Baixar aplicativo
15% Bilik Kontrakan / Chapter 3: Episode 2: Lubang Bencana

Capítulo 3: Episode 2: Lubang Bencana

Eko dan Dadang pulang dari kerjaan mereka sekitar pukul 5 sore. Mereka tampak lelah sekali terlihat dari wajah Eko yang tampak sayu, begitu pula dengan Dadang bau tubuh Dadang sudah tercium saat hendak masuk ke kamar kontrakannya.

"Kaya capek sekali mas?" Tanya Tati.

"Iya dek, pertama kerja lagi jadi belum biasa"! Jawab Eko.

Seperti biasa Eko yang memang sudah jorok dari sananya langsung istirahat dan menyantap makanan yang telah disediakan Tati, mandi adalah nomor kesekian bagi Eko karena birahi dan kepuasan adalah nomor satu baginya.

Ditempat lain Dadang lebih memilih untuk ke kamar mandi terlebih dahulu dibandingkan harua makan dulu.

Walaupun Dadang mempunyai badan bau, tapi dia lebih suka akan kebersihan. Menurutnya badan boleh bau, tapi anak dan istrinya harus selalu nyaman di dekatnya.

"Bu, di kamar mandi ada siapa?" Tanya Dadang.

"Aduh pak, kalau jam segini pasti ngantri. Ibu aja belum mandi." Ujar Ranti.

"Bapak kebelet bu!" Timbal Dadang.

"Ya kesana aja pak, cobain kali aja Adam atau Andi, jadi bapak bisa numpang pipis toh sama-sama lelaki!" Saran Tati.

Dadang yang sudah kebelet segera pergi ke kamar mandi.

"Sialan, ada orang." Gumam Dadang.

Terdengar suara air yang tumpah dari gayung menandakan ada orang yang sedang mandi.

"Maaf, siapa di dalam?" Tanya Dadang.

"Ini Risa pak, sebentar ya ini lagi mandi!" Jawab Risa.

Lama menunggu membuat Dadang jadi punya pikiran mesum untuk melihat bagaimana jika Risa tanpa busana.

Terlihat ada bilik yang memiliki celah cahaya masuk, antara ragu dan ingin Dadang mendekati lubang tersebut. Dengan hati dag dig dug Dadang berjalan mendekati lubang yang akan membawa Dadang mengobati rasa penasaran akan tubuh Risa.

Ketika Dadang melihat lubang tersebut, terlihat Risa sedang membalikkan badannya ke arah lubang dimana Dadang mengintipnya. Risa sedang mengeringkan tubuhnya memakai handuk, payudara yang kenyal membuat Dadang menelan ludah. Apalagi ketika Dadang melihat bagian vagina Risa yang tidak berbulu membuat Dadang terangsang berat.

"Berdiri saja bisa bikin ga tahan, apalagi ngangkang". Gumam di hati Dadang.

Dadang yang sudah tidak tahan segera menuju kamarnya untuk bersetubuh dengan Ranti.

====

"Silahkan pak Dadang!" Seru Risa.

Risa keluar hanya berbalut handuk saja dan heran kenapa pak Dadang tidak ada.

"Kamu tuh jangan pakai handuk saja Ris!" Tegas Adam.

"Kenapa gitu pah, kan baru beres mandi!" Ujar Risa.

Adam semakin kaget saja ketika Risa membuka seluruh handuknya dan dia bugil di depan Adam.

"Apalagi kamu gak pakai Daleman"! Ujar Adam.

"Iya mas, nanti gak kaya gini lagi. Kalau sudah mandi aku rangkap pakaian dalam deh!". Jawab Risa.

Dengan agak kesal Adam ke ruang tengah untuk menonton televisi karena kelakuan istrinya yang bisa membuat orang bisa berbuat hal yang tidak diinginkan.

====

Suara motor terdengar yang artinya jikalau Aldi suaminya dari Sifa sudah pulang. Memang hampir semua aktivitas berakhir pada sore hari terkecuali untuk Tati, dia pulang kerja pukul 2 siang.

"Langsung makan yang?" Tawar Sifa.

"Nantilah sudah shalat Maghrib ya yang!" Jawab Aldi.

