Baixar aplicativo
45.05% Re Life In Anime World / Chapter 122: 122.) Tokyo dan Hasilnya

Capítulo 122: 122.) Tokyo dan Hasilnya

Di kereta, aku hanya tertidur sebab aku kurang tidur tadi malam.

Perjalanan selama 3 jam, hanya ada tidur dan tidur.

Jam 8.30 tiba di Tokyo.

"Oraaa ini Tokyo!" teriak Tanaka tanpa rasa malu

"Tanaka kun tolong jaga sikap, ini masih di stasiun loh" ucap Takeda sensei dengan nada horor

"Khiiii!!! baik sensei maafkan aku!" ucap Tanaka sambil membungkuk

.

Kami sarapan di penginapan.

Jam 9 pagi sampai jam 3 sore kami bebas melakukan apapun, sebab di jadwal tertulis tanggal 31, jam 3 sore, akan di adakan gladi bersih upacara pembukaan turnamen musim panas nasional.

.

"Haruka kun, katanya kamu dari sini, ayo ajak kami berkeliling!" teriak Nishinoya dan Tanaka

"Jangan, ini mau siang hari, bisa bisa kalian terpanggang di luar nanti" balas ku

"Huh apa benar benar panas?" tanya Hinata

"Terpanas daripada semu prefecture" ucap ku

"Haruka benar, kalian jika mau keluar nanti setelah gladi saja, sebab masih ada waktu sekitar 1 jam" ucap Takeda sensei

"Selesai gladinya jam berapa sensei?" tanya Tanaka

"Jam 5 sore mungkin, kalian istirahat saja dulu, kalian habis perjalanan jauh juga"

"Siap laksanakan sensei" ucap kami

.

Aku pergi duluan, tanpa mengajak ataupun tanpa di lihat teman teman ku, plus tanpa izin sensei.

.

"Taksi" ucap ku menghentikan taksi

Taksi berhenti lalu aku masuk.

"Pagi anak muda, mau ku antar kemana?" tanya pak sopir

"Antar ke pemakaman.." ucap ku

"Baiklah" balasnya

.

Perjalanan selama 20 menit, hingga akhirnya sampai di sana, tepatnya pemakaman umum.

"Berapa pak?" tanya ku

"450 yen"

Ku serahkan uangnya, laku turun.

Ku datangi dulu toko bunga di dekat pemakaman.

"Permisi, mau beli bunga" ucap ku

"Beli bunga yang mana anak muda?" tanya pemiliknya

"Bunga lili, serta mawar, berikan aku kemasan besar" balas ku

"Baik mau pilih sendiri atau ku pilihkan?"

"Silahkan pilihkan saja" balas ku

.

Dua karangan bunga sudah jadi.

"Totalnya 9500 yen"

Kuberikan uang 10000 yen.

"Ambil saja kembaliannya" ucap ku saat menerima bunganya

"Terima kasih, semoga harimu menyenangkan" ucapnya

"Terima kasih kembali, semoga harimu juga"

.

Ku naiki anak tangga menuju pemakaman.

Setiap langkah mendekati makamnya bisa kurasakan penyesalan yang datang dari tubuhku.

Ku kuatkan tekad walaupun rasa malu ini pasti ada.

.

Ku berdiri di depan makamnya

"Karen Yaboku"

Wanita yang pernah ku buli dulu, hingga ia depresi dan bunuh diri.

Aku jongkok untuk membersihkan makamnya dari rumput.

"Pagi Karen san, aku mewakili tubuh ini, ingin mengucapkan maaf yang sebesar besarnya, mungkin maafku belum cukup jika di bandingkan penderitaan mu, namun aku sungguh tulus saat ini, ku doakan kamu bisa bahagia di alam sana" ucap ku lalu mematahkan tangkai bunga lalu ku berikan di atas makamnya

Aku berbalik ingin pergi dari makam, namun ada dua gadis smp mungkin yang di depan ku.

