Baixar aplicativo
1.9% BULAN DAN BINTANG. / Chapter 7: surat perjanjian.

Capítulo 7: surat perjanjian.

Perjanjian selama pernikahan.

- Dilarang cemburu saat suami dekat dengan wanita lain.

-Dilarang membantah permintaan suami.

-Dilarang tidur satu ranjang dengan suami.

-Dilarang menyentuh barang-barang pribadi suami.

-Silahkan melakukan apapun asal tidak membuat suami susah.

-Dilarang keluar dengan pria lain tanpa ijin suami.

-Selalu meminta ijin setiap melakukan apapun.

-Dilarang ikut campur urusan saya.

****

"Maaf maksudnya apa ini?" tanya Bulan saat bintang sampai di dalam kamar.

"Apa lo nggak bisa baca?" Bintang membalas pertanyaan Bulan.

"Aturan macam apa ini?" wajah Bulan menjadi merah padam.

"Lo keberatan?" sahut Bintang dengan melepas jas dan sepatunya.

"jelaslah, aturan ini menguntungan Lo aja. mana ada Lo bebas dengan siapa ja sedangkan gue nggak boleh." Bulan melempar kertas perjanjian itu ke arah Bintang.

"Terserah," ucap Bintang sembari meninggalkan Bulan yang masih berdiri di tempat yang sama.

Bintang sedang mandi, sedangkan Bulan duduk di sofa yang ada di dalam kamar tersebut. Hingga beberapa menit kemudian Bintang keluar dengan balutan handuk jubahnya.

"Gini ya, kalau untuk tidak cemburu terserah aku nggak peduli, untuk tidak tidur seranjang juga nggak masalah, dan untuk tidak menyetuh barang-barang pribadimu aku juga nggak keberatan, tapi untuk tidak keluar dengan teman dan selalu meminta ijin itu sangat buat aku tertekan," bulan memelas di sofa dengan wajah yang sedih berharap di hapusnya semua aturan itu.

Bintang yang keluar dari ruang ganti tidak menghiraukan ucapan Bulan. Bulan segera menghadang Bintang saat melihat Bintang hendak keluar kamar.

"Minggir!" bentak Bintang saat langkahnya di hentikan oleh Bulan.

"Kenapa?" bulan menantang dengan berdiri tegap di hadapan pintu kamarnya.

Bintang tidak menghiraukan Bulan, ia mendorong Bulan hingga sempoyongan dan meninggalkan Bulan begitu saja.

Waktu menujukkan pukul 18:00 bulan merasa bosan dengan suasana kamar Bintang. ia segera mengganti sandalnyad dengan sepatu dan menggunakan jaket jeansnya, saat menuruni tangga ia bertemu dengan bu mina. Bulan hanya berkata ingin bertemu dengan temannya, saat keluar dari rumah tidak nampak mobil Bintang, Bulan segera memesan ojek online dan menunggunya di depan gerbang utama.

"Mbak Bulan?" tanya driver ojek saat berhenti di depan bulan.

"Iya pak." Bulan segera meminta helm bergaris hijau. Bulan menuju sebuah cafe yang cukup ternama di jakarta, perlu 30 menit untuk menuju cafe tersebut.

Walaupun tidak weekend jalan raya relatif ramai lancar, hingga tanpa Bulan sadari ojek yang ia tumpangi sudah berhenti di depan cafe tersebut.

"Terima kasih, pak." Bulan memberikan ongkos dan segera memberikan rate terbaik untuk driver ojek tersebut.

Bulan memasuki area parkir cafe jingga berderet motor dan mobil tertata rapi, dari luar cafe terlihat muda mudi sedang menikmati kebersamaan bersama pasangan dan teman. dan saat masuk di sambut ramah dengan karyawan cafe yang cantik.

"Selamat datang di cafe jingga." karyawan tersebut memberi salam setiap pengunjung yang datang. Bulan mencari tempat duduk yang dekat dengan jendela dan di ikuti oleh karyawan lain dengan menyodorkan daftar menu.

"Silahkan kak," ucap karyawan cafe jingga.

"Mau ini sama ini ya." Bulan menunjuk tulisan enoki crispy dan cappucino late.pelayan cafe segera kembali untuk membuay pesanan Bulan.

Bulan menunggu dengan santai melihat sekeliling dan menikmati live music yang di sajikan oleh pihak cafe Jingga.