Aldi memang lelaki idaman, anak dari pak Usman ini langsung mendapatkan pekerjaan setelah dia lulus kuliah. Belum lagi dukungan dari ayahnya membuat dia gampang dalam hal apapun.

"Yang udah mau Maghrib lho!" Ujar Sifa.

Aldi baru tersadar jikalau dari tadi bermain handphone dan waktu sudah mau Maghrib.

"Oh iya, aku mandi dulu kalau gitu ya!" Ucap Aldi.

Ketika dijalan menuju kamar mandi Aldi berpapasan dengan Ranti yang juga menuju kamar mandi. Nafsu Dadang yang tadi sudah menggebu-gebu ternyata gagal karena ada anaknya Dafi.

"Siapa dulu nih bu?" Tanya Ranti.

"Kamu dulu saja nak Aldi." Jawab Ranti.

Aldi pun segera masuk ke kamar mandi karena sudah diizinkan duluan oleh Ranti. Nyamuk mulai menggigiti Ranti yang menunggu Aldi mandi, adzan Maghrib mulai berkumandang dan cahaya lampu sudah terlihat di sekitar kontrakan.

Ranti melihat ada cahaya keluar dari celah kamar mandi, sama seperti halnya dengan Dadang dia menjadi penasaran untuk mendatangi cahaya tersebut. Dengan alasan waktu sudah malam Ranti mengajak ngobrol Aldi.

"Masih lama nak Aldi?" Tanya Ranti

"Lagi sabunan bu!" Jawab Aldi.

Perlahan tapi pasti Ranti mengintip Aldi yang sedang mandi, terlihat disana penis Aldi menggantung dipenuhi bulu yang lebat menjalar ke pusarnya Aldi.

"Besar juga punyamu Aldi!" Gumam Ranti dalam hati.

Dalam hatinya Ranti menyesal kenapa dia tidak melayani nafsu Dadang ketika tadi sore. Kalau sekarang sudah tidak mungkin Dadang mau bercinta dengannya, apalagi anaknya ada di kontrakannya. Dengan terpaksa dia menahan menahan birahinya, karena bila dipaksakan pun tidak akan bisa pasalnya Ranti masuk kerja malam yang untungnya ini hari terakhir masuk malam.

====

Sekitar pukul 21.00 Adam dan Ranti berangkat kerja bersama-bersama, dengan berjalan kaki Ranti dan Adam menuju pabrik tempat mereka bekerja.

Terlihat di sana Risa keluar kamar untuk sedikit mengantarkan suaminya bekerja, Dadang yang sama halnya dengan Risa mengantarkan istrinya Ranti kerja kembali terangsang ketika Risa melambaikan tangan dan memperlihatkan ketiaknya yang bersih.

Menahan birahi adalah hal yang bisa dia lakukan sekarang, karena mana mungkin dia memaksa Risa melayani nafsu birahinya yang terus memuncak.

"Akhh" rintihan Sifa di kamar sebelah.

Dadang yang sudah masuk ke kamarnya mencoba mencari lobang untuk mengintip kegiatan Aldi dan Sifa.

"Sialan, gak ada lubang buat ngintip!" Gumam Dadang.

Tanpa Dadang tahu dari tadi Dafi memperhatikan apa yang dilakukan Dadang, nampaknya Dafi tahu betul kalau bapaknya sedang ingin bersetubuh.

====

"Bau apa sih ini?" Gumam Risa saat dia bersandar di dinding bilik kamarnya.

"Mas kamu gak mandi dari tadi sore?" Tanya Tati.

"Malas ah dek, besok pagi saja!" Ujar Eko.

Risa akhirnya tahu darimana asal bau itu, rupanya itu bau dari badan Eko yang tidak mandi. Sampai-samlai baunya tercium ke kamar Risa. Tapi tiba-tiba Risa mendengar suara desahan dari Tati.

"Pantas aja baunya sampai sini, sambil bersetubuh rupanya!" Gumam Risa dalam hati.

Jauh dalam hatinya Risa ingin bercinta dengan suaminya, bagaimana tidak sudah hampir satu minggu Adam tidak menggaulinya. Dia simpan rasa dalam hatinya dengan tidur dan menunggu esok hari.

====

Shubuh telah tiba, tidak seperti biasanya Dadang bangun di shubuh hari. Rupanya dia ingin kembali mendengarkan desahan dari Sifa, Dadang tahu betul apabila sesudah shalat subuh Aldi akan melakukan persetubuhan dengan Sifa.

