"Alisa, mengapa kamu malah sembunyi di belakangku? Ayo, sinilah, berjalan di sampingku saja," titah Ali.
"Mas, aku ... aku pulang lagi saja ya. Aku malu dan juga takut," aku Alisa.
"Kenapa harus malu? Kamu itu kan ga malu-maluin. Haha. Dan kenapa juga kamu harus takut? Keluargaku itu ga akan terkam kamu kok. Haha ..." tawa Ali.
"Ikh ... bukan begitu, Mas. Aku gerogi aja gitu," terang Alisa.
"Ga usah gerogi. Mereka itu kan orang tuaku. Bukan orang tua calon suamimu. Jadi santai saja, hehe," ucap Ali.
'Ish ... tapi aku inginnya mereka jadi orang tua calon suamiku. Aku ingin Kabeer menjadi suamiku. Aku sangat ingin itu'. Batin Alisa.
'Padahal aku inginnya Mamah dan Papah itu jadi calon mertuanmu. Eh, ish ... mikir apa sih aku ini? Kebiasaan deh. Suka aneh-aneh saja'. Batin Ali.
"Iya sih, mereka itu orang tuanya Mas Ali. Tapi kan tetap saja aku gerogi, Mas," cicit Alisa.