"Iya, Emily ... ini aku ..."
Kata-kata itu perlahan terlontar dari mulutku. Aku ingin mengetahui reaksinya. Aku harus siap sekalipun reaksi yang dia berikan padaku mungkin saja akan menyakiti hatiku. Aku menatap lurus ke arah mata Emily, air matanya tidak berhenti mengalir. Lalu tindakannya setelah itu benar-benar mengejutkanku sekaligus membuatku sangat lega. Dia memelukku dengan sangat erat sambil mengelus-elus punggungku.
"Elliot ... kau ... bodoh ... bodoh ... bodoh ... bodoh ... bodoh ... bodoh ... BODOOOOOH!!!"
"Ke-kenapa karena aku diam seperti ini, kau jadi menganggapku bodoh?" tanyaku karena dia baru saja mengumpatiku.
"Karena kau memang bodoh!!!"
Emily melepaskan pelukannya padaku dan dengan jari-jari mungilnya dia menyentuh luka-luka di wajahku.