Baixar aplicativo
66.66% Re Life In Anime World / Chapter 181: 181.) Jadi ayah susah

Capítulo 181: 181.) Jadi ayah susah

10 Januari hari minggu hari libur namun sayangnya aku harus tetap masuk kerja.

Jam 5 aku bangun, memasak untuk sarapan, jam 6 mandi bersama anak anak.

Jam 6.15 sarapan, lalu ku tinggalkan mereka.

.

"Hati hati di jalan yah" ucap Rika

"Iya kalian boleh keluar namun jangan lupa bawa kartu masuknya" suruh ku

"Baik"

.

Di perusahaan jam 7 pagi.

Bertemu dengan para karyawan, mereka menyambut ku dengan ceria mungkin karena kejadian kemarin.

.

Masuk ke ruang kerja ku.

"Pak hari ini rapat jam 8 bersama bagian promosi" kata Rina

"Ya, tolong siapkan materi untuk saya pelajari dulu" Suruh ku

"Baik pak"

.

Sebelum jam 8 aku masih ada tugas yaitu mengecek laporan dari tiap bagian perusahaan.

Jam 8, rapat bersama staf promosi.

"Ide kalian terlalu kuno di zaman milenial ini" komentar ku

"Maaf pak, tapi dengan promosi seperti ini biasanya produk juga laku banyak" kata ketua staf

"Gunakan ide kalian yang lebih menarik, jika dalam 24 jam kalian masih belum bisa memenuhi keinginan ku lupakan soal bonus ataupun gaji" ucap ku

"Maaf pak, apa sebenarnya ide kami salah?"

"Sangat salah, cari yang lebih baik, jangan sampai idenya keluar dari mulut ku sendiri"

Rapat ku selesaikan

.

Jam 9 pagi melanjutkan tugas ku yang tertunda sampai jam 12 siang.

Setelahnya makan siang dulu, lalu pulang membawakan makanan untuk 5 putri ku.

"Ayah langsung kembali bekerja?" tanya Rika

"Iya, maaf ya kalian makan sendiri dulu" ucap ku

"Yah kenapa tidak makan bersama kita?"

"Ayah sudah makan di kantin perusahaan, sudah ya bye" ucap ku lalu meninggalkan mereka

"Bye"

.

Di rumah.

Sambil makan

"Ayah sekarang sibuk ya" kata Mai

"Kerjanya apa sih?" tanya Ino

"Kata ayah bukannya boss?" tanya Nana

"Entahlah, kapan kapan mari ajak ayah memperlihatkan tempat kerjanya saja" kata Sanae

"Hum humm"

.

"Ibu apa akan kembali ya" tanya Nana

"Memang ibu kemana loh" kata Rika sambil menatap Mai

"Aku tidak tau" balas Mai

"Untuk apa ibu jika kita punya ayah yang hebat, ibu bahkan tidak pernah menjenguk kita" kata Ino

"Ibu itu sosok yang melahirkan kota loh" kata Nana

"Yang membuang kita juga kan?" tanya Ino

"Sudah jangan bertengkar, mungkin ibu pergi ada alasannya, lain kali tanya ayah saja" ucap Mai

.

Di Kantor.

Jam 1 siang.

"Pak nanti jam 3 jadwal pertemuan dengan Bu Anzu, anda sudah mempersiapkannya?" Tanya Reina

"Belum, aku masih menunggu hasil dari staf promosi" balas ku

"Mau saya beritahukan pada staf mereka?" tanya Reina

"Tidak usah, di tunggu saja" ucap ku

.

Jam 2 siang ketua staf promosi datang ke tempat ku dengan berkas final soal media media promosi dan caranya.

"Silahkan di cek pak"

Ku terima berkasnya lalu ku baca dan ku suruh ia menerangkan secara sekilas.

.

"Baiklah ini lumayan namun aku akan menambahkan beberapa, tolong di catat" ucap ku

"...." ucap ku

"Astaga kenapa aku tidak berpikiran seperti itu ya" ucap si staf dalam hatinya

"Bukan main nih bos baru"

.

Setelah urusan selesai ku suruh ia kembali, lalu jam 3 laporan ke Bu Anzu.

Di ruangannya.

