Hilman membawa dua istri dalam satu mobil. Awalnya Laila bermaksud untuk menelpon Seruni. Namun saat memegang ponsel dan menata layarnya, ia merasa pusing. Maka ia urungkan niatnya. Hilman menyerahkan ponselnya padanya agar di belakang tidak kesepian. Namun bukan kesepian yang dikhawatirkan oleh Laila. Ia hanya rindu dengan semua. Ia tidak bisa menahan rasa bahagia ketika ia akan pulang kembali ke desa Wanadadi.
"Kamu lurus terus sampai di belokan, Mas. Nanti habis ini, kita masuk ke jalan besar. Dan, eh, apa sudah mengisi bensin?" tanya Eva yang baru mengingat kalau mobil itu sudah lama tidak diisi bensinnya.
"Aduh, kenapa malah jadi lupa begini? Sungguh aku tidak mengingat itu, Eva. Kamu tunjukan ke mana pom bensin terdekat!" Hilman tidak mau mengambil resiko. Apalagi kalau sampai kehabisan bensin di saat tidak menemukan pom bensin di tempat terdekat.