Baixar aplicativo
4.3% Menikahi Mertua Mantan Suami / Chapter 19: Cara Menampar orang Kaya

Capítulo 19: Cara Menampar orang Kaya

Nindy menatap wanita di depannya dengan mulut ternganga. Wanita ini merendahkannya.

Berani sekali dia bersikap kurang ajar begitu.

Asal tahu saja ya seluruh isi butik ini sanggup aku beli!

Nindy hanya mengeluarkan kalimat itu di hatinya. Sekalipun Nindy orangnya kasar, serampangan, dan sering menyumpah sendiri tetapi dia tidak pernah mengeluarkan kalimat kasar dan merendahkan orang lain.

"O, berarti saya tidak bisa belanja di sini!" kata Nindy dengan senyum menyesal. Menyesali kalau dia nanti harus memukul wajah karyawati itu sampai merah.

"Iya mungkin lain kali, nona. Pelanggan kami kebanyakan dari kalangan sosialita, artis dan orang-orang terkenal!" karyawati itu membuat pemberitahuan. Nindy tambah jengkel mendengarnya.

"Oh begitu!"

"Begitulah!" kata karyawati itu dengan senyum angkuh.

Pintu kaca terbuka, seorang wanita cantik usia 40-an masuk butik.

"Ada apa?"

"Nyonya Esther...!"

Oh jadi ini Esther Melody? Perancang terkenal itu!

"Nyonya....saya bilang padanya ... gaun-gaun yang di pajang di sini sudah ada yang memesannya!"

Nyonya Esthermengerti maksud karyawan-nya, itu kalimat isyarat mengusir pengunjung butik yang tidak dikehendaki.

Dia melihat Nindy dari atas sampai bawah. Menilainya.

Nindy tidak menyukai dengan tatapannya nyonya Esther. Dia sama dengan karyawati itu, meremehkan Nindy.

"Nona...anda bisa memesan terlebih dahulu, desain yang ingin anda buat, tetapi sebelumnya anda diharuskan menjadi member dulu!" Nyonya Esther berkata sambil tersenyum.

"Oh...berapa biaya menjadi member!" tanya Nindy kalem.

"10 juta!"

"10 juta! Mahalnya!" Nindy kaget. Ini namanya perampokan. Ngapain dia menjadi member butik ini, dia bisa membeli 5 atau sepuluh baju dengan uang sebanyak itu.

Nyonya Esther tersenyum dengan reaksi Nindy. Dia hanya ingin menegaskan kalau wanita ini tidak pantas menjadi pelanggannya.

Nindy menatap Esther Melody dan karyawati-nya. Nyonya dan pelayannya tidak jauh berbeda.

Baiklah! Tidak apa-apa! Nanti dia juga akan memberi tamparan juga ke nyonya yang sombong ini.

"Maaf saya permisi!" Nindy mendorong pintu kaca, dia tak tahan dengan udara pengap di dalam butik itu.

Nyonya Esther Melody dan karyawati-nya menghela nafas lega, mereka terpaksa mengusir pembeli yang tak sanggup membeli.

Nindy menatap butik di depannya.

Butik Elsa Surya! Jadi dia pindah ke sini? Nyonya Elsa Surya perancang senior, dia menjadi perancang sejak usia 15 tahun. Nyonya Elsa Surya perancang langganan Nindy. Di masa lalu sering memesan rancangannya. Nindy kesulitan membeli gaun yang cocok dengan postur tubuhnya. Nyonya Elsa Surya dengan sabar membuatkan gaun yang manis dan anggun untuknya.

Bukankah nyonya Elsa Surya saingannya nyonya Esther?

Bagus! Ini bagus sekali!

Nindy tersenyum senang. Berubah!

Nindy melambaikan telapak tangan ke wajahnya! Dia akan berubah seperti satria baja seperti Film robot zaman dulu.

Awas kamu...nyonya Esther...tunggulah! Jagoan akan beraksi!

Nindy tertawa sendiri, menghibur dirinya sendiri.

***

Nindy melangkah memasuki butik Elsa Surya.

"Selamat siang! Ada yang bisa kami bantu?"

Ah! Kalimat yang menyenangkan sekali! Nindy suka itu.

Seorang gadis cantik menyapa Nindy ramah.

"Nyonya Elsa Surya ada?"

"Ada...ada...ada! Silahkan duduk!" gadis itu menyilahkan Nindy duduk di sofa yang empuk.

Hmm! Begitu seharusnya sikap seorang karyawan butik melayani pelanggan.

Nindy tersenyum, sikap manis gadis ini menghiburnya.

Setelah terhina di toko sebelah, di sini dia di hargai.

"Mau minum apa? Panas atau dingin?" tanya gadis itu dengan wajah sejuk.

"Dingin!" jawab Nindy dengan senyum sejuk pula. Dia memang perlu minuman dingin untuk menyejukkan hatinya yang panas.

