Hari-hari berlalu, semenjak hari itu, tidak ada lagi yang membahas tentang perceraian atau kehamilan Selva. Semua orang pada sibuk dengan urusan masing-masing. Terutama Arseno yang sangat sibuk dengan pekerjaannya, perlahan mulai tidak memikirkan ucapan Nyonya Diva dan Dokter Kevan tentang masalah.
Tepat hari ini, Arseno kini sudah menginjakkan kakinya di bandara negara asalnya. Masih setia ditemani oleh Sekretaris Niko. Seperti sepasang anak kembar yang tidak bisa dipisahkan. Ya, itu cara mendefinisikan kedekatan Arseno dan Sekretaris Niko.
"Tuan, kita mau ke apartemen apa mansion?" tanya Sekretaris Niko.
"Bawa saya ke apartemen dulu. Saya mau ganti baju. Sekaligus ingin bertemu Jingga untuk memberikan sesuatu kepadanya."
"Baiklah, mari Tuan, mobil sudah saya siapkan."
Arseno berjalan tanpa menjawab sedikitpun.
Arseno sangat merindukan Jingga, entah kenapa selama satu minggu, setiap malam yang terlintas di otaknya hanyalah Jingga.