Namun kenikmatan Bulan berhenti saat melihat segerombol pria dengan dua wanita memasuki cafe jingga.

"Bintang!" batin Bulan. Bulan mencoba setenang mungkin mencoba pura-pura tidak melihatnya.

Bintang dan teman-temannya memilih duduk yang hanya berjarak tiga meja ke samping, Bulan bersikap setenang mungkin. "Sial! merusak suasana aja tu orang," umpat Bulan dalam hati.

"Silahkan." pelayan cafe menyodorkan pesanan Bulan. Bulan membalas dengan senyuman.

Bulan menikmati hidangannya dengan memainkan ponsel dan sesekali melihat sekeliling terutama pada tempat duduk Bintang dan teman-temannya. namun betapa kagetnya saat Bulan menoleh ke arah mereka salah satu teman Bintang menatap tajam ke arah Bulan, Bulan segera mengalihkan pandangannya.

****

Bintang bersama teman-temannya sedang menyambut kedatangan salah satu temannya yang baru datang dari singpore, David adalah teman Nathan, Raka dan Bintang sejak duduk di bangku SMA, namun mereka berpisah saat di bangku kuliah, Bintang kuliah di swiss, Nathan dan Raka tetap di Indonesia dan David di singapore sekaligus menjadi dosen muda disana, namun kali ini Raka harus menemani Pak Anas ke luar kota.

David terkenal selalu bisa membuat wanita jatuh hati padanya, dan kebetulan ia melihat Bulan yang duduk sendiri.

"Than, liat cewek itu." David menujuk ke arah Bulan, dan Nathan menoleh ke arah yang di tunjukan oleh David.

Nathan menepuk bahu Bintang dan menujukkan apa yang ia dan David lihat.

"Guys, gue bakal bikin cewek itu mau sama gue." ucap David.

Nathan dan Bintang saling memandang, tapi belum sempat Nathan mencegah David sudah berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Bulan.

"Bin, lo nggak cegah dia?" bisik Nathan.

"Biarin, gue juga nggak peduli." Bintang mengalihkan pandangannya ke arah teman wanita yang di bawa oleh David.

"Kalau Lo nggak mau nikah sama dia, harusnya bilang sama bokap lo, kasihan dia terikat hubungan tapi nggak jelas." tutur Nathan, namun tidak di hiraukan oleh Bintang.

Bintang melihat aksi David dengan duduk di antara dua wanita dan menghadap ke arah Bulan.

****

"Boleh gabung?" tanya David basa-basi untuk memulai pembicaraan.

Bulan tidak segera menjawab ia melihat ke arah Bintang yang duduk bersama teman wanitanya.

"Ya silahkan." Bulan memeperbolehkan David duduk di sampingnya.

"Aku David, kamu?" David menyodorkan tangannya.

"Bulan."

"Nama yang bagus, seperti orangnya." bulan hanya tersenyum mendengar perkataan David.

"Sendiri?"

"Iya."

Percakapan Bulan dan David semakin akrab, sesekali Bulan melirik ke arah Bintang yang masih memantaunya, begitu pula David sesekali memberi kode dengan kedipan mata ke arah Nathan dan Bintang.

'Lo kira lo aja yang bisa bikin permainan, gue juga.' batin Bulan saat melirik sinis kearah Bintang.

Namun semua di luar dugaan Bulan, David yang terbiasa hidup bebas di singapore dan terbiasa menaklukan wanita memandang Bulan sama seperti wanita yang lain.

David menggeser tempat duduknya dan melakukan rayuan-rayuan mautnya, David mulai sesekali memegang tangan Bulan dan sesekali menepuk bahu Bulan. dan hal itu membuatnya tidak nyaman.

"Em... David sudah malam aku mau balik dulu." Bulan begegas berdiri namun tertahan oleh David yang duduk di sampingnya dan memegang tangannya secara tiba-tiba reflek Bulan menarik tangannya.

Nathan dan Bintang hampir menghampiri David saat melihat tingkah David yang mulai bar lebihan, Namun Bulan berhasil pergi sebelum Nathan dan Bintang datang.

Namun bukan David jika dia menyerah, David kembali ke meja Bintang mengambil kunci mobil dan mengejar Bulan.

Bersambung ...


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C7
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login