Rafandra merasa sangat geram dan tidak terima dengan apa yang baru saja di katakan oleh kakak tingkat yang sama sekali tidak ia kenal itu. Rafandra merasa bahwa kakak tingkahnya itu sudah seenaknya dan berlindung di balik kata senioritas di Universitas. Tapi, Rafandra benar-benar tidak peduli dengan itu sebab ia sudah merasa terlanjur kesal dan yang pasti tidak akan bisa menerima perkataan kakak tingkatnya itu dengan gampang.
Sementara Nadia yang melihat kekasihnya itu hanya bisa diam. Gadis cantik itu bisa mengetahui bahwa Rafandra saat ini sedang marah besar tetapi masih tetap berusaha untuk menahan amarahnya supaya tidak menjadi-jadi. Karena hal ini juga, Nadia menjadi merasa sangat bersalah pada Rafandra.