Calvino langsung mengangkat sudut bibirnya. "Good." Saya yakin bahwa kau tidak akan mengecewakan. Selama ini kerjamu sangat bagus dan memuaskan. Lanjutnya dalam hati.
--
Semenjak kepergian Kiara dari mansion telah membuatnya uring-uringan. Bahkan hal kecil saja langsung menyulut emosi seorang Calvino Luz Kafeel.
Saat ini dia tengah menyandarkan sebelah tangan pada dinding kaca dengan menatap lurus ke depan. Sama sekali tidak ada yang menarik di depan sana, akan tetapi sepasang manik coklat masih saja mengunci ke arah yang sama.
Bayang akan Kiara kembali berputar-putar dalam benaknya bagai kaset rusak. "Arrgghh, sial, sial, sial." Memukulkan tangannya ke dinding. "Seharusnya dari awal aku sadar bahwa wanita licik itu telah membodohiku." Desisnya dengan mengepalkan kedua tangan hingga buku-buku jari memutih.
Hai, guys!! Terima kasih ya masih setia menunggu kelanjutan dari cerita Calvino. Dukung selalu dengan memberikan power stone atau komentar. Peluk cium for all my readers. HAPPY READING !!