"Pembunuh!" ucapnya padaku, temannya agak bingung apa yang Ino katakan

"Kamu Ino adiknya Karen san?" tanya ku

"Dasar Pembunuh, kamu yang membunuh kakak ku!"

"Bisakah kamu tenang sejenak?" ucap ku

"Dasar bajingan, persetanan dengan keluarga Shinomiya, bisa bisanya kamu lepas dari jeratan hukum, lihatkah dirimu yang hina itu! Kamu senang, bisa hura hura, namun di sini kakak ku korban atas penindasan mu tidak mendapatkan keadilan apa-apa!" ucapnya lalu mencoba memukul ku

"Ino chan tenanglah" ucap teman menghentikan aksinya

"Lepaskan aku Yui chan, aku ingin menampar memukul dan membunuh bajingan ini!" Ino memberontak, namun tetap di tahan temannya

"Tolong pergi dulu siapa kamu, aku tak ingin sampai ada keributan antar kalian" ucap temannya padaku

"Tidak usah, lepaskan saja Ino chan itu" balas ku

"Tolong jangan menambah gaduh, segera pergi dulu!" teriak temannya

Ino berhasil melepaskan halangan kecil itu.

Plak plak plak, (Ino menampar dan memukul Haruka dengan keras dan berulang)

Aku tetap diam tanpa kata hanya menerima tampan dan pukulan itu.

Temannya segera menahan Ino lagi.

"Jangan harap kamu bisa lepas dari jeratan hukum, sekarang kamu boleh bersenang senang namun lihat saja di masa depan akan ku ungkap kejahatan mu!" teriak Ino padaku

"Maaf jika perbuatan ku salah, membuat Karen san menderita dulu hingga depresi berat, namun aku sekarang ingin meminta maaf, aku tau nyawa tidak bisa dibayar dengan ucapan maaf" ucap ku padanya

"Memang! Maaf mu itu tidak dapat menghidupkan kembali kakak ku!"

"Maafkan saja Ino chan, keluarga mu bukannya sudah merelakannya" ucap Yui

"Kedua orang tua ku di buat tutup mulut oleh keluarganya asal kamu tau!" balas Ino

Aku sebenarnya tau keluarga ku sebenarnya melindungi ku namun bukan begitu juga keadaannya, mereka melindungiku secara legal yaitu memenangkan pengadilan secara baik baik, namun karena aku tak ingin ribut aku segera pamit, lagian yang ku hadapi adalah perempuan.

Note : korban bunuh diri, pembulian tidak ada bukti konkret sebab Haruka membuli dengan kata kata bukan fisik, jadi walaupun di tuntut tidak bisa menang juga pihak penuntut.

"Pergi sana dasar pembunuh!"

Aku kembali lagi.

Aku menatap matanya yang penuh dengan kebencian padaku.

"Kamu perempuan, jagalah mulut mu itu, berkata sopan salah satu contohnya, aku bukan pembunuh tapi pembuli, jadi tolong jangan gunakan kata pembunuh padaku" ucap ku padanya

Plak!!

Ino di tampar Yui.

"Yui?" ucap Ino

"Lihatlah dirimu Ino chan, kamu mengolok olok pria ini, mengatakan dia pembunuh pembunuh, ketauan kenyataannya jangan mengatakan pembunuh padanya lagi, mulut mu harimau mu, bisa bisa kamu di tuntut nanti atas nama pencemaran nama baik, pria ini berniat minta maaf padamu namun kamu dengan tak acuh merespon dia" Yui memarahi Ino sahabatnya, karena ia rasa Ino sudah keterlaluan

"Kamu membela dia yang bahkan tidak kamu kenali daripada aku sahabatmu?" tanya Ino

"Ino chan, kamu yang sudah keterlaluan padanya bukan karena aku membelanya"

"Sudah kalian jangan bertengkar, aku hanya ingin ziarah ke makam Karen san, tak baik juga kamu teriak teriak di sini, jika kamu masih tidak terima datanglah untuk berunding dengan ku, ini kartu nama ku di sana ada nomor teleponku" ucap ku menyerahkan kartu nama

"Tidak butuh!" ucapnya sambil membuang kartu nama ku lalu pergi meninggalkan aku dan Yui temannya

Yui mengambil kartu nama ku, lalu berdiri menghadapku

"Maafkan Ino chan, sepertinya ia agak sensi" ucapnya sambil membungkuk

"Tidak masalah aku pahan kondisinya"

"Aku pamit duluan" ucapnya

Ku persilahkan lalu ia menyusul Ino.