"Media promosi bagus, tapi sayangnya produk kita belum pernah menduduki top 3 se Tokyo, terbaik hanya manga itupun peringkat 4 se Tokyo hanya selama 1 minggu, bukannya merendahkan diri sendiri tapi promosi ini terlalu wow untuk produk yang belum tentu laku di pasaran" ucap Bu Anzu padaku

Haruka kaget karena ia lupa bahwa perusahaan ini bisa berjalan karena produk AGC dan LNnya.

"Mm susah jika begini" pikir ku

.

"Kita tidak bisa mengundang novelis mangaka terkenal untuk bekerja sama dengan kita bu?" tanya ku

"Pernah, tapi ya tau saja ini kantor tidak besar, rata rata seniman amatiran yang mulai debut dari sini, jika sukses mereka akan pindah ke perusahaan yang lebih besar"

"Apa perusahaan tidak mengikat seniman secara hukum?" tanya ku

"Tidak bisa, semenjak Shinomiya grup membuat aturan sendiri bahwa seniman itu tidak terikat kontrak hanya terikat secara pekerjaan banyak perusahaan Agc yang mengikutinya, sementara perusahaan yang masih mengikat kontrak tidak di datangi oleh seniman, ya kamu tau lah Shinomiya grup itu memperlakukan harta mereka secara baik" kata Bu Anzu

"Baiklah saya paham bu, saya tidak akan mengubah media promosi melainkan mengubah editor agar bisa di andalkan oleh para seniman, mohon berikan saya izin untuk memberikan mereka training" ucap ku

"Apa kamu yakin? Editor di perusahaan ini ada 50 - 60 orang loh"

"Serahkan padaku"

"Haha baiklah aku akan percaya, ku berikan izin, kamu tidak berikan saja laporannya dulu"

"Baik bu"

.

Kembali ke ruangan ku untuk membuat rancangan training editor yang the best.

Ku buat anggaran seminimal mungkin dengan tujuan pekerjaan jangan menuntut gaji terus, sekali kali perlu loyalitas ke perusahaan.

.

Jam 4 sore laporan jadi, langsung ku mintakan tanda tangan.

Jam 4.30 surat latihan di kirimkan ke semua editor perusahaan.

.

"Huh tau apa bos kita ini soal game, sok sok an memberikan training, kalian berangkat?" tanya si a ke B

"Berangkat, Pak Umiya terkenal dengan mental peduli pada pegawai kecil serta tidak ada kata pembeda, jika salah kamu salah jika benar kamu benar, aku takut di pecat, toh ini masuk ke jam kerja juga" ucap si B

"Jangan takut, lagian di sini tertulis tidak ikut tidak masalah" kata Si A

"Aku tetap ikut, siapa tau aku dapat ilmu baru" kata Si C

"Ya sudah aku ikut saja jika begitu" kata si A

.

Di bagian komik, anime, ataupun Ln pun merendahkan trainingan ini, namun karena reputasi ku yang terkenal dengan ke gaharannya, jadilah tidak ada editor yang izin.

.

Jam 5 sore Pulang ke rumah.

Sebelumnya mampir dulu ke mini market untuk membeli sncak serta bahan makanan untuk nanti malam.

.

Totalnya 2300 yen pak.

Ku serahkan uangnya senilai nominal yang di sebutkan si kasir.

.

Jam 5.30 sampai apartemen.

"Ayah pulang" ucap ku

"Ayah!" teriak 5 putriku lalu memeluk ku

"Kalian lapar?" tanya ku

"Lapar"

"Makan snack ini dulu, ayah mau mandi dulu lalu memasak untuk kalian" ucap ku

"Hummm, aku dapat yang besar!" teriak Rika

"Bagi Rika chan" kata Nana

"Tidak mau, ini punya ku" kata Rika

"Di bagi sayang" suruh ku

"Tuh dengar kata ayah" kata Nana

"Iya iya, tapi 7/8 punya ku loh ya" jata Rika

"Hmmm ada ada saja" pikir ku saat mendengar kata katanya

.

Jam 6 sore mulai masak.

"Nasi goreng mau?" tanya ku

"Mau mau saja"

"Oke, 6 porsi akan segera siap" ucap ku

.

Blander bawang putih bawah merah, cabe hijau cabe rawit, lalu masukan garam dan penyedap rasa, masukan juga ebi jika perlu.

