Hahaha... tentu saja Aleta hanya perlu main percaya, kan? Toh Lucas memang membawa pulang Aleta ke rumah Hendra dan Maharani. Anehnya, sejak Aelta pulang... pelayan-pelayan yang ada di rumah tunduk kepada perkataan Lucas.
Mn... mungkin karena suara Lucas sangat dan memiliki kekuatan magis saat memerintah? Benar-benar lucu sekali.
Aleta pun terbius saat Lucas membisikkan sesuatu di telinganya.
"Aleta, rileks..." kata Lucas. Suaranya sungguh bisa membuat bulu kuduk sekujur tubuh berdiri. Lelaki itu mengeluarkan keperkasaannya sebentar untuk memperbaiki posisi tubuh Aleta di atas tumpukan dua bantal itu. Dia mengumpat. Mungkin karena Aleta terlalu lemah malam ini... jadi bahkan saat membuka kedua kaki gadis itu lagi, mood-nya terkuras ke dalam presentase nol persen. "Jangan tutup matamu dulu—shit! Ini bahkan baru setengah jalan..."
"Ahhh... I-Iya, Lucas..."
Aleta lebih dari sadar, baha saat itu… dia hanyalah wanita pemuas bagi Lucas di rumah ini. Bukan lagi Nona Muda atau anak dari konglomerat yang sudah meninggal. Hanya pelacur. Hanya lubang nikmat yang digunakan Lucas untuk bermain-main dengan kata 'Cinta'-nya.
"Bagus. Tetap buka matamu selama yang kau bisa. Aku ingin melihatnya."
Padahal Aleta tidak bisa melihat. Dan apa yang dia rasakan pasti hanya hampa selain kegilaan sensasi selama berhubungan seksual seperti itu. Kata Lucas, mata buta Aleta cantik. Sebab yang dulunya berwarna hitam bening kini sudah berubah menjadi agak abu-abu keputihan. Sungguh luar biasa sekali.
Waktu masih terus berjalan. Seperti biasa, mereka akan bermain-main dengan waktu dan menerima segalanya daripada semakin hari semakin hilang kewarasan.
Jujur, Aleta sungguh merasa tidak pantas. Sebab jika orang lain tahu tentang kondisinya, mereka pasti mengumpatinya menjijikkan dan tak berguna. Namun, Aleta berani bertaruh... jika siapa pun menggantikan posisinya, mereka akan tidak berdaya juga.
'L-Lucas... Lucas!" jerit Aleta begitu dirinya merasa sudah sangat terkuras habis. Kenapa? Sebab ini sepertinya lelaki itu mengeluarkan cairan basahnya tepat di luar jalan masuknya. Hei, apa dia tidak lelah? Mengapa meski sudah terpuaskan... Masih saja menciumi mata, hidung, bibir, dan dadanya seolah-olah serigala kelaparaN? Apa yang tadi-tadi masih belum cukup juga? Rasa-rasanya bahkan benda panas itu sudah menegang lagi dan mengintip lembut di depan jalur milik Aleta yang masih berkedut-kedut.
Ahhh... apa Aleta mesum dalam menggambarkan kegiatan bercintanya dengan Lucas?
Atau lebih mesum lagi jika Aleta membayangkan wajah aktor FTV favoritnya juga selama disentuh tangan-tangan ahli itu?
Apa dirinya berlebihan?
Ahh... Aleta tidak tahu lagi. Yang pasti apapun isi pikiran kalian, Aleta siap-siap saja menerima segala komentar buruk.
"Apa?" tanya Lucas. Dengan nafas yang masih berat lelaki itu mengecup belahan bibir Aleta yang masih terbuka. "Kenapa? Ini bahkan belum ada jam 11!" katanya dengan nada agak kesal.
Uwu... makasih dah baca