.

Ku berjalan keluar area pemakaman, lalu pergi ke toko bunga lagi.

"Bunga mawar satu pack besar" ucap ku

"Bukannya tadi sudah?" tanya pemiliknya

"Tadi untuk teman ku yang sudah meninggal, sekarang untuk orang yang masih hidup" balas ku

"Ara nikmatnya masa muda, mawarnya mau yang merah atau di campur?"

"Campur dengan semua warna" balas ku

"Baiklah"

.

Total harganya adalah 7000 yen, ya tau lah harga di jepang itu mahal semua.

Ku naik taksi lagi, sekarang menuju ke rumah bibi ku, rumahnya ada di Harajuku kira kira 20 menit dari pemakaman.

.

Sampai di lokasi, terlihat rumah yang sedang bertulisakan Gotou Airi.

Ku bunyikan belnya.

Ting tung

Tidak ada respon.

Ku bunyikan lagi

Ting tung

Tidak ada respon.

Ku bunyikan berulang ulang kali hingga akhirnya bibiku keluar rumah.

"Dasar tamu tidak ada akhlak, mau apa sih pagi pagi ke rumah ku" ucapnya sambil membuka pintu rumah

"Pagi bibi" ucap ku

"Eh keponakan ku ternyata, ini beneran kamu?" tanya nya sambil mendatangi ku ke gerbang untuk membukakakan pintu

"Iya ini aku"

Setelah pintu pagar di buka.

"Wahh" ucapnya lalu mencium pipi ku

"Lepaskan dan jangan cium aku bibi" ucap ku padanya

"Ara ara, apa keponakan ku ini sudah malu jika di cium bibinya yang cantik ini"

"Aku sudah ada istri ingat" ucap ku padanya

"Ah benar juga, lalu di mana istrimu?" tanyanya sambil melihat lihat ke kanan kiri

"Aku tidak bersamanya, aku ke sini sebab lomba voli, ini untuk mu" ucap ku memberikan karangan bunga mawar

Ia mencium baunya.

"Wangi dan indah, ayo masuk duluan, bibi sudah lama tidak ketemu dengan mu" ucapnya

"Baiklah" balas ku

Kami masuk bersama.

.

Sementara itu Yuzuha Mishima (Higehiro yang rambutnya pirang) yang tak sengaja berjalan di depan rumah bibiku.

"Astaga bukannya Gotou san adalah pacarnya Yoshida san, lalu kenapa dia sampai mencium laki laki lain!" ucap Mishima saat melihat Gotou mencium Haruka

"Tenang mungkin aku salah lihat"

"Khiii ia sampai membawa laki laki itu masuk rumah!" teriaknya namun pelan

Segera ia foto Gotou dan Haruka lalu di kirimkan ke Yoshida.

"Apa ini kamu senpai?" caption di bawah foto yang ia kirimkan

.

Aku di dalam rumah bibiku.

"Bibi kaya kenapa tinggal di rumah yang agak kecil ini?" tanya ku duduk di sofa

"Aku tinggal sendiri, waktuku kebanyakan ada di kantor, jadi rumah hanya seperti tempat untuk ku tidur, walaupun bibi banyak uang, bibi tak mau membeli rumah yang besar, kamu tau bukan semakin besar rumah maka akan lebih terasa kesepian jika sendirian" ucapnya sambil membuatkan aku minum

"Benar juga" balas ku

"Mau makan tidak?" tawar bibiku

"Tidak usah, cukup minum saja" balas ku

"Baiklah, jika mau sesuatu ambillah di kulkas, bibi mau mengurus bunga ini dulu" ucapnya setelah memberikan es jus jeruk

"Tentu" balas ku

Saat aku mau minum.

