Elle tertawa sumbang, "kau mencemooh karena Dhika tidak tergerak untuk menemuiku bahkan setelah tau aku tidak makan dan minum obat dari kemarin."
Hatinya bagai di tusuk pisau ribuan kali mengetahui hal itu. Dhika sungguh keterlaluan, haruskah sejauh ini?
"Ya, menurut pak Mahar kalau mau sehat ya minum obat kalau nggak mau sehat apa boleh buat. Semua tergantung diri sendiri." Cia menarik napas lalu melanjutkan, "masih mau pakek cara itu? Sampe kakak di jemput malaikat maut pun dia nggak akan datang." Cia nggak pakek rem kalau ngomong, apalagi itu benar. Gas poll.
Elle menggeram marah namun sebelum dia berkata gadis itu kembali bicara, "maka itu aku tawarkan sesuatu. Jadilah lawan yang layak untukku, sembuh dan rebut pak Mahar kembali. Jika pada saat itu pak Mahar luluh dan cinta balik sama kakak, aku mundur begitupun sebaliknya."