Baixar aplicativo
26.92% CINTA YANG PALSU / Chapter 7: Bagian Tujuh

Capítulo 7: Bagian Tujuh

Gue ke dapur, bibi Sum terkejut melihat gue masuk. Dia sedang membuat minuman untuk Mariana dan teman lelakinya,

"Bi, biar saya saja yang mengantar !" ujar gue.

"Tapi tuan ..." ucapnya tertegun, gue langsung membawa nampan minuman ke depan.

"Silahkan non !" gue meletakan nampan berisi minuman dimeja ruang tengah di hadapan mereka, Lelaki yang bernama Daniel mengambil gelas dan meminumnya langsung, tanpa diduga dia menyemburkan isinya ke wajah gue !

"Terlalu manis ! lo sengaja ya membuat ini tidak enak !" semprotnya marah. Sementara Mariana tersenyum saja, gue mengusap wajah. Gue hanya diam.

"Maaf non, saya yang salah lupa memberi es batu !" tiba-tiba bibi Sum datang dengan tergopoh-gopoh.

"Maaf tuan !" dia menunduk meminta maaf kepada gue.

"Tidak apa-apa bi !" jawab gue.

"Maaf non saya akan membikin minuman yang baru lagi !" Bi Sum mengambil gelas dari tangan Daniel dan Mariana, sementara gadis itu menatap tajam ke arah gue.

"Saya permisi non !" bibi Sum pamit, begitu pun gue. Ketika di dapur bi Sum langsung mengusap wajah gue dengan handuk.

"Maafkan saya tuan! saya benat-benar sedih non Mariana sudah berubah banyak !" sambil terisak. Gue menyentuh tangannya dan tersenyum.

"Tidak apa-apa bi, saya yakin dia akan tersadar nanti !" ucap gue, Bi Sum hanya mengangguk.

Ketika hendak ke luar untuk ke kamar berganti baju, gue mendengar pembicaraan Mariana dengan Daniel.

"Sayang, ada yang mau aku omongin !" ucapnya sambil memeluk lelaki itu.

"Ada apa sayang, katakan saja !" tangan lelaki itu merangkul pundak gadis itu sementara yang lainnya menggerayang tubuh sintalnya.

"Aku ... hamil !" bisiknya, sontak lelaki itu menatapnya.

"Sejak kapan ?" tanyanya. Mariana menatap lelaki itu penuh cinta.

"Sudah 3 bulan !" ucapnya.

"Oh, tidak apa-apa sayang aku akan bertanggung jawab !" rayunya tapi gue melihat matanya tidak nyaman dengan berita kehamilan Mariana, gue akan cari tahu siapa Daniel sebenarnya.

"Benarkah ?" mata Mariana berbinar senang.

"Tentu sayang !" lelaki itu melumat bibir Mariana, sedang gue menuju kamar untuk berganti baju, tak lama mereka sudah tidak ada. Menurut bibi Sum mereka kembali ke kamar.

-----------------

Keesokan harinya, Mariana sudah pergi entah kemana. Sedang gue berada di rumah karena kebetulan hari minggu. Tak lama ponsel gue berdering dan itu dari pak Joko.

"Hallo, ada di rumah pak !" jawab gue

"Apa, boleh ... iya, dimana? baik pak !" gue terdiam, akhirnya ke kamar untuk berganti baju dan pamitan kepada bi Sumi untuk pergi, kali ini gue naik mobil, gue bisa menyetir karena ketika gue kuliah dahulu pernah bekajar menyetir dari salah satu teman gue yang baik orangnya, bahkan gue punya kartu SIM walau belum punya mobil hanya motor.

Gue menuju sebuah janapada yaitu kompleks olah raga khusus dan eksklusif, ada lapangan golf, lapangan tenis, gym dan sauna di dalamnya termasuk restoran serta Cafe. Gue pernah di ajak beberapa kali ke sini, hanya untuk menemani beliau main golf seharian. Biasanya pertemuan bisnis atau hanya bersenang-senang dilakukan disini.

Setelah sampai, gue masuk dan memberikan kartu khusus anggota klub ini, kakau tidak gue tak bisa masuk, sangat mahal kartu keanggotaan klub ini tapi cukup lama selama 5 tahun dan bayarannya sebesar 10 juta dan itu sudah bisa melakukan apapun disana secara eksklusif.

Pak Joko Subroto menyukai golf dan sesekali main tenis. Kini ia sedang di padang golf, seorang pegawai membawa gue ke sana dengan mobil golf. Gue melihat sekumpulan orang di sana.

"Mario !" teriaknya, gue mendekat. Pak Joko berusia 50 tahunan lebih, tapi masih terlihat gagah dan bertubuh tegap.