Telepon bibiku yang ia tinggalkan di meja berdering.

"Bibi ponsel mu beredering" teriak ku

"Jika bukan dari perusahaan ku angkat saja dulu" balas nya

"Baiklah"

Karena di ponsel tertulis namanya Yoshida tanpa embel embel perusahaan jadi ku angkat.

"Halo" ucap ku

Yoshida yang menelepon kaget bukan main karena benar kata Mishima ada laki laki lain yang sedang di rumah pacarnya.

"Anda siapa? Dimana Gotou san?" tanyanya padaku

"Ada di depan, sebentar ia sedang melakukan sesuatu" balas ku menggodanya

"Di depan, melakukan sesuatu?" pikiran Yoshida sudah berubah kotor ini

"Kamu siapa, katakan di mana Gotou serahkan ponselnya padanya" ucapnya masih tenang

"Hahaha, Yoshida san sepertinya kamu curiga ya" ucap ku

"Tentu saja, katakan siapa kamu dan serahkan ponselnya pada Gotou san" ucapnya menaikan nada suaranya

"Aku Haruka Shinomiya, bibiku sedang ada di depan mencari guci untuk menaruh bunga"

"Eh tunggu sebentar, kamu keponakan Gotou san bernama Haruka?" tanyanya

"Benar sekali Yoshida san, aku keponakannya yang sedang berkunjung ke rumah bibiku"

Telepon langsung di matikan, Yoshida malu setengah mati.

.

Bibiku datang dengan guci berisi air dan bunga di tangan

"Siapa tadi Haruka kun?"

"Yoshida san, bukannya dia pacarmu?" tanya ku

"Oh ternyata dia, ia memang pacar ku, ia bilang apa?" tanyanya sambil menaruh guci di atas meja

"Ia tanya kamu sedang dimana saja, ia bingung kok yang menjawab aku, sepertinya ia salah sangka, kusarankan kamu meneleponnya balik bibi" ucap ku

"Tidak usah, ia itu orangnya sebenarnya positif thinking, asal bukti ada ia bisa menerimanya" ucapnya lalu duduk di sofa lain

"Ayahmu dan ibumu sehat di sana?" tanyanya memulai obrolan

"Sehat semua, bukannya beberapa waktu lalu ayah ke Tokyo, apa ia tidak menemui mu?"

"Waktu itu aku sedang sibuk, jadi tidak bisa bertemu dengannya jadi skip dulu, katanya kamu akan menikah sebentar lagi apa persiapan sudah selesai?"

"Sudah, tinggal berangkat saja, sebab ya pesta hingga makanan di urus oleh ibu, aku hanya tinggal menjalani saja"

"Kamu masih muda kenapa terburu buru menikah, jadi keingat dulu waktu kamu masih kecil kamu pasti meremas remas oppai bibi ini" ucapnya sok sok malu

Note : Haruka umur 5 tahun, suka berbuat mesum dengan bibinya, mengintipnya mandi, meremas oppainya.

"Shuttt jangan bahas itu, aku sudah lupa pokoknya, aku menikah muda sebab ya entahlah aku tidak punya alasannya, namun aku juga tidak punya alasan untuk nikah nanti nanti, jadi sekalian saja nikah muda, yang penting aku bisa mencukupi hidupku dan Saki chan dan bertanggung jawab akan hidupnya itu sudah cukup" ucap ku

Bibiku memasang pose menahan dagunya dengan tangan.

