Arumi melihat Laila yang panik tapi Arumi tidak mempermasalahkan itu. Ia malah tersenyum agar tidak terlihat sedang apa-apa. Justru karena senyuman Arumi membuatnya lebih panik lagi.
"Ya Allah, Mbak. Kamu sebenarnya sakit apa, sih? Kok kamu sampai berdarah gitu, sih? Apa kamu keguguran, Mbak?" Karena panik, Laila banyak berpikir. Ia tidak tahu wilayah desa Lembarong dan tidak tahu seluk beluknya. Kalau ia keluar pun takutnya ada orang yang mengerumuni kembali.
"Mbak nggak apa-apa, Laila. Kenapa kamu harus panik begitu? Mbak nggak hamil, masa harus keguguran, sih? Eh, apa jangan-jangan kamu yang lagi hamil, yah?" tanya Arumi dengan tenang dengan masih berbaring.
"Eh, Ya Allah, aku nggak lagi hamil, Mbak. Insya Allah kalau dikasihi, aku sudah siap dan nggak akan menolak, Mbak. Eh, kan aku lagi membahas, Mbak Arumi. Sebenarnya Mbak sakit apa? Kok itu roknya ada darah juga. Terus di lantai dapur aku lihat darah."