Bumbu yang sudah halus di tumis hingga harum.

Masukan nasi dingin lalu campur dengan merata.

Terkahir goreng telur sisihkan, lalu goreng buncis dan wortel hingga lunak saja.

Sekarang nasi goreng siap di sajikan.

.

"Aku tidak suka wortel" kata Rika

"Kenapa tidak suka, ayah memasaknya enak kok" ucap ku mencoba wortelnya

"Tapi rasa wortelnya masih ada yah"

"Jangan manja Rika chan, ayah sudah membuatkan dengan susah payah" kata Mai

"Benar, lagian wortelnya tidak terlalu buruk jika di campur ke nasi goreng" kata Ini

"Jika tidak mau sisihkan saja, biar ayah yang makan" ucap ku

"Eh, tidak usah akan ku makan saja" kata Rika chan

Nyamm.

"Ini buruk" kata Rika dalam hatinya

.

Jam 7 malam.

Duduk bersama di sofa sambil nonton tv.

"Ayah kerja di mana?" tanya Mai

"Di perusahaan Loop pic"

"Ayah bekerja sebagai apa?" tanya Ino

"Sebagai pimpinan yang memimpin semua perusahaan"

"Ayah sekarang tidak punya bos?" tanya Rika

"Ada bos ayah ya hanya pemilik perusahaannya saja"

"Boleh kami lihat?" tanya Nana

"Lihat apa?"

"Lihat perusahaan dan bagaimana ayah bekerja" kata Sanae

"Tunggu sebentar, kalian jika menjawab pertanyaan jangan bergantian jawabnya, ayah jadi bingung cukup seorang saja, Nana kamu perwakilan bertanya" suruh ku

"Hehe, jadi begini kami ingin melihat perusahaan ayah dan bagaimana ayah bekerja apa boleh?"

"Emm ayah kurang yakin bisa, nanti ayah tanyakan dulu ke bos ayah, jika mau lihat perusahaannya ini di ponsel ayah ada" ucap ku lalu menyerahkan ponsel ku

"Geser?" tanya Sanae

"Iya di geser nanti ada gambar lain" ucap ku

.

"Wahhh keren, tempat ayah bekerja sekarang lebih besar" kata Nana

"Ini malah sangat besar" kata Rika

"Lalu dimana karyawan ayah?" tanya Mai

"Itu di setiap bagian yang ayah foto semuanya karyawan ayah" balas ku

"Kerjanya apa berat?" tanya Ino

"Lumayan, tapi tidak seberat jadi kuli angkut di pasar"

.

Mereka fokus ke ponsel ku sementara aku fokus ke televisi.

"Di kabarkan artis Yuki Suzuki sedang terlibat asmara dengan seorang aktor Terkenal, apa ini settingan atau benar fakta?"

Note : Yuki Suzuki adalah ibu dari lima anak ini, mantan istriku juga, yang sekarang jadi artis sangat sukses.

"Ya mungkin bukan jodohnya" ucap ku dalam hati

"Ugh kenapa pindah tempatnya tidak pas ngewe saja" pikir ku saat melihat wajah cantik serta body smelehoynya

.

"Ayah di mana ibu?" tanya Nana tiba tiba

"Di Jepang" balas ku

"Iya maksudku kenapa tidak bersama kita?" tanya Nana lagi

"Ya karena suatu alasan"

"Alasannya apa?" tanya Ino

"Entahlah, mungkin dulu ayah tidak punya apa-apa sehingga ibu kalian pergi" ucap ku

"Ayah sosok manusia terkuat" kata Mai

"Hahaha biasa saja kok, merawat kalian tidak begitu susah cuma di awal saja yang agak keteteran, apalagi ketika susu habis, satu nangis semua ikut menangis, biasanya sih yang mulai duluan nangis si Rika" ucap ku

"Eh, mana mungkin aku yang paling tegar" kata Rika

"Tidak percaya ya, ayah loh yang sebagai buktinya"

"Mouu jangan bahas lagi" kata Rika malu

.

Di lokasi syuting Yuki si mantan istri Haruka.

"Sudah kamu temukan dimana lokasi anak anak ku?" tanya Yuki ke orang suruhannya

"Sudah, sekarang mereka tinggal di apartemen di lokasi..."