"Kamu seperti ayahmu lama kelamaan Haruka kun, ia juga seperti kamu, ia punya prinsip asal bisa menghidupi aku ia merasa sudah cukup, namun sayangnya semua itu rusak semenjak ia tergila gila pada ibumu!" ucap bibiku agak tidak terima

"Jangan di sesalkan, mereka sudah bahagia" balas ku

"Bahagia sekarang, namun jika bibi ingat dulu, bahkan hingga ayah mu terluka akan cintanya, bibi masih punya dendam dengan ibumu"

"Sudah jangan ada dendam, kita sudah sekeluarga bukan"

"Ya memang, tapi itu tetap saja membuat bibi jengkel sangat sangat jengkel, jikalau bibi punya pacar seperti ayahmu pasti akan langsung ku terima saja, ibumu terlalu buta dulu" hina bibiku

"Jangan di hina, kan ayah juga yang memaksakan cintanya, btw kapan bibi akan menyusul juga?" tanya ku

"Menyusul ke mana?"

"Ya nikah juga" balas ku

"Bibi masih ingin jadi wanita karir, kurasa bibi akan menikah di usia 29 atau 30"

"Bukannya usia bibi sudah 28?"

"Baru 27 lebih 9 bulan oi"

"Ya masih lama dong, apa Yoshida san setuju dengan ide itu?" tanya ku

"Dia ku bebaskan memilih, jika mau tunggu jika tidak ya silakan pergi" ucap bibiku dengan yakin

Aku bertepuk tangan karena keyakinan bibiku itu.

.

Mengobrol hingga jam 11 pagi, hingga akhirnya aki pamit untuk kembali ke penginapan ku.

"Biarakan bibi antar, atau kamu mau pinjam mobil bibi dulu? Kamu sudah ada sim bukan?" tanyanya

"Memangnya bibi punya berapa mobil?" tanya ku

"Sebenarnya hanya satu, yaitu nsx namun ayah mu itu memberi ibu mobil pajero sport, penuh lah akhirnya garasi bibi, jika mau bawa saja salah satunya, kembalikan setelah kamu selesai lomba" ucap bibiku

"Ku bawa saja pajer sportnya, siapa tau teman teman ku ingin jalan jalan di Tokyo" balas ku

"Sebentar akan ku ambilkan kunci dan stnk nya"

"Oke"

Note : pajero sport 2,4 l dakar 4 x 4 tepatnya jenis mobilnya.

.

Setelah di berikan kunci dan stnk aku pamit pada bibiku itu.

Perjalanan selama 25 menit, untuk sampai di penginapan.

.

Di jalan aku bertemu dengan Yachi dan Hinata yang sedang berjalan di trotoar jalan, sepertinya mereka habis membeli snack pajak jadian.

Ku hentikan di bahu jalan, lalu ku suruh mereka masuk ke mobil.

.

"Kamu baru ke Tokyo sudah beli mobil baru?" tanya Yachi yang duduk di belakang

"Bukan, ini mobil bibiku aku di pinjaminya" balas ku

"Keluarga mu itu kaya semu ya Haruka kun" ucap Hinata

"Ya bisa di sebut seperti itu, jika mau berusaha pasti uang akan ada kok" balas ku

"Apa kamu mendapatkan harta mu dari warisan?" tanya Hinata

"Orang tua ku masih hidup Hinata, aku memperoleh kekayaan ya karena usaha ku sendiri, masa punya istri masih minta orang tua, kan tidak etis" balas ku

.

"Kamu sudah mau menikahi Yachi?" tanyaku mengkagetkan mereka berdua

"Tidak!" teriak mereka berdua

"Ya aku hanya tanya, siapa tau kamu seperti Momata yang ingin menikahi pujaan hatinya setelah lulus"

"Aku tidak punya keberanian seperti itu" ucap Hinata yang secara tak sengaja membuat Yachi tak yakin akan hubungannya akan berlanjut lama

"Jangan kata tak punya namun katakan belum punya, ingat pacar mu ada di belakang, laki laki lewat omong bisa di percayai namun lebih di percayai jika disertai tindakan, kamu boleh belum yakin sekarang, namun janjikan pada Yachi untuk selalu setia menunggu selama kamu sedang berproses itulah pilihan lebih baik saat ini" ucap ku bersamaan sudah di parkiran penginapan.

