Di dunia ini, terkadang menjadi baik tidak menjamin kita akan diperlakukan sama. Peri Lala juga merasakan hal seperti itu. kebaikan hatinya bahkan masih menjadi tanda-tanya besar. Ia mengingat bagaimana perlakuan pengawal yang menangkapnya tanpa terlebih dulu bertanya atau mencari tahu tentang sebuah kebenaran. Itu jelas sedikit mengecewakan. Padahal, selama ini para pengawal istana sudah bersamanya.
"Apa hal seperti ini juga yang dirasakan prajurit itu? Itu sebabnya ia sama sekali tidak yakin dengan rekan sesama prajurit. Bila aku saja mengalami perlakuan ini, aku sangat mengerti bila ia berpikir seperti itu. Aku mengerti sekarang. Namun, apa tak boleh bila aku berharap ada keajaiban?" Semua kalimat itu berputar dalam kepala Peri Lala.