Seruni menghampiri Raisya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ia baru menyadari Raisya yang sedang mengalami anemia. Dokter yang ditemui mereka siang hari, berbeda dengan yang barusan memeriksa Raisya. Itu yang Seruni tidak tahu mengapa.
Saat ini Raisya sudah mendingan karena mendapatkan perawatan yang intensif.
"Mama," lirih Raisya pada Seruni. Ia masih sedikit pusing dan jantungnya masih berdetak cepat. Badannya yang tadi sangat lemas, kini sudah bisa menggerakkan tangannya dengan lebih baik.
"Kamu gimana, Sayang?" Seruni memeriksa keadaan anaknya dengan mengecek suhu di keningnya.
"Ma, aku kena anemia, bukan demam," ketus Raisya. Ia mengangkat tangan Seruni lalu menyingkirkannya.
Raisya memegangi kepalanya lalu duduk dengan dibantu oleh Seruni. Seruni dengan sabar membantu Raisya.