Baixar aplicativo
31.25% The Secret : Indigo / Chapter 10: Chapter 10

Capítulo 10: Chapter 10

Sky terbatuk akibat debu yang kelewat banyak disini. Mereka masuk lebih dalam ke gudang dan mendapati banyak rak buku serta barang-barang hancur yang tidak berguna.

"Kenapa tidak di buang saja daripada disimpan disini" ujarnya sambil menatap barang-barang itu

Lisa berjalan mendahului Sky, langkah kakinya membawa dirinya menuju ke bagian rak buku. Tangannya ia taruh di rak dan mendapati bahwa debu di sana lebih banyak daripada di depan tadi, "Eh, Sky. Sepertinya buku-buku ini masih bagus, coba kau lihat" panggil Lisa

Sky yang mendengar perkataan Lisa segera berjalan mendekati gadis itu. Ia pilih satu buku yang mungkin bisa menarik perhatian, "Dia tadi bilang sudah membersihkan gudang kenapa rasanya makin kotor saja" cibir Sky

Ia mengambil buku bersampul coklat kehitaman dengan garis-garis kuno di sekelilingnya, "Buku apa ini?" ujarnya sambil membolak-balikan buku itu

"Coba ku lihat" tanpa aba-aba Lisa menarik buku yang berada dalam pegangan Sky kemudian membukanya dan tak menemukan debu sedikit pun di dalam buku itu.

Jika buku lain mungkin saja halaman lembar nya tak terbaca karena tertutup dengan debu dan kotoran, namun buku yang ini? Bersih

"Kosong. Tidak ada tulisan apapun disini"

"Kau serius?" Sky mengambil kembali alih buku kemudian melihat secarik tulisan di sana. "Apa matamu katarak? Kau tidak lihat ada tulisan disini?" ujarnya sambil menunjuk barisan kalimat pada lembar buku itu

Lisa memajukan wajahnya, melihat hal yang ditunjuk oleh Sky namun tidak melihat apa-apa selain lembaran kosong. "Tidak, aku tidak melihatnya. Bisa kau saja yang membacakan? Aku akan mendengar"

Sky memutar kedua bola matanya malas, "Apa kau serius? Baiklah akan ku bacakan"

Sky menarik nafas lalu mulai membaca deretan kalimat di sana, mulutnya berkomat-kamit yang entah kenapa malah terlihat seperti sedang membaca mantra. Ketika waktu lima menit terbuang akibat buku aneh itu, Sky menutup bukunya kemudian menaruhnya kembali pada tempat asalnya

Disisi lain, masih di rumah Sky. Paranormal dan ayahnya Sky sedang cemas akan keadaan Sky saat ini

Sedari tadi Paranormal itu menghubungkan mata batinnya untuk melihat keadaan Sky saat ini. Matanya kembali terbuka dan mengatakan, "Kita terlambat. Ia sudah membacanya"

•••

"Sudah. Kau mendengarkannya bukan?" tanyanya kemudian pada Lisa yang terpelongo

Bukannya menjawab, Lisa malah berkata "Kau pandai bahasa latin, ya?"

Sky mengerutkan dahinya bingung, kemudian tertawa pelan. "Latin? Yang benar saja, aku sama sekali tidak mengetahui bahasa latin"

Lisa menatap Sky aneh.

"Kau bercanda, ya? Jelas-jelas aku mendengarmu membaca bahasa latin pada buku itu tadi"

Sedetik kemudian Sky merasakan sesuatu yang sangat tidak enak pada hatinya. "Sky, kalungmu kenapa?"

Sky menoleh ke arah bawah atau lebih tepatnya ke kalungnya dan mendapati batu ruby bewarna merah itu bersinar terang memancarkan cahaya silau bewarna merah, semakin besar hingga Sky berteriak karena merasa kepanasan

Lalu batu ruby itu terpecah, hanya menyisakan tali kalung bersamaan dengan itu, tawaan dari sosok-sosok yang menghantuinya terdengar jelas di telinga Sky. Gadis itu menutup telinganya ketakutan kemudian berjongkok ketika melihat sosok yang melayang menghampiri dirinya

"Neraka menunggumu, sayang" ujar sosok itu.

