Mendengar orang yang memanggil itu bulanlah Larasati, akhirnya Larisa membuka matanya secara perlahan-lahan.
"Larisa, kamu kenapa?"
"Eh, Bu Tyas," tukas Larisa yang kaget.
Dan Tyas pun tersenyum melihat ekspresi Larisa.
"Kamu kenapa, kok merem-merem begitu?" tanya Tyas.
"Ah, tidak hehe," Larisa pun menggaruk-garuk kepalanya karna merasa bingung harus menjawab apa.
"Larisa, bisa ke ruangan Ibu sekarang ya," ajak Tyas.
"Em ... saya?" Larisa menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, siapa lagi. Ayo!" Tyas menggandeng tangan Larisa, "ada sesuatu yang ingin saya bicarakan," pungkasnya.
'Bu Tyas ingin bicara apa kepadaku, apa tentang Larasati, atau tentang Brian yang kemarin sempat ku cekik lehernya?' batin Larisa bertanya-tanya.
"Ayo, sudah jangan melamun!" tukas Tyas sambil menarik tangan Larisa.
Dan setelah sampai di ruangan Tyas, Larisa merasa deg-degan, dan takut akan mendapat maslah seperti yang sudah-sudah ketika di panggil oleh Bu Amara.