Rafael tak ingin membuang waktu, begitu kelimanya lumpuh, Rafael membuang pisau besar itu dan menghampiri Jasmine.
"Jasmine!! Jasmine!!" Rafael menepuk wajah Jasmine yang begitu pucat, jangan sampai wanita itu tak sadarkan diri.
"El …" lirih Jasmine tanpa tenaga.
"Ayo, Jas!! Kita pulang." Rafael menggendong Jasmine dan membawanya ke arah motor trail.
"Perutku sakit sekali, El." Keluh Jasmine, ia terus mengeryit kesakitan. Alisanya sampai tertaut.
"Apa kau bilang?" Rafael terperanjat, jangan bilang kandungan Jasmine keguguran.
"Sakit sekali, El." Rintih Jasmine, darah mengalir dari balik roknya.
"Tidak …" Rafael terbelalak mendapati ada cairan merah yang mengalir dari antara selangkangan Jasmine. Meski tidak banyak namun adanya cairan merah pekat itu mengindikasikan adanya ketidak normalan pada kandungan Jasmine.