Sky menoleh sebentar ke arah sosok itu, wajahnya tertutupi oleh darah, matanya keluar sebelah lalu diikuti dengan cairan kental bewarna merah dan belatung yang datang mendekatinya.

Lisa yang melihat sosok itu menampakkan diri segera berteriak kencang kemudian menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya. Salah satu sosok datang lagi dan memegang leher Sky, ia memuntahkan belatung pada pundak Sky. Untungnya seseorang datang dan membuka pintu gudang. Anehnya hal itu membuat kedua sosok tadi menoleh cepat ke arah pintu kemudian pergi begitu saja, Arthur masuk menghampiri Sky yang sedang terduduk dengan lemas

Ia memegang pundak Sky yang tidak ada apapun, termasuk belatung yang di muntahkan tadi hilang secara tiba-tiba. "Kau tidak apa-apa?"

Sky menatap Arthur kemudian memeluk laki-laki itu, Lisa mengintip melalui celah-celah jarinya. Ia tersenyum sedikit kemudian kembali menutup rapat matanya, Sky terisak di pelukan Arthur. "Kalungku menghilang" ujarnya

Arthur mendengarkan segala perkataan Sky sembari menepuk pundak gadis itu. "Tak apa. Kau aman saat ini"

Mendengar jawaban Arthur, Sky mundur sedikit untuk memastikan situasi saat ini aman. Benar kata laki-laki didepannya ini, bahwa situasi disini aman. Tidak ada lagi sosok yang menyeramkan seperti tadi, yang tersisa hanyalah mereka bertiga, jangan lupakan Lisa yang sedang tersenyum-senyum sendiri menatap Arthur dan Sky

Entah kenapa dirasanya mereka berdua itu cocok dan membuatnya gemas untuk tidak menjodohkan mereka. Dengan suara baritonnya, Arthur berkata, "Ayo kembali. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi"

Sky mengangguk. Arthur berdiri kemudian mengulurkan tangannya kepada Sky yang disambut baik oleh gadis itu. Mereka bertiga pergi menuju keluar gudang, dari samping gudang Kirei muncul dengan raut wajah khawatirnya.

"Sky, kamu baik-baik saja?" tanya nya memastikan Sky baik-baik saja

Sky mengangguk kemudian berkata, "Iya. Ngomong-ngomong kenapa kakak bisa berada disini?"

Sky menangkap gerak-gerik mencurigakan dari Kirei. Gadis itu gugup, "Eh, i-itu tt-tadi eum... Aku..."

"Kau tidak melakukan sesuatu yang tidak-tidak bukan, kakak?" tanya Sky menaruh rasa curiga padanya

Kirei tertawa hambar. "Tidak, untuk apa aku melakukan sesuatu yang tidak-tidak di sekolah ini. Aku adalah Presiden Siswa, apa kata para siswa nanti jika mereka memergoki Presiden Siswanya sedang melakukan hal yang tidak-tidak"

Sebenarnya Sky masih curiga terhadap Kirei, namun karena situasi tidak mendukung untuk menginterogasi nya Sky memutuskan untuk mengangguk dan berpura-pura percaya pada kakak sepupunya itu

"Kau sendiri? Kenapa bisa berada di sini bersama dengan Arthur?" tanya Kirei balik

"I-itu, aku menemani Lisa untuk pergi ke gudang. Kata Casey sedang ada uji keterampilan disini, katanya ia harus datang kesini. Aku curiga bahwa Casey hanya mengerjainya saja dan aku memutuskan untuk pergi berdua dengannya, ternyata benar saja. Mereka mengerjai kami"

Kirei mengangguk, "Lalu kenapa bisa ada Arthur disini?"

"Aku sedang lewat gudang dan mendengar suara teriakan seseorang, ketika aku ingin masuk ke dalam gudang pintu itu malah tertutup dengan rapat sehingga aku harus mendobraknya"

"Berteriak? Ada apa? Apa mereka menganggumu lagi?" tanya Kirei

"Sebenarnya begini-" ucapan Lisa terpotong akan Sky. "Tadi kami menemukan kecoa dan kau tau kan kak bahwa aku sangat anti dengan yang namanya kecoa?"