"Dengarkan itu Hinata!" ucap Yachi

"Iya iya aku dengar" ucap Hinata

.

Kami masuk bersama ke penginapan, bersiap untuk makan siang.

Namun sebelum itu, Yachi dan Hinata lolos sementara aku di hentikan oleh Takeda sensei.

"Haruka, katakan darimana kamu dan milik siapa mobil itu" ucap Takeda sensei

"Aku melakukan tugas penting sensei" ucap ku

"Jangan berbohong kali ini!"

"Tidak aku bersumpah"

"Katakan tugas apa itu?"

"Aku ziarah ke makam teman ku yang meninggal dulu, inilah janji ku ketika aku tiba di Tokyo" balas ku

"Makam mana?"

"Pemakaman umum Enmon jaraknya 5 km dari sini" balas ku

"Baiklah aku tidak bisa menyalahkan hal itu, namun ziarah kenapa bisa sampai jam 12, lalu mobil itu"

"Oh, aku setelah ziarah pergi ke rumah bibiku di Harajuku, mengobrol agak lama lalu aku di pinjami mobil olehnya"

"Huh, setidaknya tolong izin, sudah berapa kali sensei katakan, jika sikap mu seperti ini terus sensei akan mengcoret mu dari nama atlet sekolah kita dan hari ini juga sensei akan mengantar mu pulang"

"Jangan lah sensei, kita kan friend jadi maafkan sikap ku ini, sensei tau lah aku kan anak yang suka petualangan" ucap ku mencoba mencairkan suasan

"Dengarkan atau ku antar pulang!"

"Baik sensei aku paham" balas ku cepat

.

Kami makan siang, lalu tidur siang bagi yang ingin, jam 3 kami berangkat bersama ke gedung olahraga Tokyo yang luasnya seperti stadion bola.

"Oi lihat lihat itu Karasuno" ucap bokuto pemain SMA Furokodani.

"Sial Haruka beneran ganteng!" teriak Keiji saat melihat Haruka yang tinggi dengan tampang dewasa itu

Sekolah lain juga membicarakan kita, contohnya Kamomedai, Itachiyama, dan lainnya.

Hinata yang merasa jadi pusat perhatian malah jadi mual, lainya pun sama karena setiap tim yang kami lewati pasti memberikan tatapan tajam pada kami.

Kami duduk sebentar, menunggu arahan dari sensei, sementara sensei juga sedang menunggu arahan dari panitia.

Hoshiumi dari Kamomedai mendatangi ku.

Kageyama menyapanya, sebab ia mengenalnya saat pelatihan atlet muda berbakat.

"Ini raksasa kecil yang kamu ceritakan Kageyama?" tanya ku

"Benar, namanya Hoshiumi Korai, dari Kamomedai" ucap Kageyama

"Kamu Haruka?" tanyanya

"Si(Iya dalam bahasa Spanyol)"

"Hah" ucap mereka yang mendengar ku

"Perché sei confuso questo è solo un linguaggio comune usato? (Kenapa kalian bingung ini hanya bahasa yang biasa aku gunakan)" ucap ku agar menambah bingung mereka, bahasa italia

"Kamu bukan orang Jepang?" tanya Hoshiumi

"Ich bin Japaner (Aku orang Jepang kok)" balas ku, bahasa jerman

Mereka tambah bingung.

"Hahahaha lihat muka kalian kebingungan itu, gokil bangke!" teriak ku sambil tertawa

"Itu tidak lucu" teriak mereka

.

"Baiklah maaf maaf, aku adalah Haruka Shinomiya, ace sekaligus ws di tim Karasuno, salam kenal" ucap ku

"Kamu hebat dalam servis dan spike, namun sayangnya kamu bertemu dengan ku, akan ku hancurkan dirimu" balas Hoshiumi

"Heh?" ucap kami se tim Karasuno karena omongannya yang tidak jelas itu

"Bukan begitu, kita hanya menyapa mereka oi!" teriak temanya sambil membungkam mulut Hoshiumi

"Oh kalian ingin menyapa kami, jika begitu perkenalkan kami adalah tim Karasuno, kami akan memenangkan turnamen ini, jadi bersiaplah kami kalahkan!" ucap Nishinoya yang langsung kami bungkam mulutnya ganti

"Kamu memprovokasi semua tim boke!" bisik Tanaka pada Nishinoya

.

