Saat kupejamkan mataku, aku berharap keajaiban akan memeluk hatiku yang teramat kesepian. Setiap malam aku seperti serigala yang melolong pada bulan, seolah memaksa rembulan untuk mendengarkan lolongan kerinduanku pada Anna.
Ya benar, Anna Weber
Gadis yang amat kucintai hingga keterdalam hatiku.
Yang kurindukan
Dan amat sangat kuinginkan…
Tapi seseorang memisahkan kami. Seseorang yang juga tidak kami ketahui.., Anna menghilang entah kemana. Aku terus meyakinkan diriku bahwa Anna masihlah hidup dan sedang berada dalam kesulitan. Disetiap mimpi dalam tidurku, kadang kala aku melihat Anna menangis di tengah jembatan Rendsburg atau tertawa di antara taman bunga di Gartenreich.
Aku menjambak rambutku di atas tempat tidur, seketika perasaan tidak tenang merayapiku, mataku bergulir kesana kemari dengan gelisah, aku berkeringat dan merasakan sebuah ketegangan. Dengan tergesa gesa, aku pun membuka laci laci pada nakas, mengacak ngacak barang barang didalamnya untuk mencari sesuatu.