Elise menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan pelan. Dadanya terasa sakit. Bernapas ternyata bisa juga menyakitkan. Elise baru melangkah kembali ke kamar tidurnya ketika ponselnya bergetar.
Satu pesan masuk. Arsen.
..semua itu tidak mungkin ku lakukan. Karena dulu, saat ini, dan untuk selamanya. Aku akan tetap mencintai Elise dan itu tidak akan berubah..
Elise terdiam menatap ponselnya. Jarinya tidak mengetik apa pun. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus di lakukannya. Memang dia masih mencintai laki-laki itu tapi apakah hanya karena cinta dia bisa merusak persahabatannya? Dia juga tidak bisa memaksakan egonya hanya karena untuk kebahagiaannya sendiri.
****
"Maafkan aku, Nala. Aku benar-benar menyesal. Aku sama sekali tidak pernah bermaksud untuk membohongimu. Aku.."
"Elise..sudahlah. kau tidak perlu minta maaf. Aku tidak apa-apa, kau bisa lihat sendiri kalau aku baik-baik saja." Sela Nala menyeruput jus jeruknya.