"Sudah tidak jadi homeless lagi si mantan suami yang tidak berguna itu?" tanya Yuki

"Sekarang ia jadi pemimpin di perusahaan Loop pic, langsung jadi bawahanan ceonya, kurang lebih baru 2 hari ini"

"Oh menarik menarik, akhirnya aku bisa kembali rujuk dengannya" pikir Yuki

Note : saat perpisahan Yuki ingin mengajar mimpinya, dengan nazar bahwa jika Haruka sukses suatu saat nanti ia akan rela melepaskan mimpinya, bukan karena harta tapi karena komitmen juga, lalu jika suatu saat Haruka tidak sukses sukses hak asuh 5 anaknya akan di cabut.

.

Senin 11 Januari, sebenarnya libur namun karena ada sesi training editor, jadi aku masuk kerja.

Jam 9 di ruangan rapat utama.

"Yang punya keluhan akan training ini silahkan angkat tangan dan katakan uneg uneg kalian" suruh ku

Seorang editor senior mengangkat tangan.

"Silahkan" suruh ku

"Kami para senior sudah bisa urusan ilmu membimbing seniman, apa tidak sebaiknya kami fokus saja ke pekerjaan kami?" tanyanya

"Katakan jika kamu sudah bisa membimbing seniman, berapa banyak penghargaan seniman mu, berapa banyak produk terbitan seniman mu yang laku di pasaran, lebih dari 50 rb?" tanya ku

"Tidak, namun jika di total manga yang ku prakarsai bisa terjual lebih dari 340 rb copy"

"Berapa tahun?" tanya ku

"Jika itu.."

"Berapa katakan?" tanya ku sekali lagi

"7 tahun"

"Begitu kamu katakan berhasil?"

"Tapi jika di bandingkan dengan editor lain di sini aku sudah termasuk bagus"

"Untuk apa bersaing dengan kawan, saingan kita itu perusahaan lain, silahkan kembali duduk" suruh ku dengan tampang marah

"Baik pak" balasnya cepat

.

Ku berikan edukasi tata caranya agar seniman yang diampu merasanya dan enjoy dalam menghasilkan karya.

.

Selama 2 jam ku turunkan mental mereka, agar mereka tidak besar kepala hanya karena sudah di terima kerja di sini ataupun yang sudah senior.

"Aku punya satu novel di sini, terdiri dari 8 volume, akan ku suruh salah satu dari 12 editor LN untuk mengampunya, ada yang berani" ucap ku

Editor tidak ada yang berani mengangkat tangan karena pidato ku tadi.

"Tidak ada yang berani?" tanya ku sekali lagi

Ku tunggu beberapa saat akhirnya ada yang mengangkat tangan, seorang karyawan muda berumur 23 tahun mungkin.

"Maju bersama ku sini" suruh ku

Ia turun.

"Kamu yakin bisa?" tanya ku dulu

"Akan ku usahakan pak"

"Baiklah, lalu editor manga, anime dan game ku minta satu satu juga, novel ini akan ku jadikan langsung dalam 4 versi" ucap ku

"Tunggu pak, apa anda yakin novel anda akan sukses di pasaran?" tanya editor manga senior

"Itulah tugas kalian editor, yang yakin pasti berhasil, jika pesimis jangan harap berhasil" balas ku

"Maaf pak bukannya menyindir tapi resum anda saja tidak menyebutkan bahwa anda itu penulis"

"Lalu?" tanya ku

"Aku tidak yakin karya anda baik"

"Sini turun dan baca" ucap ku

Ia turun setelah ku tantang.

Ku serahkan novel ku yang berjudul "Full Metal Alchemist"

Ia membacanya sekilas.

"Maafkan saya pak atas keraguan saya, novel anda memang bagus!!" teriaknya sambil membungkuk

"Ya ya kamu berani memprotes ku, berani tidak ku jadikan editor manganya?" tanya ku

"Saya bersedia pak"

"Oke, tinggal game dan Animenya, kita bahas di training selanjutnya" ucap ku

.

Jam 11 pagi pulang ke rumah.

