"Zen!"
"Hem."
"Tadi, aku bicara dengan papamu. Dia ingin kita segera menikah. Bagaimana menurutmu?"
Zenita tak bersuara. Bibirnya mengatup rapat dan tidak ingin membahas pernikahan. Ia masih belum bisa menyanggupi permintaan ayahnya.
Sultan menarik napas dalam-dalam. Gadis itu pernah mengalami kejadian buruk karena laki-laki. Traumatis yang dideritanya memang masih membekas.
"Maaf, Mas," ucapnya pelan.
Laki-laki itu keluar dari kolam. Pergi membilas tubuhnya di dalam kamar mandi. Mereka berendam di kolam yang sama, tapi duduk berjauhan.
Mungkin orang-orang berpikir mereka adalah pasangan bulan madu karena memesan ruang VIP tanpa sekat. Yang mereka tidak tahu, Zen dan Sultan tidak berendam dengan keadaan polos. Sultan memakai celana boker yang menutup bagian bawah, sedangkan Zenita memakai tanktop dan celana pendek.