Tak lama berselang yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga, erangan dan rintihan kenikmatan terdengar di kamar mereka.

"Aku suka bau vagina kamu!" Puji Aldi tiada hentinya ketika dia bercinta di subuh hari.

"Plok..plok.." suara kelamin Aldi dan Sifa dalam puncak birahi.

Dadang yang menguping dari tadi memasukkan tangan kanannya untuk mengelus-elus penisnya, tentu saja dadang ingin masturbasi. Tapi dia ingat satu hal sebentar lagi Ranti pulang dan dia bisa melepaskan hasrat seksualnya, apalagi Dafi akan pergi sekolah sehingga Dadang saat bercinta dengan Ranti bisa lebih menikmati walaupun dalam wakti singkat karena harus kerja kembali.

====

Sekitar jam setengah 6 pagi Eko hendak mandi karena badannya lengket sekali, bagaimana tidak sehabis kerja kemarin tidak mandi kemudian ditambah bercinta semalam dengan Tati.

"Belum pulang mas Adamnya?" Tanya Eko.

Risa tersenyum ketika bertemu Eko di jalan yang menuju kamar mandi.

"Bentar lagi kok mas, jam 6 pagi!" Jawab Risa.

"Ris, saya boleh duluan? Ga enak badan saya sudah lengket amat!? Tanya Eko.

"Ya sudah mas kalau gitu, lagian mas juga mau kerja ya?" Tanya balik Risa.

"Iya Ris, makasih ya!" Ujar Eko.

" Ngomong-ngomong habis ngapain sih mas sampai lengket gitu badannya?"tanya Risa lagi.

Eko hanya tersenyum dan bergegas masuk ke kamar mandi, dia cium aroma ketiaknya rasanya kalau Sifa menghirupnya akan muntah.

Risa baru sadar jika ada celah kecil yang bisa melihat ke kamar mandi, dia bisa dengan jelas melihat Eko yang sedang bugil menyabuni tubuhnya.

"Deg" Risa kaget bukan main, jangan-jangan kemarin sore  saat dia mandi pak Dadang melihat seluruh tubuhnya dalam keadaan bugil. Keringat dingin mulai bercucuran di sekujur badan Risa, karena yang dia tahu kalai pak Dadang memiliki libido seks yang tinggi dan dia takut hal yang ditakutkan oleh Adam terjadi.

====

Pukul 06.30 Dafi pamit pada Dadang untuk pergi sekolah, Dafi sendiri yang sudah SMP tahu betul apa yang namanya seks. Pergaulan bersama teman-temannya menjadikan dia lebih cepat dewasa karena seks.

"Mana ya Ranti belum pulang juga?" Bisik Dadang.

Yang ditunggu pun akhirnya datang senyuman hangat dari Ranti dibalas senyuman penuh nafsu dari Dadang.

Tumben-tumbenan Dadang menarik tangan Ranti tanya Adam di dalam hati.

Didalam kamar dadang langsung membuka bajunya terlihat bulu lebat di dadanya, dia remas payudara Ranti dengan agak kasar. Bukannya kesakitan Ranti justru sangat menikmatinya.

"Jilat penisku!" Suruh Dadang.

Kali ini tanpa banyak menolak Ranti menjilati penis Dadang yang sudah berdiri tegak. Ranti sendiri sebenarnya dari kemarin sore sangat ingin bersetubuh dengan Dadang karena mengintip Aldi yang sedang mandi.

Geli yang dirasakan oleh Ranti ketika bulu dada Dadang bergesekan dengan payudaranya tidak bisa berhenti membuatnya mengeluarkan cairan pelumas.

"Pak, aku pingin pipis!" Ujar Ranti ketika berada diatas perut Dadang.

"Kamu mau keluar bu?" Tanya Dadang.

" Enggak pak, ibu benar-benar ingin pipis" ujar Ranti.

"Pipis aja bu susah amat!" Tegas Dadang.