"Kenapa kamu di sini?" tanya ku kaget

"Aku tidak melupakan janjiku" kata Yuki

"Aku sudah lupa, maaf jangan ganggu aku lagi" ucap ku lalu masuk ke apartemen ku

Genggam!!

Tangan ku di genggam olehnya.

"Maafkan aku, aku ke sini karena aku masih suka padamu, kamu dulu bilang kejarlah mimpi, sekarang sudah ku kejar dan aku meraihnya, sekarang juga aku ingin kembali" ucap Yuki

"Mari bicarakan di restoran saja, tidak enak jika anak anak dengar" ucap ku

"Oke"

.

Di restoran.

"Aku belum sukses jadi jangan kembali" ucap ku langsung

"Kamu sudah melupakan ku?" tanya Yuki

"Ya aku mau melupakan mu saja, aku terlalu sibuk untuk mengurusi romansa cinta lagi, aku hanya ingin hidup layaknya pria yang telah jadi ayah"

"Maka dari itu aku mengajak mu rujuk kembali, ya jika tidak mau ya terserah tapi hak asuh Mai, Ino, Nana, Sanae, dan Rika akan ku ambil" kata Yuki

"Huhhhhh, aku benci artis" ucap ku dalam hati

"Kamu mau mengambil atas dasar apa, kamu ibunya?" tanya ku

"Noh di rumah ada surat keterangan polisi bahwa kamu telah mentelantarkan anak mu, jika kurang nih aku ada surat keputusan pengadilan bahwa hak asuh permanen milik ku" ucap ku sambil menujukan surat kuasa hukum di ponsel

"Aku ibunya, pasti berhak lebih dari kamu"

"Kamu jangan egois jika jadi orang tua, aku punya syarat jika kamu benar benar ingin mengambil mereka, pertama apa kamu punya waktu, dua apa kamu bisa merawat mereka, tiga apa kamu cocok jadi ibu?"

"Tidak semuanya"

"Ya sudah jangan egois, kamu mengambil mereka sama saja kamu merusak masa depan mereka, urusan rujuk aku tidak yakin bisa, melihat kabar miring dari mu membuat ku merasa jijik, apalagi melihat film yang mengharuskan mu berciuman, sumpah amit amit aku punya istri seperti itu"

"Kami shooting menggunakan pelapis bibir, jadi tidak terhitung ciuman"

"Hm"

"Aku mengajak mu rujuk karena aku masih cinta padamu Haruka kun, kamu cinta pertama ku dan yang terakhir"

"Bullshit, di salah satu kabar berita saja kamu saat wawancara bilang ingin cari laki laki yang seperti si A, hentikan omong kosong mu, kejar mimpi mu sana sampai kamu meninggal, aku tidak sudi kembali padamu" ucap ku

"Kamu apa tidak bisa membedakan acting dengan kehidupan nyata Haruka kun?itu semua hanya settingan agensiku, agar popularitas ku meningkat" Yuki marah

"Aku punya syarat jika benar kamu ingin berubah dan kembali padaku, tinggalkan dunia artis mu dan cari pekerjaan baru" ucap ku

"Kenapa harus begitu, dengan aku jadi artis kehidupan keluarga pasti lebih mapan" kata Yuki

"Mapan dalam ekonomi bukan dalam hubungan dekat, aku cari uang juga bisa, jika kamu yang penting tekecukupan aku bisa, namun jika keinginan mu yang diminta di cukupi aku mundur, aku hanya pekerjaan kantoran biasa"

Yaki tersenyum.

"Aku rela melepaskan dunia intertament ku, asal kamu bisa menghidupi ku nantinya, aku selama jadi artis juga tidak pernah boros, semua uang ku tabung jikalau terjadi hal seperti ini" kata Yuki

"Berapa tabungan mu" tanya ku

"Rahasia" balas Yuki

"Hmm terserahlah, kapan kiranya kamu melepaskan dunia itu?" tanya ku

"Hingga habis kontrak ku, yaitu 2 bulan dari sekarang"

"Baiklah, selepas dua bulan datang lagi"

"Boleh perkenalkan aku dengan anak anak ku?" tanya Yuki

"Ya"

.

Kami berdua naik mobil tunjangan ku.

.

Di apartemen.

