Teman yang seorang guru juga itu hanya bisa mendesah pelan, Resti bukan tipe orang yang suka berbagi masalah pribadinya. Jadi, mustahil untuk tau apa yang sebenarnya sedang di alami temannya ini.
"Sekolah udah sepi, sebaiknya kita pulang sekarang." Ajak temannya itu. Dia mengelus pundak Resti yang masih bergetar pelan. Entah apa masalahnya yang jelas pasti sangat berat, terlihat dari Resti yang tampak begitu rapuh menghadapinya.
"Duluan aja, aku masih mau disini." Tolak Resti. Lututnya gak sanggup berdiri apalagi berjalan. Patah hati ternyata mempengaruhi seluruh fungsi organ.
"Sebenarnya masalahmu apa sampek segininya? Berbagi Res, kadang kalo udah di bagi ketemen, bebannya agak berkurang. Kalo gak ke aku bisa ke orang yang kamu percaya, pacar misalnya."
Resti tersenyum miris, pacar apa? Dia tidak punya pacar, justru sekarang yang sedang di tangisinya pria yang membuatnya jatuh cinta sampai hampir mati rasanya.