"Kamu memikirkan apa, Laila? Sepertinya kamu begitu senang dengan pemikiran kamu, itu?" selidik Hilman. Ia menatap Laila intens.
"Ada apa, Mas? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Laila polos. Ia mengusap wajahnya dengan tangan kanannya. Ia tidak tahu ada apa. Apa maksud Hilman sebenarnya.
"Kamu banyak berpikir! Coba katakan, apa yang ada di kepalamu ini!" tunjuk Hilman pada kening Laila.
"Enggak kok, Mas. Aku hanya merasa bersalah jika memikirkan kakek. Beliau yang merawatku sejak kecil. Tapi aku tidak bisa membalas kebaikannya," tutur Laia.
"Ya sudah ... nanti kita coba tanya kakekmu, apa yang beliau inginkan. Kalau bisa, aku akan membantumu."
"Terima kasih, Mas. Eh, sepertinya sekarang giliran kita masuk, Mas," tandas Laila. Karena Laila melihat wanita hamil tadi sudah keluar dari dalam.
Hilman dan Laila masuk ke dalam ruangan. Di sana mereka bertemu dengan dokter wanita. Hilman mengatakan kondisi Laila dan sang dokter pun mengerti dan memeriksa kaki Laila.