Tim lain datang satu persatu, sepertinya mereka kepo dengan diriku dan Hinata, kami menyambut baik mereka sekarang namun belum tentu kami sambut baik saat pertandingan nantinya.

.

Jam 4 di mulai gladinya, bersama dengan tim olahraga lainnya, kami berbaris bersama sesuai dengan wilayah yang kami wakil.

Barisan pertama di isi oleh Sepak bola, sebab itulah olahraga yang paling banyak penggemar, lalu ada bola basket, base ball, voli dan lainnya.

Diachi membawa papan bertuliskan nama sma kami dan nama olahraga yang kami jalankan.

.

"Prefecture Miyagi" ucap mc

Kami maju bersamaan, walaupun hanya gladi tetap saja ada penonton ditribunnya.

.

Galdi selesai jam 5, sebab ini sebenarnya sangat mudah hanya mengikuti barisan depan, mendengarkan sambutan, lalu selesai.

.

Jam 5.20 kami tiba di penginapan, jam 5.30 sore kami jalan jalan bersama ke tempat tempat terdekat siapa tau ada yang menarik yang penting kami harus kembali kurang dati jam 6.30 petang, atau sebelum makan malam.

"Tidak ada mobil, jika mau jalan jalan sana jalan kaki" ucap Ukai sensei padaku karena aku izin keluar menggunakan mobil

.

"Huh, tidak di izinkan, jadi jalan kaki saja guys" ucap ku menyampaikan kabar buruk pada yang lain sebab mereka ingin jalan jalan lihat pemandangan perkotaan

"Ya sudah, jalan jalan sambil jalan pun oke" ucap Diachi

.

Kami jalan bersama, melihat taman, makan dari makanan pinggir jalan yang dirasa enak, seperti crepes, kebab, jagung manis dan lainnya.

"Oi fotokan aku Tanaka" ucap Nishinoya berpose bersama Kiyoko di depan tugu macan

"Hmmm yang pacaran tolong jauh jauh" ucap Tanaka menolak

"Hey dulu aku juga memfotokan mu dengan Konaka bangke!" teriak Nishinoya

"Baik baik kamu ini seperti menagih utang saja" balas Tanaka lalu memfotokan mereka

.

Aku juga berfoto, yah walaupun agak nora tapi biarlah malu ya malu bersama.

Ckrek

Ku kirim foto selfie ku ke Saki.

"Ganteng maksimal" caption ku

"Huek" balas Saki plus emot muntah

.

Saat berbalas pesan ku lihat, ada Nobara Kugasaki yang sedang jalan jalan bersama dengan dua cowok.

"Hey Hinata bukannya itu Nobara san?" tanya ku

"Eh iya itu dia, ayo sapa mereka" ucap Hinata

"Ayo ayo" ucap ku Yachi pun ikut

.

"Nobara Chan" ucap Yachi memanggilnya

Kugasaki menengok bersamaan kedua cowok itu.

"Yachi chan" teriak Nobara

"Nobara chan" teriak Yachi

"Itadori" ucap Itadori

"Hinata" Hinata ikut ikutan

"Kalian ini kenapa sih, ga jelas banget, Nobara san bagaimana kabar mu" tanya ku

"Aku baik di sini, bersama dengan dua kacung ini hidupku merasa lebih mudah jadinya" balasnya

"Hey kita bukan kacung" teriak Itadori

"Perkenalkan nama ku Fushiguro Megumi, dia Itadori Yuji kami temannya Nobara chan" ucap Megumi

Plak

"Jangan panggil dengan embel embel chan!" teriak Kugasaki tak terima

Kami sungguh keget akan perubahan karakter Nobara ini, sebelumnya ia wanita yang feminim dengan tampang yang dewasa membuatnya jadi salah satu heroin di kelas, tapu sekarang jadi barbar.