Dalam hatinya Dadang berkata kapan lagi liat wanita pipis saat bercinta. Tak lama berselang Ranti mengeluh nikmat, akan tetapi bukan Nikmat orgasme tapi nikmar pipis ketik ada penis di dalam vaginanya. Bau air kencing langsung tercium seketika itu, Dadang menyadari kalau waktu dia tidak banyak. Maka dari itu genjotan kencang dan pelan mulai dimainkan olehnya, sampai pada akhirnya dia mengalami ejakulasi di dalam rahim Ranti. Sperma bersatu padu dengan air kencing Ranti, lenguh kenikmatan jelas terdengar dari mulut Dadang, berbeda dengan Dadang Ranti kembali tidak menemukan orgasme karena yang barusan itu air kencing bukan air cinta dari vagina Ranti.

====

Adam seperti biasa ketika masuk ke kamarnya langsung membuka pakaiannya dan hanya memakai celana dalam saja untuk segera tidur. Tapi Risa kali ini tidak tinggal diam dan ingin bercinta dengannya.

"Pah, aku pengen nih!" Rayu Risa.

"Nanti malam saja mam, besok aku libur" jawab Adam.

Lagi-lagi keinginannya pupus, dia masih membayangkan penis Eko yang menggatung saat dia inytil tadi. Aroma tubuh Eko seperti menghipnotis Risa untuk menghirupnya secara dekat.

Melihat istrinya yang kecewa Adam walaupun dengan agak terpaksa memenuhi kebutuhan batin dari Risa. Risa yang bahagia langsung bertelanjang untuk lebih merangsang Adam, usahanya berjalan lancar penis Adam mulai terlihat ingin keluar dari sarangnya. Dibukalah celan dalam Adam, tanpa dikomando Risa langsung meng-oral penis Adam. Adam merasakan nikmat yang sudah hampir satu minggu dia tidak dapatkan.

"Pah, ayo masukin mama udah gak tahan!" Seru Risa.

Akhirnya penantian selama satu minggu dari Risa terpuaskan juga, penis Adam keluar masuk vagina denga  sempurna. Desahan Risa membuat suasana semakin panas. Sesekali Risa mencium ketiak Adam, tapi sayang keinginannya yang satu ini belum tercapai. Ketiak Adam yang memakai deodorant mengurangi hasrat seks dari Risa. Dia inginkan arom tubuh yang jantan seperti milik mas Eko.

Selagi asyiknya melamun tiba-tiba terdengar suara erangan Adam yang berejakulasi, Risa hanya pura-pura puas saja karena sama halnya dengan Dadang, Adam tak lebih baik dengan keegoisannya. Berdeda dengan Eko dan Aldi mereka akan memuaskan pasangannya.

====

Sampai pada akhirnya sekita jam 06.45  pak Usman datang mengontrol kontrakannya, dia melihat ada celah di kamar mandinya dan membetulkannya. Disana terlihat ada Dadang ikut membantu pak Usman, sementara itu Risa yang melihat Dadang menjadi bergidik karena lobang di kamar mandi tersebut. Usai membetulkan kamar mandi sekitar jam 7 pagi dia hendak pamit ke menantunya. Karena tahu jikalau Aldi sudah pergi untuk mengajar maka dia langsung saja masuk ke kamar menantunya tersebut.

Pak Usman terkejut melihat Sifa sedang tertidur dalam keadaan bugil dan hanya memakai selimut saja. Sudah menjadi kebiasaan jikalau sesudah bercinta Sifa akan tidur bugil dan bangun nanti siang.

Pak Usman menela ludah melihat Sifa yang telanjang, apalagi setengah kaki kanannya tidak tertutupi selimut.

Untung saja pak Usman sadar dan ingat jikalau dia adalan menantunya, walaupun dalam hatinya benar-benar terangsang. Melihat pahanya saja sudah terangsang berat apalagi saat Sifa telanjang bulat. Karena hingga saat ini belum pernah ada yang melihat Sifa secara telanjang kecuali Aldi suaminya. Dengan lagak tenang pak Usman keluar kamar dan berpura-pura melupakan apa yang telah dia lihat.

====

Lobang kecil ini telah menjadi bencana dan berkah di kontrakan milik pak Usman. Risa, Ranti, Eko dan Aldi menjadi korban atas adanya lubang tersebut, mereka jadi korban birahi yang harus dituntaskan.

Sampai disini episode kali ini, ditunggu like and vote-nya ya.

Bersambung


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C3
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login