"Ayah dia artis Yuki san kan" tanya Nana antusias

"Ada urusan apa ya artis terkenal sampai sini" ucap Mai dalam hati

"Uhukmmmm, begini" ucap ku

Semua pandangan tertuju padaku.

"Sebenarnya ayah ini bukan ibu kalian" ucap ku

Semua muka jadi kesal.

"Ayah jangan bergurau di saat seperti ini!" ucap Ino marah

"Hehe sebentar sebentar, begini kalian kan pasti sudah mengenal artis di sampai ayah ini"

5 putri ku menangguk.

"Ia sebenarnya adalah ibu kandung kalian, selamat ya" ucap ku

"Huh, ayah jangan bercanda" ucap Ino

"Aku tidak bercanda, lagian kenapa juga aku bercanda, muka kalian kan hampir sama, sini Rika" suruh ku

Rika mendekat lalu ku dekatkan dengan Yuki.

"Lihat mirip kan, jadi silahkan ambil waktu kalian untuk tanya jawab dulu, ayah mau mandi, gerah habis bekerja" ucap ku lalu meninggalkan mereka

.

Di ruangan.

"Mou ayah memang seperti itu" ucap Ino tidak suka

"Perkenalkan, aku Yuki Umiya, aku ibu kalian dan istri ayah kalian, maaf 8 tahun lalu aku meninggalkan kalian" ucap Yuki

"Kamu beneran ibu kami? Tidak ada prank di antara kita kan?" tanya Sanae

"Aku sungguh sungguh ibu kalian, Mai, Ino, Nana, Sanae dan Rika kan, semua nama itu aku yang memilihkan, aku memang gagal sebagai ibu namun aku ingin memperbaikinya sekarang, bisakah kalian memberikan ku kesempatan" ucap Yuki

"Kenapa ibu meninggalkan kami?" tanya Rika

"Ibu tidak bisa hidup miskin, ibu berniat menjadi artis, ayah kalian tidak setuju, akhirnya kami beda jalan, ayah kalian yang terlalu keras kepala karena tidak ingin ibu jadi artis, jika saat itu ayah kalian mensupport ibu, pasti kejadiannya tidak seperti sekarang"

"Hey, jangan menyalahkan ayah ku ya, disini kamu yang salah karena mentelantarkan kami" ucap Ino

"Iya ibu tau, maka dari itu ibu ingin memperbaikinya, kalian tentunya ingin sekolah kan, ingin punya masa depan yang cerah juga bukan, ibu selama ini mencari uang juga untuk hal itu"

.

.

.

Aku datang setelah ganti pakaian.

"Bagaimana sudah akur?" tanya ku

"Usir saja wanita ini ayah" ucap Mai dan Ino

"Kenapa?" tanya ku

"Aku pergi dulu Haruka kun, aku akan kembali besok" ucap Yuki

"Jangan kembali!" Ino marah

"Benar kami sudah senang di sini tanpa adanya sosok ibu, pergi saja sana!" teriak Mai

"Maaf Yuki, sepertinya mereka belum bisa menerima keadaan mu, kamu pulang saja dulu" suruh ku

.

Ia pulang di jemput supirnya.

.

"Ayah kenapa merhasiakan ini pada kami" ucap Ino

"Ayah tidak merahasiakannya" ucap ku

"Pembohong" teriak Ino

"Hey, kapan ayah berbohong pada kalian" tanya ku

"Ayah pembohong aku benci ini!" teriak Ino

"Kenapa harus benci, coba di ingat ingat, apa kamu pernah tanya siapa nama ibu, pernah tidak" ucap ku

"Tidak pernah sepertinya" kata Rika

"Nah, jika tanya akan ku beritahu sebenarnya, masalahnya kalian tidak tanya, jadi ayah tidak salah kan"

"Kenapa tidak cerita langsung saja bawah ibu kita itu artis terkenal Yuki!"

"Ya nanti kalian bilang ayah ini bermimpi ya, kan ayah tidak mau di bilang narsis, btw ayo makan siang" ajak ku

"Tidak lapar" kata Ino

"Aku juga" ucap Mai

"Hmmm, jangan jadi anak yang suka di manja, ingat pelajaran hidup yang ayah katakan, sesulit apapun cobaan, hadapilah, jangan berdiam diri saja, ayo makan dulu saja" ajak ku

"Kami tidak lapar" ucap Nana ikut ikutan

"Rika lapar tidak?" tanya ku

"Lapar, tapi sodara ku tidak mau makan, boleh ku ambil porsi mereka" ucap Rika

"Hahaha, mari ke restoran jika begitu, kamu boleh ambil makanan mereka" ucap ku

.

