"Jerry..." aku memperingatkan.
"Tidak. Aku tidak ingin mendengarnya. Aku tidak ingin tahu apa-apa tentang itu. Aku hanya berharap kami tidak kembali ke titik awal."
"Maksudnya apa?"
"Kau benar-benar mengetahuinya," desisnya.
Aku mengepalkan tanganku. Segala sesuatu dalam diri ku siap dan siap diluncurkan untuk menyerang.
Tapi dia berjalan pergi.
Aku menatap Jerry sejenak lalu melihat ke arah Des. Semua orang berbicara sekaligus. Kepalaku berdenyut-denyut. Aku tidak yakin api mana yang harus dipadamkan terlebih dahulu. Ketika Charlie menarik Dherry ke samping, aku mengejar Jerry.
"Tunggu!"
Aku mengejarnya saat dia melangkah keluar. Dia berbelok di tikungan dan berhenti dengan ekspresi kalah di wajahnya. Aku tidak mengharapkan itu. Aku siap untuk berkelahi. Bukan pesta penghiburan.
"Aku pulang, T. Aku tidak bisa melakukan ini sekarang dan tetap… tenang."
"Jerry, dia bukan musuh. Dia tidak pernah ada."
"Omong kosong."