"Cepatlah kembali. Bel sudah berbunyi lima menit yang lalu" ujar Kirei lalu pergi meninggalkan mereka bertiga

Arthur menatap ke arah Sky, "Kau pembohong baik rupanya"

"Apa? Aku tidak berbohong" bela Sky. "Tidak udah mengelak, aku tau bahwa kau bertemu dengan dua sosok tadi. Bandul kalungmu menghilang" ujar Arthur

•••

Pulang sekolah, Sky sedang berdiri di tengah-tengah lapangan. Gadis itu melipat kedua tangan di dada sesekali melihat jam di tangannya. Ia tampak gusar karena tidak menemukan Lisa yang katanya pamit sebentar karena ingin mencari sesuatu

Sudah terhitung sekitar dua puluh menit gadis itu berdiri di sana dan masih tidak menemukan keberadaan Lisa. Tiba-tiba ekor matanya mendapati Royal Queen dan King sedang berjalan bersama dengan Casey yang bergelayut manja di lengan Jordan

Sky menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku cabe giling itu. Bukankah Jordan berpacaran dengan Daisy? Lalu mengapa laki-laki itu malah santai saja menerima keberadaan Casey di sisinya?

Sky berpikir sejenak, sebelum berpacaran dengan Daisy, Jordan berpacaran dengan kakak kelasnya, Cathlyn. Lalu wanita malang itu meninggal tepat dihadapannya, ketika ia baru saja pulang dari les piano dan mendapati sebuah kecelakaan yang ternyata itu adalah Cathlyn

Dan secepat itukah Jordan move on dari kekasihnya yang meninggal itu? Lagipula kecelakaan itu tidak masuk di akal baginya, bagaimana tidak? Polisi bilang ia hanya menemukan sebuah truk kosong tanpa ada pengemudinya di sana. Tidak ada satu bekas pun sidik jari atau stampel darah manapun di dalam truk itu

Biasanya jika terjadi kecelakaan, orang yang menabrak juga akan terluka walaupun kecil. Dan ini? Jangankan luka, sidik jari saja tidak ada. Sky bergidik ngeri kemudian berkata, "Lalu apa yang menabrak gadis malang itu" ujarnya

Sky menendang-nendang kakinya ke udara. Ia mendongak ke atas dan tanpa sengaja mendapati sosok di atas sana sedang menatapnya tajam, Sky mengalihkan pandangan nya ke arah lain. Sialnya ia malah memandang Arthur yang juga ikut memandangnya

Sky dibuat gelabakan sendiri lalu gadis itu memutuskan untuk menunduk saja daripada menatap hal-hal yang tidak penting seperti itu. "Eh, Lisa kemana sih?"

Sky menatap sepatu yang berada di depannya itu. Ia tahu bahwa Arthur sedang berdiri di depannya saat ini, laki-laki itu terdiam menatap Sky yang enggan menatapnya. "Tanpa kalungmu kau tau bahwa dirimu akan lebih mudah mati bukan?"

Sky mendongak ke arah Arthur, "Darimana kau tau?" tanya nya

Arthur tidak menjawab melainkan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. Sky menatapi laki-laki itu lama-lama, "Sebenarnya kau ini indigo bukan sih?"

Arthur mengedikkan bahunya kemudian menghela nafas pelan. "Jika ingin tau, cari tau saja sendiri" balas Arthur yang membuat Sky mendengus kesal

"Oh ya, darimana kau bisa mengenal ayahku?"

"Aku ini kolega ayahmu asal kau tau" jawab Arthur yang membuat Sky mengerutkan dahinya. "Maksudmu, kau mempunyai perusahaan sendiri?"

"Ayahku memberikan perusahaan nya kepadaku, dan secara otomatis aku menjadi CEO disana"

Sky melirik ke arah atas, lantai koridor tiga, tempat dimana sosok tadi berada. Namun kali ini ia harus membulatkan matanya terkejut hebat begitu melihat sosok yang ia kenal sedang berdiri di depan hantu itu dengan raut wajah datar dan pucat

"Sepertinya aku kenal dengan orang itu" ujar Sky sambil memicingkan kedua matanya, sialnya malah terkena apes begitu sosok di belakang orang itu menatapnya tajam

"Seperti kakak, tetapi..."

To Be Continue...


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C10
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login