"Baik... maaf silahkan menunggu!" gadis itu menelpon nyonya Elsa Surya. "Ada tamu mencari anda, nyonya!"

Gadis itu menyajikan minuman lemon dingin dalam kemasan dan puding enak di piring besar. Menyenangkan. Nindy suka gadis itu. Pelayanan seperti ini berhak mendapatkan tip dari pelanggan.

Perut Nindy sakit, dia belum makan dari pagi.

"Boleh saya habiskan!" tanya Nindy tanpa malu-malu.

"Oh silahkan!" Gadis bernama Inggrid tertawa. Inggris mungkin lupa siapa Nindy.

Terdengar langkah seseorang turun dari lantai dua! Nyonya Elsa Surya rupanya menyewa tempat dua lantai. Jadi dia bisa melayani pelanggan atas bawah.

Nindy berdiri menyambutnya.

"Selamat siang nyonya, saya Nindy!"

"Selamat siang Nindy. Nindy...?" nyonya Elsa Surya sedikit terkejut, dia seakan pernah melihat wanita di depannya.

"Iya saya Nindy....Nindy Nagita Kurniawan!"

'Nindy Kurniawan?!" nyonya Elsa Surya kaget, begitu juga gadis yang bernama Ingrid, dia melongo. Tak percaya.

"Nona Nindy Nagita Kurniawan! Benarkah? Ini kamu? Oh tidak...!" Nyonya Elsa Surya tak percaya.

"Benar nyonya...saya Nindy...Nindy gendut!"

"Oh Tuhan! Nindy...Nindy...apa yang terjadi padamu? Kamu berubah! Berubah sangat cantik! Ya Tuhan!" Nyonya Elsa Surya memeluk Nindy.

"Nindy...Nindy apa yang terjadi padamu? Ku dengar kamu di penjara!" nyonya Elsa Surya tak memberi kesempatan Nindy menjawab. Dia terus memeluk Nindy. Wanita itu sudah tahu apa yang menimpa Nindy.

"Saya sudah bebas nyonya, beberapa bulan yang lalu. Dan hasilnya...saya berubah!" Nindy tertawa.

"Hahaha...baiklah! Apa yang bisa lakukan untukmu!" Nyonya Elsa Surya sangat gembira, dia tidak melepaskan tangan Nindy. Padahal Nindy sangat ingin memakan puding dingin di meja.

"Boleh saya makan puding ini nyonya? Kebetulan saya belum sempat makan!" kata Nindy tanpa malu-malu. Nyonya Elsa Surya tertawa, dia ingat kebiasaan Nindy, yang suka makan banyak.

'Bagaimana...apa yang kamu perlukan?"

"Saya ingin ganti kostum!"

"Hahaha! Nindy... Nindy...kamu masih suka bercanda!"

"Saya tadi dari sawah langsung ke sini...gak taunya lihat butik ini...jadi saya langsung masuk aja!" kata Nindy sambil tertawa, dia tidak cerita kisah sedih yang di alaminya di toko sebelah.

Biarlah! Itu akan menjadi drama dia selanjutnya! Nindy tersenyum manis.

Nyonya Elsa Surya gembira, Nindy baik-baik saja! Tidak gampang kan melalui hari-hari setelah terpuruk?

**

"Saya perlu busana casual yang anggun!"

"Hahaha...dengan tubuh begini, busana apapun cocok di tubuhmu!" nyonya Elsa Surya tertawa.

"Inggrid...ambilkan busana itu!"

"Baik, nyonya!"

"Saya juga perlu sepatu, tas tangan dan aksesoris!' kata Nindy sambil menunjuk beberapa sepatu koleksi butik itu, sepatu merek terkenal dunia. Nyonya Elsa Surya sengaja membeli produk sepatu dan berkualitas setiap pergi ke luar negeri, sekedar untuk menyenangkan pelanggan butiknya agar tidak repot-repot ke toko lainnya. Dia memang cerdas.

Nindy jadi betah berlama-lama di butik itu.

"Boleh saya melihat tas itu juga!" Nindy menunjuk tas yang di letakkan di lemari kaya yang mewah.

"Hahaha...apapun untukmu nona...!' sahut Inggrid tertawa senang. Dia tidak menyangka wanita besar itu menjelma menjadi seorang putri yang cantik. Luar biasa! Nona Nindy menginspirasi sekali!

Nindy sudah mendapatkan busana casual pilihannya, berikut sepatu dan tas cantik yang cocok dengan gaya busananya.

"Saya minta kemaskan semua gaun dan sepatu yang saya pilih!" Nindy memborong.

"Baik!" Inggrid bergerak cepat, hari ini butik ini menerima pelanggan yang luar biasa. Hampir semua gaun terbaik di beli oleh Nindy. Nindy juga memborong tas dan sepatu, lengkap dengan aksesoris.

Lihatlah cara menampar orang kaya! Nindy akan menghajar dua wanita di toko sebelah dengan memborong di butik nyonya Elsa Surya saingan nyonya Esther Melody.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C19
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login