Di restoran.

Jadilah 5 putri ku makan bersama karena mereka pasti tidak ingin Rika makan semua porsi mereka.

"Besok ayah libur?" tanya Rika dengan mulut penuh kentang goreng

"Tidak, ayah masuk, kamu makannya perlahan saja, kakak kakak mu tidak akan mengambilnya kok" ucap ku

"Tapi ini enak.."

"Jangan bicara saat mulut penuh makanan" suruh ku

.

"Ayah tidak menerima uang dari ibu kan?" tanya Ino

"Uang apa?" tanya ku balik

"Uang untuk sekolah kami, ataupun untuk hidup kami"

"Tidak" balas ku

Ino dan Mai menatap ku dengan curiga.

"Kalian ini anak ku bukan sih, jadi anak tidak percayaan sama ayahnya" ucap ku

"Ayah itu pintar berkata kata, jadi kami perlu waspada" ucap Mai

Mendengar itu dari mulut purtiku yang ku besaran sungguh bikin nyeseg di dada.

"Hmmm, dengarkan ayah ini sebenarnya tidak ingin kembali dengan ibu kalian, tapi ayah juga tidak bisa mencegah orang yang ingin berubah, jika kalian tetap ingin ibu kalian jadi ibu seluruhnya, ia kata ia akan meninggalkan dunia artisnya dan akan fokus mengurus kalian serta jika bisa mencari pekerjaan baru, namun jika kalian tidak setuju ayah tidak mempermasalahkan, lalu ayah tidak pernah menerima sepeser pun uang dari ibu kalian, jadi tolong jangan berburuk sangka padaku, ayah hanya orang tua yang banyak salah, namun jangan pernah menghina ayah, maaf aku terlalu banyak bicara" ucap ku

.

Selepas dari restoran masih diam diaman.

Aku masuk ke kamar ku untuk menenangkan diri.

Di ruang tengah.

"Kamu sih, kan ayah sakit hati jadinya" ucap Sanae ke Ino

"Kak Mai juga salah" ucap Ino

"Sudah jangan bertengkar, lebih baik kita minta maaf pada ayah segera" ucap Rika yang sebenarnya tidak salah

"Iya"

.

Di kamar aku tiduran sebab lelah, sebenarnya aku tidak marah juga sebab maklum saja mereka keterlaluan padaku.

Jam 5 sore.

"Ayah, kapan kamu akan keluar dari kamar" ucap Mai setelah mengetuk pintu

Aku terbangun dan melihat jam di ponsel.

"Aih jam 5" ucap ku

Aku segera keluar dari kamar untuk pergi mandi.

Ceklek (ku buka pintu"

Ku temui 5 orang putri ku sedang bersujud ke arah ku

"Ayah bukan patung dewa loh" ucap ku

"Kami minta maaf karena ucapan kami yang menyinggung dan menyakiti hati ayah, maaf" ucap Mai sebagai perwakilan

"Tidak masalah, yang penting kalian sadar akan kesalahan kalian, jangan di ulangi lagi, ayah sayang pada kalian, jadi jangan pernah berpikir buruk padaku"

.

.

Acara mandi bersama, sebenarnya aku agak risih sih, takutnya di kira lolicon, tapi ya mau bagaimana lagi, ini keinginan putri putri ku

.

Jam 5.30 pergi ke supermarket.

.

Di supermarket

"Ayah beli ini" ucap Rika sambil memegang coklat silver queen kemasan besar

"Maaf ayah belum ada uang lebih, gajian masih lama, tadi juga habis dari restoran kan, mohon di tunda dulu Rika cokelatnya" ucap ku

"Oh" ucap Rika jadi merasa bersalah

Note : Rika yang pesan makanan paling banyak sewaktu di restoran.

Ia mengembalikan coklat ke tempatnya.

"Sisa uang ayah tinggal berapa?" tanya Sanae

"24 rb yen, jadi hemat uang dulu ya"

Nextt..


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C181
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login