"Bagaimana ?" tanyanya, dia selalu bertanya dengan singkat tanpa tahu arah pembicaraannya, tapi sedikit demi sedikit gue sudah bisa menebak sekarang.

"Baik, pak! kemarin lelaki itu kerumah !" jawab gue.

"Oh begitu, lalu ?" tanyanya lagi sambil tetap bermain golf.

"Mariana memberitahunya !" jawab gue. Ekspresinya biasa dan datar ketika gue menceritakan itu.

"Kamu tak perlu mencari tahu soal lelaki itu Mario !" ujarnya, gue tertegun.

"Biar saya yang akan menyelesaikannya ! kamu hanya bersiap untuk point ke tiga ! karena point ke dua sudah kamu dapatkan, tidak sulit bukan ?" ujarnya sambil tersenyum.

"Boleh saya tahu pak ?" tanyaku. Dia melirik ke arahku dengan tajam.

"Kan saya sudah bilang, bila semua tugas perjanjian itu selesai baru kamu boleh tahu !" jawabnya, sambil meminta tongkat golf kepada seorang Caddy.

"Maafkan saya pak !" ucap gue, ada sedikit desiran aneh yang membuat gue harus hati-hati.

"Bagaimana di kantor ?" tanyanya, kembali tenang. Gue menceritakan dengan apa adanya situasi di kantor terutama bagian pekerjaan gue yang cukup sulit.

"Begitu, besok saya akan suruh orang ke ruangan kamu !" ujarnya.

"Baik pak! terima kasih !" jawab gue. Setelah itu gue pun pergi, karena dia memberi tanda telah selesai pertemuannya.

---------------

Gue pun berjalan ke tempat parkiran, tapi gue merasa ada yang mengikuti dari tadi. Ketika berbalik gue melihat seorang lelaki bertubuh gemuk berdiri di hadapan gue.

"Pak Mario ?" tanyanya, gue mengangguk dengan bingung.

"Siapa ya ?" tanya gue sambil membetulkan kaca mata, lelaki itu memberikan kartu namanya.

"Detektif swasta ?" tanya gue tertegun, "Ada perlu apa dengan saya ?" tanya gue lagi dengan waspada. Dia hanya tertawa.

"Tenang saja pak Mario, bukan maksud seperti itu! mungkin saja anda yang membutuhkan saya untuk membantu anda !" jawabnya.

"Untuk apa ?" tanya gue tak mengerti apa-apa.

"Untuk apa saja, pak Mario! bila anda mempunyai masalah saya akan membantu anda !" jawabnya.

"Tunggu, anda suruhan pak Joko ?" tanyaku karena beliau tadi menyebutkan hal itu, tapi dia menggeleng,

"Bukan, tapi saya tahu tentang dia semuanya! karena dahulu almarhum istrinya pernah meminta bantuan kepada saya untuk memata-matai dia dengan selingkuhannya sampai dia mengetahuinya ! sayang, dia marah besar dan melakukan mengintimidasi saya oleh bodyguardnya dan memasukan saya ke penjara selama 3 tahun !" jelasnya.

"Lalu apa hubungannya dengan saya ?" tanya gue, dia tersenyum.

"Saya pikir, anda membutuhkan saya pak Mario! saya tahu tentang anda! anda butuh keamanan dan kehati-hatian dengan pak Joko !" jawabnya.

"Saya kasihan kepada anda, karena terjebak di situasi yang sulit ini !" gue tertegun.

"Harus saya akui, saya bermaksud membalas dendam kepadanya karena perbuatannya kepada saya! tapi kalau secara langsung tidaklah mungkin, tapi dengan menolong anda itu sudah cukup untuk melepaskan diri dari jeratan pak Joko Subroto yang tidak sebaik yang anda lihat! seperti dilakukan kepada anda dengan mempermalukan dan menghina anda segala rupa !" ucapnya sambil menatap gue yang terdiam.

"Jangan terburu-buru, santai saja dan pikirkan lagi tentang semuanya dan simpan baik-baik kartu nama saya dan bila sudah, hubungi saya! oh iya nama saya Suparman !" ujar sambil menepuk pundak gue dan pergi dengan berjalan agak pincang.

Gue masuk ke dalam mobil dan terdiam, kemudian memandang kartu nama dan nomor telpon yang diberikannya, penjelasannya cukup bagi gue untuk mengambil keputusan di situasi seperti ini. Gue membutuhkan banyak informasi tentang apapun, gue sering mendengar orang-orang seperti pak Joko membutuhkan hal itu, kalau tidak bagaimana bisa tahu semuanya tanpa gue jelaskan. Perasaan tadi tidaklah pernah salah, gue seperti mempunyi indera ke enam yang tentunya bukan seperti indigo bisa melihat hantu, masa lalu atau datang, tapi lebih ke hal lain yang gue sulit jelaskan apa itu.

Bersambung ....


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C7
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login