Danu terlihat baru saja keluar dari mobilnya. Kedua matanya tertuju pada mobil yang terparkir tidak jauh darinya, dan mobil itu tidak lain adalah milik Bian.
"Ternyata si brengsek itu sudah pulang!" ucap Danu seraya mengepalkan kedua tangannya. Setelah itu, dia pun segera melangkahkan kakinya memasuki kediamannya. Setelah Danu memasuki rumahnya, dia mencari keberadaan sang putri, karena dia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.
"BIAN!"
"BIAN!"
"BIAN!"
Danu tidak henti-hentinya berteriak memanggil Bian, tapi putranya itu tidak kunjung menimpalinya.
"Mana Bian?" tanya Danu pada salah satu pelayannya.
"Tuan Bian sedang berada di kamarnya, tuan!" jawab pelayan itu.
Danu pun segera menuju kamar Bian setelah mendengar jawaban yang di berikan oleh pelayannya itu.
Dinda terlihat berlari dari arah dapur dengan membawa nampan yang berisikan cemilan dan jus.
"Bik, Papa kenapa teriak-teriak memanggil nama kak Bian?" tanya Dinda pada pelayannya itu.