balas ku

"Jangan, kamu tidak akan kuat"

"Ya sudah seni kalau begitu"

"Maksud ibu kan kamu punya piagam matematika jadi kamu ahli di situ, apa tidak mau prodi di sekitar matematika saja?"

"Gak, aku tidak mau"

"Kamu tidak takut nantinya gajimu kalah dengan Yumi jikalau ia sudah bekerja?" ibu bertanya

"Loh takut kenapa"

"Apa kamu masih punya harga diri jika begitu?"

"Tunggu sebentar, jangan jangan ibu cerai dengan ayah karena begini sifat ibu yang suka membanding bandingkan?" tanya ku

"Tidaklah, ibu cerai dengannya karena ia itu laki laki bodoh yang tidak modal, bisa menggaet wanita secantik ibu tapi sikapnya biasa saja, kerja juga tidak becus kerjanya hanya ngutang"

"Emm begini bu, aku yakin dengan apa yang ku jalani saat ini, jadi tolong jangan merendahkan apa yang ku lakukan, percaya saja ini akan menghasilkan asal aku terus berusaha" ucap ku

"Jadi kamu lebih memilih keluar dari zona nyaman ya"

"Yap"

Ibu mengerti dan ia membiarkan ku untuk kali ini.

.

Besoknya jam 9 pagi sebelum aku berangkat ke Book Store untuk meet and greet fans Novel ku.

"Berat ku naik 2 kg masa" ucap Yumi padaku

"Awalnya berapa memangnya?"

"65 sekarang jadi 67,5"

"Itu naik 2,5 kg namanya"

"Ih, ini salah mu karena mengajak ku makan roti manis itu!"

"Loh yang suruh makan brownies sampai 3 dus siapa juga, kamu makan tidak ada eneg eneg nya sih"

"Pokoknya ini salah mu, kamu harus tanggung jawab temani aku ke gym"

"Ya nanti ku temani" balas ku langsung setuju daripada jadi debat

"Jam 12 siang ya"

"Itu jam istirahat"

"Jam 1 kalau begitu"

"Ya"

.

Berangkat ke Book store bersama Yumi.

Dari luar toko sudah banyak yang mengantri.

Ku masuk lewat pintu belakang toko.

.

Pak Ume langsung memberikan arahan bagiku lalu jam 9.30 nya mulai sesi obrolan seperti kemarin, namun uniknya ternyata hostnya adalah Yumi.

"Kamu ngapain di sini oi" bisik ku

"Aku host cadangan, host utamanya tidak hadir soalnya"

"Duh"

.

Ke pertanyaan nyeleneh.

"Jika boleh saya tau apa heroin di novel anda itu penggambaran orang yang anda suka?" Yumi bertanya

Yang tercinta dan paling di benci, dulu aku punya pacar yang baik dan cantik, tapi sayangnya aku di hianati dan akhirnya ku gunakan sifatnya mantan ku itu di heroinnya.

(Yumi kaget)

"Wah pastinya sekarang mantan anda menyesal ya"

"Oh sudah pasti"

"Lanjut ke pertanyaan selanjutnya, di novel ini apa anda akan membuat Harem? Maksud ku kan Mc menyelamatkan banyak wanita, apa semuanya akan di embat?"

"Jika jadi harem mungkin itu sudah terjadi ya kan, harem itu impian semua laki laki ya kan"

(Yumi jadi bad mood)

"Baiklah mari kita akhiri karena waktunya sudah mepet"

.

Jam 10 mulai tanda tangan dan berfoto.

.

Jam 12 acara selesai dan aku dapat uang tambahan lagi.

Jalan menuju apartemen.

"Oh bagus ya bilang harem impianmu" ucap Yumi kesal

"Loh impian itu tidak harus di wujudkan secara kenyataan, makanya ku wujudkan di cerita"

"Huu, lalu siapa mantan yang kamu bilang tadi"

"Kamu tidak mungkin tau"

"Siapa? Si Yuki? Ome, Ina, Nami, Nana, Sumire, Hina, Hana, Yasaka, Moe, Sakura, Otsuga, Chika?"

"Hey bagaimana kamu tau nama mantan mantan ku" ucap ku kaget

"Kamu masih nge save nomor mereka"

"Eh masa, sepertinya sudah ku hapus"

"Katakan saja siapa dan yang mana!" Yumi mengancam ku bahkan sampai menarik kerah bajuku

"Namanya Utaha dia"

Yumi melepaskan cengkramannya.

"Dia lebih cantik dariku?" Yumi bertanya

"Tidak, kamu lebih cantik"

"Bohong, laki laki itu tidak bisa di percaya"

"Ya sudah cantikan dia" balas ku

"Tuh kamu kalau mau bilang jujur bikin nyeseg!!"

"Woi, aku tau laki laki selalu salah, tapi bukan begini juga prinsipnya, katanya laki laki selalu bohong, jadi ku bilang cantikan dia itu bohong juga" kata ku

"Up gak peduli, kamu jahat"

"Lah gimana sih nih cewek" pikir ku

"Sudahlah aku mau pulang saja ke Tokyo aku kesal dengan mu, jangan pegangi aku!"

"Ya pulang saja, yang suruh ikut kesini kan tidak ada juga"

"Tuh kamu kejam begitu!"

"Hey wahai Yumi ku tercinta terserah kamu mau bilang apa, bodo amat aku mumet bar end bye" ucap ku lalu jalan sendiri menuju apartemen

.

Yumi malah menangis di tempat kejadian.

"Kejamnya laki laki itu" bisik orang orang

"Tidak punya hati"

"Mencampakan wanita di depan publik, sungguh gak punya otak"

"Dia laki laki atau banci sih"

Aku langsung kembali dan ku gendong Yumi ala bridal Style.

"Lepaskan aku!" teriak Yumi

"Shuttt diam dulu, aku tidak tau rasanya cemburu jadi maaf soal tadi karena tidak peka" ucap ku (masih ku gendong)

"Kamu malu maluin, turunkan aku"

"Aku lebih malu jika membuat seorang wanita menangis, sudahi dulu tangis mu baru ku turunkan"

Yumi menghapus air matanya.

"Sudah sekarang turunkan aku"

Ku turunkan dia.

"Aku mau pulang Ke Tokyo" ucapnya

"Huhh, jangan begitu lah, tadi aku hanya bercanda soal tidak peduli, jadi jangan pulang ya" ucap ku

Yumi masih diam.

"Mau ku traktir roti Okazaki lagi?" tanya ku mencoba peruntungan

Next!!


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C216
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login