.

"Oh perkenalkan aku Haruka Shinomiya, yang kecil Hinata, yang rambutnya pendek ini Yachi" ucap ku

.

.

"Stop stop" teriak ku karena di pukul oleh Hinata dan Yachi

"Perkenalkan kami dengan baik anjing!" teriak mereka berdua

.

"Kalian mau mampir untuk mengobrol sebentar?" tanya Kugisaki

"Maaf Nobara chan, namun kami harus kembali ke penginapan, mungkin lain waktu" ucap Yachi

"Kalian ke sini karena voli?" tanya nya

"Benar sekali" ucap ku dan Hinata

"Ya sudah, jika ada waktu telepon aku saja, aku selalu ada waktu kok"

"Tentu" balas kami

.

Mereka bertiga melanjutkan perjalanan sementara kami kembali ke kelompok voli, lalu kembali ke penginapan.

.

Jam 6.30 petang adalah jadwal makan malam.

Jam 7 malam selesai makan, kami rapat sejenak untuk info info penting besok, seperti kapan waktunya pembukaan turnamen nasional, kapan lomba lombanya, kapan berangkat dari sini, dan lainnya.

Kam 7.30 kami bebas untuk melakukan apa pun, jangan ada sara saru dan sarno, tidak boleh keluar penginapan juga.

Note : penginapan di isi beberapa murid saja, yaitu hanya atlet yang lolos ke nasional, seperti lari, renang, voli, bulu tangkis, tolak peluru, lempar lembing, lompat jauh dan lainnya.

.

Ku manfaatkan waktu untuk push lagi, sebab besok sudah riset season jam 1 siang.

Ditemani dengan coklat panas dan pancake plus tidak di gangu Saki, push ku bisa lancar jaya.

"Haruka kun, sudah luang?" tanya Saki lewat pesan yang muncul di notifikasi ponsel ku

"Yah baru mau mulai sudah di tanya" pikir ku

"Ini sudah longgar, namun aku sedang sibuk push trophy" balas ku

"Penting push atau diriku?" tanya Saki

Dilema antara cinta dan game di mulai

"Penting keduanya" balas ku

"Pilih salah satu saja"

"Pilih kedua saja" balas ku

.

.

.

Alhasil sampai jam 9 malam, aku malah mengobrol dengan Saki di telepon terkadang video call juga, tanpa sempat push trophy lagi.

Jam 9.30 malam tidur, namun ku gunakan untuk push sampai jam 10 malam.

Lumayan bisa menaikan ke angka 7950, walaupun tidak top 100, ya itu sudah tinggi, aku kesusahan dalam hal waktu sebabnya, yang membuat aku stop push saat itu juga.

Informasi tambahan : (tidak di bahas chapter berikutnya sebabnya)

1. Hasil sidang tadi jam 9, tuntutan di terima hakim, jaksa pengacara dan Hakim yang dulu mengadili Yuzu (Korban tabrak lagi) di berikan hukuman 15 tahun penjara sebab pemalsuan data dan menerima suap.

2. Bagi pelaku Siruhasi Kei, setelah di usut dengan tuntas dan dengan data yang ada Suki berani menuntut atas dasar percobaan pembunuhan, antek ibuku menemukan informasi bahwa terjadi cekcok antara Siruhasi dengan Yuzu akibat Siruhasi ingin merebut pacarnya Yuzu, namun ia gagal, akhirnya bukti lain muncul, yaitu lewat tanya jawab antara Suki dengan Siruhasi, Siruhasi tak sengaja membongkar rahasianya sendiri.

3. Hukuman yang di terima Siruhasi adalah penjara seumur hidup karena pasal berlapis yang ia terima.

Percobaan pembunuhan

Penyuapan jaksa dan pengacara

Penyuapan hakim

Pemalsuan fakta (Yang bilang mabuk padahal tidak)

Next...


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C122
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login